Belakangan
ini heboh video balita yang 'dicekoki' minuman dalam kaleng bir. Memang belum pasti apa benar berisi bir atau
sudah diganti dengan isian lain seperti air, namun ini cukup membuat netizen
geram.
Kehebohan
netizen melihat video balita yang diduga meminum minuman beralkohol tak
mengherankan. Jika memang benar anak yang ada dalam video tersebut diminumkan
minuman mengandung alkohol, risikonya tak bercanda.
Ini
dijelaskan oleh dr Laurentya Olga, MPhil, dokter pemerhati anak dan PhD
research fellow di University of Cambridge. Kepada detikHealth, ia
menjelaskan konsumsi minuman beralkohol, termasuk bir, sangat berbahaya untuk
bayi dan anak. Karenanya ibu hamil dan ibu menyusui pun dianjurkan untuk tidak
mengonsumsi alkohol.
"Konsumsi
alkohol pada bayi dan anak dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Efek jangka pendek yang dapat langsung terjadi adalah peningkatan kadar hormon
insulin dalam darah sehingga menyebabkan hipoglikemia atau rendahnya kadar gula
dalam darah. Gejalanya pusing, kejang, hingga tidak sadarkan diri," lanjut
dr Olga.
Alkohol juga
mempengaruhi sistem saraf pusat yang mana pada anak membuat ini menjadi lebih
rentan. Pada dosis yang fatal, ini dapat menyebabkan penurunan frekuensi napas
dan denyut jantung hingga kematian.
"Pada
anak, ini bahaya sekali karena alkohol diabsorbsi cepat di lambung dan masuk ke
aliran darah. Konsumsi yang sedikit (misal tidak sengaja tertelan) pun dapat
berbahaya untuk anak karena rentang toleransi anak pasti lebih strict dibanding
orang dewasa,"
Menurut
dr Olga, ini dikarenakan berat badan bayi dan anak masih lebih rendah dibanding
orang dewasa sehingga rasio alkohol yang dikonsumsi per berat badan jadi lebih
besar, efeknya pun lebih besar.
"Terlebih,
pada bayi terjadi perkembangan otak yang begitu signifikan. Konsumsi alkohol
juga dapat mengganggu hal ini sehingga dalam jangka panjang dapat menyebabkan
gangguan perkembangan otak hingga disabilitas," tandasnya.
Pendapat
senada juga dijelaskan oleh Monica Sulistiawati, MPsi, Psikolog, dari Personal
Growth. Ia menuturkan konsumsi alkohol dapat menghambat perkembangan otak,
terlebih jika diberikan pada anak di bawah usia 5 tahun yang dalam tahapan
golden age untuk tumbuh dan kembang.
"Hambatan
pada perkembangan otak ini dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan intelektual
dan emosional. Jadi karena ini diberikan kepada anak batita atau balita, kita
tidak membahas lagi tentang apakah si anak akan jadi terbiasa atau tidak, tapi
lebih kepada bahaya yang mengancam kelangsungan hidup si anak sepanjang
hidupnya," jelas Monica.
Sebagai
tambahan, Monica menekankan bahwa 'dead is dead', ketika otak tidak berkembang
optimal maka seterusnya cacat, tidak bisa diapa-apakan. Ini akan dibawa seumur
hidup si anak.