Jumat, 22 Maret 2019

Ini Hasil Survei yang Bikin Elite Golkar dan PSI Saling Serang


Elite Golkar dan PSI saling serang soal hasil survei tentang resistensi parpol dan kaitannya dengan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi). Sebenarnya, seperti apa hasil surveinya?
Survei yang dimaksud adalah survei Litbang Kompas tentang elektabilitas partai politik. Tak hanya elektabilitas, resistensi terhadap partai politik juga diukur. Litbang Kompas menyebut pertanyaan soal resistensi itu bukan semata-mata karena responden sudah memiliki pilihan lain tetapi sekaligus untuk menguji persepsi responden terhadap parpol.
Litbang Kompas menyatakan resistensi terbesar di kelompok partai baru dialami oleh PSI. Elektabilitas PSI hanya 0,9% namun resistensinya berada di angka 5,6%.


Berikut hasil lengkap survei terkait resistensi terhadap parpol:
PKB: 1,5%
Gerindra: 5,9%
PDIP: 13%
Golkar: 2%
NasDem: 1,2%
Garuda: 0,9%
Berkarya: 1,3%
PKS: 3,2%
Perindo: 1,9%
PPP: 0,5%
PSI: 5,6%
PAN: 1%
Hanura: 0,8%
PBB: 0,4%
PKPI: 1,9%

Survei digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.

Nah, hasil ini yang kemudian disoroti oleh elite Golkar, Andi Sinulingga. Menurutnya, angka resistensi yang besar terhadap PSI berimbas ke menurunnya elektabilitas Jokowi.

"Blunder PSI memberikan sumbangan pada turunnya elektabilitas Jokowi. Resistensi rakyat terhadap PSI tinggi sekali dan itu berpengaruh negarif pada Jokowi," kata Andi. 


Ketua DPP PSI, Tsamara Amany, lalu membalasnya. "Blunder PSI memberikan sumbangan pada turunnya elektabilitas Jokowi. Resistensi rakyat terhadap PSI tinggi sekali dan itu berpengaruh negarif pada Jokowi," kata Tsamara. 

Andi lalu kembali merespons. Menurutnya, politikus PSI masih seperti anak kecil sehingga tidak bisa membaca data survei itu. 

"PSI itu sudah terasosiasi dengan Jokowi meski 'berkah' elektoralnya juga tidak ke mereka. Sementara buruknya persepsi publik atas PSI itu berpengaruh pada citra Jokowi. Itu yang mereka nggak paham-paham dan nggak bisa diberi pemahaman," ungkap Andi.

Soal Kesetaraan Gender, Sri Mulyani: Ibu Saya Profesor, Anaknya 10


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memiliki sosok idola yang tidak lain adalah ibunya, Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menceritakan sosok sang ibu dalam acara Accenture International Women's Day (IWD) 2019.
Sri Mulyani bercerita bagaimana sang ibu membesarkan 10 anaknya, termasuk dia di dalamnya yang merupakan anak ke 7.
"Ibu saya punya 10 anak, saya anak nomor 7. Tapi ibu saya bukan ibu rumah tangga biasa, dia profesor doktor di bidang pendidikan," katanya di MidPlaza Hotel, Jakarta, Jumat (22/3/2019). BESTPROFIT

Sebagai wanita, Sri Mulyani melihat sang ibu sebagai sosok yang luar biasa. Bagaimana tidak? ketika harus membesarkan 10 anaknya, ibunya tetap mengejar karirnya di pendidikan.

"Waktu dia pursue (mengejar) karir, anaknya 10, dia mau ambil PhD, saya sudah SMA beliau disertasi, saya lulus sarjana dia selesai doktor," ungkapnya.

Sri Mulyani pun menyampaikan bahwa wanita memiliki peranan yang setara dengan laki-laki.

"Perempuan dan cowok itu kayak sepatu hak kiri dan kanan. Just look at your shoes, kamu nggak mau kan lihat haknya beda. Society kita akan dapat support bagus, kalau sepatunya haknya sama. Jangan kiri sepatu lari, satunya high heels. Jadi itu adalah message yang paling sederhana tapi akan mengena," tambahnya.

Hotman Bongkar Isu Jet Pribadi Syahrini Dibayar 'Pak Haji' Pengusaha Batubara


Hotman Paris mencoba untuk naik jet pribadi yang biasa digunakan oleh Syahrini. Penasaran tentang jet itu, Hotman bertanya soal siapa yang membayar sewa jet pribadi untuk Syahrini. 
Lewat video 'GREBEK JET PRIBADI SEJENIS YANG DIPAKAI SYAHRINI', Hotman bertemu langsung dengan Direktur SAM Air, Etty yang merupakan operator pesawat jet pribadi yang biasa digunakan Syahrini. Hotman bertanya tentang tipe pesawat dan harga sewa.
"Aku direkomendasi memakai jet dari perusahaan ibu. Aku mau ke Singapura. Aku mau nanya berapa sih kalau dari sini ke Singapura?" tanya Hotman. 

