Jumat, 01 Desember 2017

Keyakinan Fadli Zon sampai berani ramal Prabowo jadi presiden di 2019

Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei terbaru dengan tema 'Siapa Penantang Potensial Jokowi di 2019'. Elektabilitas Jokowi masih jauh di atas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Namun Fadli Zon menilai survei itu masih akan berubah dan semua akan terkejut karena dia yakin Prabowo akan menjadi presiden di 2019. BESTPROFIT

Dalam diskusi Survei Nasional Indo Barometer di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Minggu (3/11), Fadli memberikan contoh dalam Pilgub DKI yang tadinya lembaga survei merilis hasil pilgub akan dimenangkan oleh Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) namun pada akhirnya dimenangkan oleh Anies. Kala itu Anies berhasil unggul 15 persen dari Ahok.

Sebab itulah dia merasa bahwa Jokowi belum bisa dipastikan menang. Bahkan dia yakin Prabowo akan berhasil menang dan menduduki kursi orang nomor satu di Indonesia.

"Catat omongan saya, yang saya ramalkan Prabowo akan jadi presiden 2019," ucapnya.

Fadli yang juga waketum Gerindra menegaskan, partainya akan tetap mengusung Prabowo maju dalam Pilpres 2019. Hal itu akan segera dideklarasikan pada hari ulang tahun Partai Gerindra 6 Februari 2018 mendatang.

"Nanti dalam waktu dekat, tahun depan mungkin. Mungkin pada waktu HUT Gerindra ke-10 pada bulan Februari 2018," kata Fadli.
Menurutnya sudah banyak kader Gerindra yang mendesak Prabowo untuk kembali maju di Pilpres 2019. Namun Prabowo belum menyatakan secara langsung untuk kembali maju di Pilpres mendatang.

"Sejauh ini secara resmi Pak Prabowo belum menyatakan siap untuk maju, walaupun desakan dari seluruh kader dan simpatisan Gerindra dan pengurus itu sudah 100 persen mengarah ke Pak Prabowo," ujarnya.

Sedangkan terkait dengan pendamping Prabowo di Pilpres Gerindra belum melakukan pembahasan lebih lanjut. Tapi Wakil Ketua DPR itu memastikan bahwa wakil tersebut bukanlah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

"Kalau Pak Anies kan saya kira konsentrasi benahi Jakarta, saya kira penataan di Jakarta diperlukan, kita juga ada kesepakatan dan kesepahaman lah Jakarta ini penting," tuturnya.

Kendati demikian, Fadli sepakat dengan lembaga survei Indo Barometer yang mengatakan bahwa sosok wakil yang cocok mendampingi Prabowo adalah kalangan sipil. Sebab, Prabowo sudah memiliki latar belakang militer. "Kalau lazimnya komplementer kan berati, kalau latar belakang pak Prabowo militer, mungkin (wakilnya) sipil. Saya kira itu masih wajar," ujarnya.

Seperti diketahui, hasil survei Indo Barometer, posisi Presiden Joko Widodo kembali unggul dengan 34,9 persen di atas Prabowo Subianto yang mendapatkan 12,1 persen suara. Survei dilakukan sejak 15-23 November 2017 dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Metode penelitian multistage Random Sampling pada 1.200 responden dengan usia minimal 17 tahun atau sudah menikah di 34 provinsi. Data survei diambil dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.
"Dari pertanyaan terbuka calon presiden, awareness pemilih yang tinggi terhadap Joko Widodo dengan dukungan 34,9 persen," kata Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari saat memaparkan hasil survei.

Posisi kedua ditempati oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan 12,1 persen. Kemudian diikuti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 3,6 persen, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 3,3 persen.

Posisi kelima diisi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo 3,2 persen, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil 2,8 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,5 persen, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri 2 persen, Kapolri Jenderal Tito Karnavian 1,8 persen, Presiden PKS Sohibul Iman 1,5 persen.

Qodari menjelaskan, banyak masyarakat yang ingin Jokowi kembali maju menjadi presiden. Hal itu terlihat dari hasil survei sekitar 61,8 persen masyarakat ingin Jokowi maju sebagai presiden dan 23,6 persen tidak ingin Jokowi kembali menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Persentase kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi-JK berdasarkan survei ini pun juga sangat tinggi. Sebesar 67,2 persen masyarakat puas dengan kinerja Jokowi-JK dan 28,5 persen merasa tidak puas, 4,3 persen menjawab tidak tahu.

"Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden cukup tinggi 67,2 persen. Sedangkan yang tidak puas 28,5 persen. Tidak tahu atau tidak jawab 4,3 persen," ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar