Tampilkan postingan dengan label Jokowi Singgung UU Ciptaker dan Ekonomi Hijau. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jokowi Singgung UU Ciptaker dan Ekonomi Hijau. Tampilkan semua postingan

Kamis, 26 November 2020

Di KTT G20, Jokowi Singgung UU Ciptaker dan Ekonomi Hijau

 Presiden Joko Widodo menyinggung soal peran UU Cipta Kerja (UU Ciptaker) Omnibus Law untuk mendorong ekonomi hijau dan membuka lapangan kerja baru pada Sesi II Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20Best Profit

Sebab, menurut Jokowi, World Economic Forum menyebut potensi ekonomi hijau punya peluang bisnis sebesar US$10,1 triliun dan 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga tahun 2030. Bestprofit

Inisiatif ekonomi hijau menurut Jokowi telah dimulai di Indonesia antara lain memanfaatkan biodiesel B-30, menguji coba green diesel D100 dari bahan kelapa sawit dan menyerap lebih dari 1 juta ton sawit produksi petani, serta memasang ratusan ribu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di sektor rumah tangga.

"Proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru sekaligus berkontribusi pada pengembangan energi masa depan," kata Jokowi dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, seperti dikutip dari pernyataan resmi, Minggu (22/11). PT Bestprofit

Di samping itu, Undang-Undang Cipta Kerja yang baru disahkan parlemen juga memberikan kepastian terkait persyaratan izin lingkungan, analisis dampak lingkungan, dan pembentukan dana rehabilitasi lingkungan.

"Undang-Undang ini juga memberikan perlindungan bagi hutan tropis, sebagai benteng pertahanan terhadap perubahan iklim. Ini adalah komitmen Indonesia," tegasnya. PT Bestprofit Futures

"Hal ini bisa diwujudkan jika terdapat visi besar, aksi besar, dan perubahan besar. Big vision, big action, and big transformation," kata Presiden Joko Widodo.Selain itu, Jokowi juga menyebut soal pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Menurut Jokowi, pemulihan ekonomi dari pandemi hanya bisa diwujudkan jika terdapat visi, aksi, dan perubahan besar.

Sejalan dengan tema pertemuan, Presiden menuturkan bahwa pascapandemi Indonesia ingin membangun ekonomi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan tangguh. Untuk itu, pembenahan fundamental mutlak dilakukan.