Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei terbaru dengan tema 'Siapa Penantang Potensial Jokowi di 2019'. Elektabilitas Jokowi masih jauh di atas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Namun Fadli Zon menilai survei itu masih akan berubah dan semua akan terkejut karena dia yakin Prabowo akan menjadi presiden di 2019.
BESTPROFITDalam diskusi Survei Nasional Indo Barometer di Hotel Atlet Century Park, Jakarta,
Minggu (3/11), Fadli memberikan contoh dalam Pilgub DKI yang tadinya
lembaga survei merilis hasil pilgub akan dimenangkan oleh Basuki Tjahaja
Purnama ( Ahok) namun pada akhirnya dimenangkan oleh Anies. Kala itu Anies berhasil unggul 15 persen dari Ahok.
Sebab
itulah dia merasa bahwa Jokowi belum bisa dipastikan menang. Bahkan dia
yakin Prabowo akan berhasil menang dan menduduki kursi orang nomor satu
di Indonesia.
"Catat omongan saya, yang saya ramalkan Prabowo akan jadi presiden 2019," ucapnya.
Fadli
yang juga waketum Gerindra menegaskan, partainya akan tetap mengusung
Prabowo maju dalam Pilpres 2019. Hal itu akan segera dideklarasikan pada
hari ulang tahun Partai Gerindra 6 Februari 2018 mendatang.
"Nanti dalam waktu dekat, tahun depan mungkin. Mungkin pada waktu HUT Gerindra ke-10 pada bulan Februari 2018," kata Fadli.
Menurutnya sudah banyak kader Gerindra yang mendesak Prabowo untuk
kembali maju di Pilpres 2019. Namun Prabowo belum menyatakan secara
langsung untuk kembali maju di Pilpres mendatang.
"Sejauh ini
secara resmi Pak Prabowo belum menyatakan siap untuk maju, walaupun
desakan dari seluruh kader dan simpatisan Gerindra dan pengurus itu
sudah 100 persen mengarah ke Pak Prabowo," ujarnya.
Sedangkan
terkait dengan pendamping Prabowo di Pilpres Gerindra belum melakukan
pembahasan lebih lanjut. Tapi Wakil Ketua DPR itu memastikan bahwa wakil
tersebut bukanlah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
"Kalau
Pak Anies kan saya kira konsentrasi benahi Jakarta, saya kira penataan
di Jakarta diperlukan, kita juga ada kesepakatan dan kesepahaman lah
Jakarta ini penting," tuturnya.
Kendati demikian, Fadli sepakat
dengan lembaga survei Indo Barometer yang mengatakan bahwa sosok wakil
yang cocok mendampingi Prabowo adalah kalangan sipil. Sebab, Prabowo
sudah memiliki latar belakang militer. "Kalau lazimnya komplementer kan
berati, kalau latar belakang pak Prabowo militer, mungkin (wakilnya)
sipil. Saya kira itu masih wajar," ujarnya.
Seperti diketahui,
hasil survei Indo Barometer, posisi Presiden Joko Widodo kembali unggul
dengan 34,9 persen di atas Prabowo Subianto yang mendapatkan 12,1 persen
suara. Survei dilakukan sejak 15-23 November 2017 dengan margin of
error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode
penelitian multistage Random Sampling pada 1.200 responden dengan usia
minimal 17 tahun atau sudah menikah di 34 provinsi. Data survei diambil
dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
"Dari pertanyaan terbuka calon presiden, awareness pemilih yang tinggi
terhadap Joko Widodo dengan dukungan 34,9 persen," kata Direktur
Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari saat memaparkan hasil survei.
Posisi
kedua ditempati oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan
12,1 persen. Kemudian diikuti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 3,6
persen, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
3,3 persen.
Posisi kelima diisi Panglima TNI Jenderal Gatot
Nurmantyo 3,2 persen, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil 2,8 persen, Agus
Harimurti Yudhoyono 2,5 persen, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri 2
persen, Kapolri Jenderal Tito Karnavian 1,8 persen, Presiden PKS
Sohibul Iman 1,5 persen.
Qodari menjelaskan, banyak masyarakat
yang ingin Jokowi kembali maju menjadi presiden. Hal itu terlihat dari
hasil survei sekitar 61,8 persen masyarakat ingin Jokowi maju sebagai
presiden dan 23,6 persen tidak ingin Jokowi kembali menjadi orang nomor
satu di Indonesia.
Persentase kepuasan publik terhadap kinerja
Jokowi-JK berdasarkan survei ini pun juga sangat tinggi. Sebesar 67,2
persen masyarakat puas dengan kinerja Jokowi-JK dan 28,5 persen merasa
tidak puas, 4,3 persen menjawab tidak tahu.
"Tingkat kepuasan
publik terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden cukup tinggi 67,2
persen. Sedangkan yang tidak puas 28,5 persen. Tidak tahu atau tidak
jawab 4,3 persen," ungkapnya.