Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) meminta maaf Bantuan Langsung Tunai () untuk pekerja bergaji di bawah Rp5 Juta tak bisa dicairkan besok. Best Profit
Jumat, 28 Agustus 2020
Menaker Minta Maaf Bantuan Rp600 Ribu Batal Cair Besok
Kamis, 27 Agustus 2020
Rio Tinto Pangkas Bonus CEO karena Rusak Situs Bersejarah
Perusahaan tambang multinasional Rio Tinto bakal memotong bonus CEO Jean-Sébastien Jacques sebesar US$3,5 juta atau sekitar Rp51,8 miliar (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS). Best Profit
Pemangkasan itu dilakukan usai perusahaan merusak situs Aborigin berusia 46 ribu tahun Juukan Gorge, saat melakukan ekspansi tambang di Australia Barat pada 24 Mei lalu. Bestprofit
Selain Jacques, perusahaan juga memotong bonus Kepala Divisi Bijih Besi Chris Salisbury dan Kepala Hubungan Korporasi Simone Niven, masing masing sebesar US$792 ribu and US$687 ribu. Keduanya dianggap ikut bertanggung jawab atas kejadian tersebut. PT Bestprofit
Berdasarkan pernyataan perusahaan yang dilansir dari AFP, penyelidikan internal menilai kerusakan situs bersejarah itu adalah "hasil dari serangkaian keputusan, tindakan, dan kelalaian selama periode waktu yang lama."
Chairman Rio Tinto Simon Thompson mengakui perusahaan gagal menghargai masyarakat setempat dan warisannya.
"Meski tinjauan dengan jelas menyampaikan kerangka perubahan, penting untuk ditekankan bahwa ini hanya awal dari proses, bukan akhir," ujar Thompson.
Thompson juga memastikan perusahaan akan menerapkan tata kelola yang lebih baik agar kejadian di Juukan Gorge tidak terulang.
Sebelumnya, perusahaan menyampaikan pembelaan dengan menyatakan ledakan Juukan Gorge diizinkan berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah setempat yang diteken pada 2013 lalu.Perusahaan juga akan bekerja keras untuk mendapatkan kepercayaan dari komunitas setempat, Pinikura and Puutu Kunti Kurrama Aboriginal (PKKP).
Namun, aksi protes oleh pimpinan kelompok Aborigin membuat perusahaan akhirnya meminta maaf.
Komunitas setempat menyatakan tidak diberitahu atas rencana peledakan tersebut hingga akhirnya terlambat untuk mencegahnya.
Pemerintah Australia Barat sendiri tengah menelaah kembali aturan terkait operasional pertambangan di dekat situs warisan adat.
Rabu, 26 Agustus 2020
Curhat Sri Mulyani soal Kerap Jadi Korban Clickbait
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku kerap jadi korban umpan klik (clickbait) media daring (online). Clickbait biasanya digunakan agar pembaca tertarik untuk membuka (klik) suatu berita. Best Profit
"Saya sering menjadi victim itu (clickbait). Judulnya apa, isinya apa. Terkadang saya di rumah memikirkan itu kok saya enggak ingat pernah ngomong begitu," ungkap Sri Mulyani dalam Pembukaan Kongres Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) yang digelar secara virtual, Sabtu (22/8). Bestprofit
Sebagai seorang bendahara negara, perempuan yang akrab disapa Ani itu sadar betul kata-kata yang dikeluarkannya bakal jadi perhatian publik. Dia pun mengaku memaklumi hal itu. PT Bestprofit
"Tapi karena saya tahu teman-teman ingin ada kliknya, kalau ada kata Sri Mulyani ngomong sesuatu yang ada kontroversinya pasti diklik. Jadi saya juga memahami," tutur Ani.
Agar kata-katanya tidak menjadi clickbait, Sri Mulyani mengaku bekerja lebih keras agar tidak menyampaikan informasi yang salah. PT Bestprofit Futures
"Semakin kata-katanya sangat kontroversial, pasti jadi headline dan di-frame. Makanya saya sebagai pejabat publik, ngomong kaya gini otak saya bekerja lima kali lebih keras karena jangan sampai ini menjadi clickbait," kata Ani.
Selain clickbait, keterbukaan informasi dan akses yang semakin mudah juga menciptakan ironi. Pasalnya, masyarakat tidak menjadi semakin teredukasi lantaran semakin berkembangnya informasi yang salah, hoaks, dan hate speech.
Oleh karena itu, Sri Mulyani mengajak media dan juga pembuat konten lainnya untuk dapat menyajikan informasi yang benar, memerangi hoaks, mengedukasi masyarakat.
"Mari kita bekerja sama untuk menjaga bumi Indonesia untuk menangani, mengelola disrupsi agar menjadi produktif dan positif bagi kehidupan bernegara," ucap Ani.
