Laporan hasil penyelidikan Indonesia mengenai kecelakaan Lion Air
Boeing 737 Max itu baru akan dirilis secara resmi bulan November. Namun
harian Wall Street Journal (WSJ) hari Minggu (22/09) sudah
mempublikasikan temuan-temuan inti dari laporan itu. PT BESTPROFIT
Kesimpulan
laporan penyelidikan otoritas Indonesia di bawah supervisi Komisi
Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menurut WSJ adalah kesalahan
konstruksi pesawat dan beberapa kesalahan pilot menangani insiden itu. BEST PROFIT
Pesawat
Lion Air tipe Boeng 737 Max dengan nomor penerbangan JT610 jatuh ke
laut pada 29 Oktober 2018 sesaat setelah lepas landas. Seluruh 189
penumpang dan awak pesawat tewas dalam kecelakaan itu. BESTPROFIT
Penyelidikan
kecelakaan Boeing 737 Max dipusatkan pada sistem anti-stall yang
disebut Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang
dirancang khusus untuk 737 MAX. Sistem itu secara otomatis mengambil
alih pengendalian pesawat untuk mencegah hidung pesawat terangkat
terlalu tinggi dalam kecepatan terlalu rendah, yang akan mengakibatkan
pesawat jatuh. Sistem secara otomatis akan menukikkan hidung pesawat ke
bawah dan menambah kecepatan.
Kecelakaan serupa dengan Boeing 737
Max terjadi beberapa bulan kemudian dengan pesawat Ethiopian Airlines
yang jatuh tidak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa dan
menewaskan 157 penumpang. Dalam kasus itu, pilot juga berusaha menaikkan
hidung pesawat, setelah sistem MCAS secara otomatis menukikkan hidung
pesawat karena salah fungsi.
Boeing klaim ada "kesalahan pilot"
WSJ
menulis, temuan penyelidik Indonesia sudah dibagikan kepada
Administrasi AS, FAA, dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, NTSB.
Para pejabat AS dijadwalkan mengunjungi Indonesia pada akhir September
untuk membahas laporan tersebut.
Pihak Boeing dan FAA diberitakan
khawatir dengan kesimpulan dari Indonesia, yang "terlalu menekankan
desain dan sertifikasi FAA adalah langkah yang salah," kata WSJ. Karena
kalau itu kesimpulannya, Boeing kemungkinan besar menghadapi gugatan
jutaan dolar dari keluarga korban. Boeing sebelumnya membantah kesalahan
konstruksi dan mengatakan bahwa jatuhnya pesawat itu adalah karena
"kesalahan pilot."
Juru bicara Boeing kepada kantor berita AFP
secara diplomatis menerangkan: "Boeing akan terus mendukung penyelidikan
ketika laporan kecelakaan sedang diselesaikan."
Sedangkan pihak
FAA dan NTSB menolak berkomentar. NTSB mengatakan sedang mempersiapkan
pengumuman hasil pemeriksaan mereka "sekitar akhir bulan," sekaligus
rekomendasi untuk meningkatkan pelatihan pilot dan kru, dan untuk proses
sertifikasi FAA, tulis WSJ.
Kesalahan konstruksi 737 Max karena persaingan ketat?
Panel
internasional yang dibentuk oleh FAA juga diharapkan menyerahkan
laporan pemeriksaan mereka dalam beberapa minggu mendatang. Sampai saat
ini, Pesawat Boeing 737 Max masih dilarang terbang karena kedua
kecelakaan itu.
Perusahaan Boeing menderita kerugian besar setelah
banyak maskapai penerbangan membatalkan pesanan ratusan pesawat 737 Max
yang sebelumnya merupakan salah satu model terlaris. Boeing sudah
memberikan beberapa usulan perbaikan konstruksi Boeing 737 Max agar bisa
mendapat izin terbang lagi. Namun hingga kini FAA belum mengeluarkan
izin terbang untuk pesawat itu.
Banyak pihak menuduh Boeing
membuat konstruksi pesawat yang tidak aman karena ingin menekan harga
pesawat jadi lebih murah di tengah persaingan ketat bisnis pesawat
terbang.