Pemerhati anak, Siti Sapura meminta Polda Bali serius mengusut kasus paedofil anak di sebuah asrama di Bali. Perempuan yang biasa disapa Ipung menyontohkan kasus paedofilia yang dilakukan Robert Andrew Fiddes Ellis.
"Pada saat aktivis ini tidak berani melapor saya telepon Kasubid 4 Polda Bali, bisa nggak Polda Bali itu turun tangan jangan tunggu kami melapor, karena apa, dokumen semua korban ada di rumahnya Prof Suryani karena dialah yang melakukan assestmen korban dan pelaku, GI sebagai pelaku ini harusnya dikejar. Jadi nggak harus menunggu kami harus lapor nggak bisa ini masalah besar buat Bali atau investigasi dong. Kasusnya Robert Ellis dulu investigasi kok," kata pemerhati anak Siti Sapura usai beraudiensi dengan istri Gubernur Bali Putri Koster di Wisma Sabha Utama, Denpasar, Senin (28/1/2019) malam.
Perempuan yang biasa dipanggil Ipung itu mengaku kesulitan untuk mengumpulkan barang bukti baru untuk mengungkap kasus dugaan paedofilia di sekolah asrama tersebut. Dia khawatir jika tak diungkap maka akan banyak anak-anak yang menjadi korban.
"Kita akan berjuang dengan berita yang lama, saya yakin paedofil itu nggak akan berhenti melakukan itu karena itu orang sakit, sampai saat inipun sekolah tersebut masih menerima anak-anak dari Karangasem untuk ditampung di panti asuhan itu. Saya sempat nyanggong di situ bahkan sya sempat bicara sama orang tetangganya mereka tutup mulut. Berapa anak yang ada di dalam, kita nggak akan pernah tahu, tim Polda Bali yang bisa masuk ke dalam," urainya.
Di lokasi yang sama, Putri Koster mengungkapkan keprihatinannya soal kasus paedofilia yang masih belum diketahui masyarakat awam. Dia pun berjanji bakal menyosialisasikan tentang bahaya paedofilia ini melalui tim penggerak PKK hingga tingkat desa.
"Sekarang ini memang pemberitaannya nggak ada tapi sebagai ibu tetap merasa khawatir jangan-jangan tenang di permukaan tapi kenyataanya kita tidak tahu. Makanya tugas ibu sekarang turun, ikut mengedukasi, menginformasikan 'apa sih itu paedofil?' namanya keren dan asing tapi ibu-ibu di pedesaan pelindung putra-putrinya yang jadi sasaran tidak tahu," ujar Putri Koster.
"Makanya ibu banyak minta masukan-masukan baik dari LSM perempuan dan pecinta anak, PPAD yang seperti itu itu ibu minta ilmunya, lalu ibu ikut sebagai ketua tim penggerak PKK bersama ibu-ibu PKK dari provinsi sampai tingkat desa turut mencerahkan, menyosialisasikan bahwa hati-hati ibu bila ada tanda-tanda seperti ini di masyarakat itu tanda-tanda paedofil sudah menyerang di keluarga anda, perhatikan anak-anak kita. Hati-hati nanti korban bisa jadi pelaku, itu yang harus kita antisipasi. Niki tanggung jawab, kita bersinergi semua komponen masyarakat," sambungnya.
Pertemuan di rumah dinas Gubernur Bali itu juga dihadiri tiga pemerhati anak lainnya yaitu I Wayan Setiawan, Ria Olsen, dan Dwitra J Ariana. Mereka berharap kasus dugaan paedofilia di sekolah asrama di Klungkung ini bisa ditindaklanjuti supaya menjadi terang.