Selasa, 25 Agustus 2020
Sri Mulyani Bakal Bebaskan PPN Bahan Baku Kertas Koran
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pajak pertambahan nilai (PPN) bahan baku kertas untuk media cetak akan ditanggung pemerintah. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk membantu media konvensional tetap bertahan di tengah pandemi covid-19. Best Profit
"Maka saya sampaikan untuk teman-teman media, untuk PPN bahan baku kertas kami sudah menetapkan ditanggung pemerintah," kata Sri Mulyani dalam Pembukaan Kongres Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) yang digelar secara virtual, Sabtu (22/8). Bestprofit
Kebijakan ini merupakan tindak lanjut pertemuan Sri Mulyani dengan Dewan Pers beberapa waktu lalu.
Bendahara negara yang akrab disapa Ani ini mengatakan peraturan ini mulai berlaku pada Agustus ini setelah peraturan menteri keuangan (PMK) terkait diterbitkan dalam waktu dekat. PT Bestprofit
"Jadi, mulai Agustus ini PPN-nya ditanggung oleh pemerintah. PMK-nya sudah akan keluar," ucap Ani.
Ani menilai keberadaan media baik cetak maupun digital sangat penting pada situasi saat ini. Dia pun mengaku masih menjadi pembaca rutin media cetak. PT Bestprofit Futures
"Saya tiap pagi masih menerima koran, kesenangan saya tiap pagi adalah ngeteh sambil baca koran. Generasi milenial saya lihat, anak saya enggak pernah baca koran saya khawatir betul itu. Tapi bagi saya, (koran) itu adalah sesuatu yang masih saya butuhkan," tutur Ani.
Selain PPN bahan baku kertas, Ani juga menyatakan pemerintah sudah meminta kepada PLN untuk mengurangi biaya listrik sejumlah industri. Nantinya, industri media hanya perlu membayar listrik sesuai dengan yang digunakan, bukan sesuai dengan pembayaran minimum yang ditetapkan PLN.
"Kemarin kami minta listrik dikurangi dalam artian membayar sesuai yang dipakai saja. PLN ada yang disebut minimum charge, kami minta itu untuk dihilangkan dan yang dibayar sesuai dengan yang digunakan. Bukan untuk media saja, tapi juga industri bisnis," kata Ani.
Senin, 24 Agustus 2020
Penurunan Stok AS Buat Harga Minyak Bervariasi
Harga minyak sedikit bervariasi pada akhir perdagangan Rabu, (19/8). Kondisi ini disebabkan berlanjutnya kekhawatiran mengenai permintaan bahan bakar AS dan gelombang pandemi virus corona kedua, serta penurunan persediaan minyak mentah AS. Best Profit
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun tipis sembilan sen menjadi ditutup pada US$45,37 per barel. Bestprofit
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September sedikit menguat empat sen menjadi menetap di US$42,93 per barel.
Minyak mentah WTI mendapatkan dorongan terlambat setelah risalah pertemuan dewan Federal Reserve dirilis. PT Bestprofit
Bank sentral AS sedang mempertimbangkan perubahan kebijakan yang dapat mempertahankan langkah-langkah stimulus agresif. PT Bestprofit Futures
Data Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan stok minyak mentah AS turun 1,6 juta barel pekan lalu, sementara permintaan bahan bakar jatuh 14 persen dari periode tahun lalu selama empat pekan terakhir.
Menteri Energi Arab Saudi memperkirakan permintaan minyak global akan pulih ke tingkat pra-pandemi segera setelah kuartal keempat. Dia pun mendesak kepatuhan dengan kesepakatan global untuk memangkas produksi."Penurunan permintaan bensin dari minggu ke minggu menjadi perhatian. Itu masih menunjukkan pelemahan. Satu-satunya hal yang menahan kami adalah permintaan,," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago dikutip dari Antara, Kamis (20/8).
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia, sebuah kelompok yang dijuluki OPEC+, memulai pertemuan pada Rabu (19/8) untuk meninjau tingkat kepatuhan dengan kesepakatan itu, yang bertujuan guna mendukung harga.
Draf pernyataan OPEC+ mengatakan gelombang pandemi kedua yang berkepanjangan adalah risiko utama untuk pemulihan pasar minyak."Berdasarkan proyeksi rata-rata dari berbagai institusi, diperkirakan bahwa dunia akan mencapai sekitar 97 persen dari permintaan minyak sebelum pandemi selama kuartal keempat, yang merupakan pemulihan besar dari penurunan besar pada April dan Mei," kata Pangeran Abdulaziz bin Salman.
Sumber OPEC+ mengatakan kelompok itu tidak mungkin mengubah kebijakan produksinya pada Rabu (19/8), yang saat ini menyerukan pengurangan produksi sebesar 7,7 juta barel per hari (bph) terhadap rekor tertinggi 9,7 juta barel per hari hingga bulan ini.
Jumat, 21 Agustus 2020
Impor Anjlok 32 Persen, Bukti Permintaan Domestik Merosot
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut anjloknya imporpada Juli 2020 menunjukkan permintaan di dalam negeri masih rendah. Hal ini merupakan dampak dari pandemi virus corona (covid-19). Best Profit
Kepala BPS Suhariyanto menyebut nilai impor pada Juli 2020 anjlok 32,55 persen menjadi hanya US$10,47 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni US$15,52 miliar. Bestprofit
"Kalau dilihat impor secara tahunan itu turun lumayan dalam sebesar 32,55 persen. Untuk kembali ke normal butuh waktu, tidak mungkin setelah dihantam pandemi virus corona langsung membaik. Butuh waktu saya pikir," ungkap Suhariyanto dalam video conference, Selasa (18/8). PT Bestprofit
Suhariyanto mengatakan penurunan impor khususnya terjadi pada impor migas sebesar 45,19 persen dari US$1,75 miliar menjadi US$960 juta. Kemudian, impor nonmigas turun 30,95 persen dari US$13,77 miliar menjadi US$9,51 miliar.
Bila dicermati lebih lanjut, seluruh struktur impor menurut penggunaan barang terlihat merah pada Juli 2020. Konsumsi misalnya, turun 24,11 persen menjadi US$1,11 miliar secara tahunan.
Kemudian, impor bahan baku atau penolong jatuh 34,46 persen menjadi US$7,39 miliar secara tahunan. Lalu, impor barang modal turun 29,25 persen menjadi US$1,97 miliar secara tahunan. PT Bestprofit Futures
Sementara, penurunan impor juga terjadi secara bulanan sebesar 2,73 persen pada Juli 2020. Jika dilihat, impor pada Juni 2020 tercatat sebesar US$10,76 miliar.
Dari strukturnya, impor konsumsi tercatat turun 21,01 persen secara bulanan dan bahan baku atau penolong turun 2,5 persen secara bulanan. Lalu, impor barang modal berhasil tumbuh 10,82 persen secara bulanan.Rinciannya, impor migas nonmigas turun 5,7 persen dari US$10,08 miliar menjadi US$9,51 miliar. Kemudian, impor migas masih naik sebesar 41,53 persen dari US$680 juta menjadi US$960 juta.
"Perlu diberikan perhatian khusus untuk penurunan impor bahan baku," imbuh Suhariyanto.
Secara keseluruhan, total nilai impor dari Januari-Juli 2020 turun 17,17 persen secara tahunan. Rinciannya, impor Januari-Juli 2019 tercatat sebesar US$98,24 miliar, sedangkan Januari-Juli 2020 hanya US$81,37 miliar.
Kamis, 20 Agustus 2020
Ekspor RI Masih Naik ke Negara Resesi AS dan Singapura
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor ke sejumlah negara yang masuk ke jurang resesi masih tinggi. Ini terbukti dari realisasi ekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Singapura yang meningkat pada Juli 2020. Best Profit
"Ekspor ke Singapura meski sekarang resesi ternyata masih meningkat," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference, Selasa (18/8).
Suhariyanto memaparkan tujuan ekspor Indonesia tertinggi adalah ke Swiss sebesar US$306,2 juta, AS sebesar US$234,8 juta, Singapura sebesar US$111,2 juta, China sebesar US$97,5 juta, dan Malaysia sebesar US$93,2 juta. Bestprofit
"Untuk ke AS meningkat cukup tinggi, beberapa yang diekspor pakaian, aksesoris, mesin dan perlengkapan listrik, logam mulia, serta permata," ucap Suhariyanto. PT Bestprofit
Sementara, beberapa barang yang diekspor ke Singapura adalah logam mulia, perhiasan, timah, serta mesin dan perlengkapan elektrik.
Diketahui, AS dan Singapura resmi masuk ke jurang resesi pada kuartal II 2020. Ekonomi kedua negara itu minus dalam dua kuartal berturut-turut. PT Bestprofit Futures
Secara keseluruhan, neraca perdagangan Juli 2020 surplus sebesar US$3,26 miliar. Ini merupakan surplus terbesar sejak Februari 2020, di mana saat itu terjadi surplus sebesar US$3,45 miliar.Ekonomi AS tercatat minus sebesar 5 persen pada kuartal I 2020 dan kembali minus 32,9 persen pada kuartal II 2020. Kemudian, ekonomi Singapura minus 0,7 persen pada kuartal I 2020 dan minus 42,9 persen pada kuartal II 2020.
"Neraca perdagangan Juli 2020 surplus, ini karena ekspor naik cukup tinggi dan impor turun secara bulanan," kata Suhariyanto.
Lalu, impor terlihat turun sebesar 2,73 persen secara bulanan. Namun, jika dilihat secara tahunan anjlok hingga 32,55 persen menjadi US$10,47 miliar pada Juli 2020.Jika dilihat, ekspor Juli 2020 meningkat 14,33 persen dari US$12,01 miliar pada Juni 2020 menjadi US$13,73 miliar. Ekspor ini didominasi oleh non migas yang sebesar US$13,03 miliar atau naik 13,86 persen, sedangkan ekspor migas tercatat US$700 juta atau naik 23,77 persen.
Di sisi lain, ekspor RI juga tercatat turun tajam ke beberapa negara. Suhariyanto menjabarkan ekspor turun ke Jibuti sebesar US$7,2 juta, Yunani US$9,6 juta, Bulgaria US$20,1 juta, Tanzania US$20,8 juta, Italia US$27,7 juta.