Nokia, merek smartphone yang pernah merajai pasar telepon seluler di Indonesia hingga awal 2000, berkomitmen menggarap pasar Indonesia secara serius pada tahun ini. Nokia ingin kembali dikenal oleh konsumen smartphone Indonesia terutama generasi millenial, setelah menghilang popularitasnya di era 2000.
Nokia sebenarnya merek kondang di bisnis perangkat seluler dunia, sebelum diakuisisi Microsoft pada 2013 senilai 7,9 miliar Dollar AS, untuk mempopulerkan sistem operasi (OS) Windwos Phone dari Microsoft. Alih-alih menang, popularis smartphone Nokia OS Windows Phone gagal total, lantaran kalah bersaing dengan smartphone OS Android (Google) dan iOS (Apple). Setelah dilepas Microsoft, kini merek Nokia lisensinya dimiliki oleh Hmd Global Oy, perusahaan asal Finlandia.
BESTPROFIT
Miranda Warokka, Head of Marketing Hmd Global Oy, mengungkapkan Indonesia menjadi salah satu fokus pasar Nokia di Asia, bersama Filipina dan Vietnam. India juga termasuk, tapi kadang dipisahkan karena pasarnya besar sekali.
BEST PROFIT
"Kami berkomitmen untuk Indonesia dengan menyiapkan rencana strategis 6-12 bulan ke depan. Kami akan memperkuat merek Nokia dan melakukan investasi di Indonesia. Kami akan konsisten hadir di sini," ujar Miranda dalam pertemuan dengan sejumlah media di
Jakarta, kemarin.
PT BESTPROFIT
Kata dia, saking strategisnya pasar Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Hmd sebagai perusahaan dari kawasan Skandinavia rencana untuk mengembangkan smartphone khusus untuk kawasan Asia Pasifik. "Strateginya, kami akan siapkan smartphone khusus untuk kawasan tertentu, seperti pasar Asia Pasifik."
Bagaimana di Indonesia?
Untuk pasar Indonesia, Nokia kini fokus memasarkan smartphone berbasis Android, khususnya kepada pengguna smartphone di generasi millenial. Sebab generasi millenial ini kurang mengenal merek Nokia, meski pernah menjadi raja telepon seluler di dunia era 1990-2000. Edukasi bahwa Nokia adalah smarthone Android akan semakin digalakkan di seluruh Indonesia.
Apalagi berdasarkan riset Hmd Global, pengguna Nokia saat ini berada di usia mature, antara 25-44 tahun. Maka itu, Nokia ingin menysar ke pengguna smartphone lebih muda, khususnya millenial.
"Tantangan kami saat ini mengakuisisi pengguna Nokia lagi dan memperkenalkan smartphone NOkia kepada generasi millenial yang sering gonta-ganti smartphonne, sekaligus mengatakan bahwa Nokia itu smartphone Android," ujarnya.
Soal persaingan terutama dari merek China, Hmd Globel memiliki strategi unik yang fokus pada keunggulan perangkat Nokia. Kata Miranda, Nokia kini cenderung mengedukasi soal manfaat fungsional perangkat ketimbang perangkat itu sendiri. Hal ini dijabarkan dalam tiga komitmen Nokia.
Pertama, smartphone Nokia bersifat effortless, sehingga lebih mudah digunakan.
Kedua, dikembangkan sesuai dengan fungsi dan kebutuhan konsumen, dengan menawarkan solusi terhadap kebutuhan pengguna.
Ketiga, perangkat Nokia sangat mengutamakan kualitas, keamanan, dan integritas. Poin ini ditandai desain unibodi menggunakan material blok alumunium ketimbang pelat metal/logam.
"Sementara dari strategi marketing, kami fokus di distribusi ritel termasuk online, edukasi produk ke komunitas-komunitas, dan memperbanyak visibility Nokia di ritel," ungkapnya.
Dari sisi produk, salah satu keunggulan Nokia dibandingkan kompetitor adalah kualitas sekaligus kekuatannya, karena menggunakan unibodi blok aluminium dan bukan pelat logam. Kata Miranda, contoh paling menonjol dari sisi kualitas adalah Nokia merancang sejumlah smartphone dengan menggunakan blok aluminium alias logam utuh (bukan sekadar pelat). Dampaknya perangkat terasa lebih berat saat digenggam, lebih kokoh, dan desain unibodi solid, seperti model Nokia 6, 7, 7 Plus, dan 8.
Salah satu keunggulan unibodi blok aluminium, antara lain smartphone Nokia menjadi lebih tahan terhadap benturan dan saat menjalani tes lengkung (bend testing) tidak ada melekukan sedikit pun. Ini berbeda dengan struktur bodi pelat logam yang rentan terhadap uji lengkung. Kemudian juga di dalam bodinya, Nokia merancang cooling pipe panjang dari bahan kuningan. Tujuannya untuk mengalirkan udara panas sehingga performa prosesor tetap stabil.
"Biasanya kalau merek Eropa itu, salah satunya Nokia, keunggulan perangkatnya tidak terlalu terlihat, harus dipegang dulu dan dirasakan lebih dalam seperti unibodi blok aluminium," pungkas dia soal keunggulan unibodi blok aluminium daripada merek China.