PT Angkasa Pura I mengatakan Bandara Internasional Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah melayani 3,56 juta penumpang sejak beroperasi penuh pada 29 Maret hingga 24 Agustus. Dalam periode enam bulan tersebut, Bandara Kulon Progo telah melayani 4.193 penerbangan. Best Profit
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan penerbangan tersebut terdiri dari 2.185 penerbangan dengan total 325 ribu penumpang keluar DIY. Sedangkan, jumlah pesawat yang mendarat sebanyak 20.336 penerbangan dengan 3,03 juta penumpang. Bestprofit
"Meski masa pandemi, jumlah pengguna Bandara Internasional Yogyakarta cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari jumlah penumpang pada Agustus ini sebanyak 94 ribu," jelas Fahmi dikutip dari Antara, Jumat (28/8).
Bandara Kulon Progo telah disinggahi sejumlah pesawat domestik maupun internasional. Maskapai yang melayani penerbangan domestik meliputi Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Batik Air, Air Asia Indonesia, dan Sriwijaya Air. Kemudian pesawat yang melayani penerbangan internasional, yakni SilkAir dan AirAsia dengan tujuan Singapura dan Kuala Lumpur. PT Bestprofit
Selain itu, Bandara Kulon Progo dapat didarati pesawat besar jenis Boeing 777 dan Airbus. Jadi, penerbangan luar negeri bisa langsung mendarat tanpa harus transit di Bandara Soekarno-Hatta atau Bandara Ngurah Rai, Denpasar. PT Bestprofit Futures
Faik juga memaparkan dampak positif pembangunan Bandara Kulon Progo kepada ekonomi daerah. Kehadiran bandara ini mampu menaikkan pertumbuhan ekonomi Kulon Progo dan Yogyakarta signifikan.
Pada 2018, pertumbuhan ekonomi Kulon Progo hanya berkisar 5,2 persen. Namun, pada Juni 2019, pertumbuhan ekonomi langsung melesat ke 10,84 persen setelah bandara beroperasi.
Selain itu, lanjutnya, kehadiran bandara mampu mendukung pengembangan pariwisata dan potensi daerah lain. Pasalnya, posisi bandara sendiri sangat strategis, yaitu berada di tengah Pulau Jawa."Pada masa pandemi covid-19, keberadaan bandara mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Kulon Progo ke arah positif," katanya.
Tak hanya itu, Angkasa Pura I juga menyediakan area tenant untuk UMKM seluas 1.500 meter persegi di dalam terminal yang mampu menampung 300 UMKM. Di luar terminal, AP I juga menyiapkan area seluas 880 meter persegi pada Gedung Penghubung yang dapat mengakomodir 170 UMKM.
"Ini merupakan komitmen kami untuk terus membangkitkan produk UMKM agar mampu bersaing dengan produk-produk internasional khususnya di Bandara Internasional Yogyakarta," jelasnya.