"Yang biasa dipakai (jet pribadi) Syahrini? yang biasa dipakai Syahrini enam penumpang. Kurang lebih kalau pulang pergi, nginep, sekitar 12.500 (USD). Sekitar Rp 190 juta," ucap Etty  BEST PROFIT

Hotman lalu tergelitik untuk berbicara soal siapa sosok yang membayar jika Syahrini menyewa jet itu. Bahkan pengacara kondang itu juga bertanya apakah Syahrini membawa pria ke dalam jet. 

"Yang bayar siapa? Apakah pernah Syahrini itu kalau naik jet pribadi dibayarin pengusaha? Katanya Haji (nama disensor) pengusaha batubara?" tanya Hotman.

"Nggak pernah. Kenal juga nggak sama Pak Haji (nama disensor). Yang bayar manajemennya. Kalau aku nagih ke situ," jawab Etty.

Soal 'Pak Haji' itu juga yang membuat Syahrini melaporkan pedangdut Lia Ladysta ke polisi. Syahrini keberatan dengan adanya dugaan hubungan dirinya dengan seorang pria yang disebut 'Pak Haji'.

Isu tentang 'Pak Haji' itu pula yang bikin Hotman penasaran dan berusaha untuk membongkarnya. 

OVO & GoPay, 2 Fintech Kesayangan Orang Indonesia

Layanan financial technology (fintech) sistem pembayaran kini juga sedang berkembang di Indonesia. Ada dua pemain raksasa seperti GoPay dan OVO yang kini menguasai pasar di Indonesia. Dua layanan ini digemari oleh masyarakat yang menginginkan kemudahan dalam bertransaksi pembayaran.
Partner, McKinsey Indonesia, Guillaume de Gantes menjelaskan saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai beralih ke layanan digital sebagai solusi keuangan mereka.
Di Indonesia sendiri peredaran uang tunai juga sangat tinggi, namun kini penduduk Indonesia juga sudah mulai menggunakan uang elektronik berbasis server untuk pengganti uang tunai. Namun kartu debit dan kredit juga masih terlihat ada pertumbuhan.
"Ada dua solusi pembayaran yang muncul seperti OVO dan GoPay. Jika mereka terus memimpin (pasar uang elektronik) maka akan mempermudah penyebaran layanan di wilayah lain," ujar Gantes di kantor McKinsey, Senin (11/2/2019).
Pasalnya, saat ini OVO dan GoPay masih gencar digunakan di Pulau Jawa. Dia menyebutkan memang pertumbuhan smartphone di Indonesia saat ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan jumlah rekening bank. Sehingga membuat pertumbuhan uang elektronik berbasis server bisa sangat cepat.

Gantes menjelaskan saat ini layanan keuangan digital non bank memang masih sekitar 5% jauh dibandingkan dengan China yang sudah menggunakan hingga 60%. Penggunaan layanan digital akan terus berkembang karena Indonesia masih berpotensi besar menjadi arena kolaborasi antara bank dan layanan fintech.

Dari riset McKinsey disebutkan saat ini layanan perbankan sedang bergeser ke digital. Bahkan nasabah juga sudah mulai memindahkan saldo mereka hingga 50% ke layanan digital.

Hal ini menunjukkan persaingan antara bank tradisional dengan layanan digital semakin ketat. Karena itu bank juga harus bersiap-siap dan menggunakan strategi baru untuk mempertahankan dan menggaet minat nasabah baru untuk tetap menggunakan layanan bank tradisional.

Kamis, 21 Maret 2019

Suami Pergoki Istri Selingkuh di Kamar Mandi, Golok pun Melayang

Seorang suami di Brebes, Jateng, tak bisa menahan emosinya setelah mengetahui istrinya usai melakukan hubungan intim dengan pria lain di kamar mandi. Suami itu lalu membacok istrinya hingga luka parah di bagian kepala.
Kekerasan dalam rumah tangga ini dilakulan oleh Yonang alias Nanang (29) warga Desa Limbangan, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes pada 15 Maret 2019 pukul 19.30 WIB lalu. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang cilor ini tega membacok istrinya yang bernama Rohani (25).
Akibat perbuatanya ini, pelaku kini ditahan di Mapolres Brebes. Sejumlah barang bukti seperti sebilah golok, baju milik korban dan buku nikah juga ikut diamankan.
 Seorang suami di Brebes, Jateng, tak bisa menahan emosinya setelah mengetahui istrinya usai melakukan hubungan intim dengan pria lain di kamar mandi. Suami itu lalu membacok istrinya hingga luka parah di bagian kepala.

Kekerasan dalam rumah tangga ini dilakulan oleh Yonang alias Nanang (29) warga Desa Limbangan, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes pada 15 Maret 2019 pukul 19.30 WIB lalu. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang cilor ini tega membacok istrinya yang bernama Rohani (25).

Akibat perbuatanya ini, pelaku kini ditahan di Mapolres Brebes. Sejumlah barang bukti seperti sebilah golok, baju milik korban dan buku nikah juga ikut diamankan.
"Setelah keluar dari kamar, istri saya dan Farid tidak ada. Cuma ada anak saya di situ. Saya tanya sama anak, terus dia ngomong lagi pada di kamar mandi," ujar Yonang di Mapolres Brebes, Rabu (20/3/2019).

Belum hilang rasa penasaran, tiba-tiba Yonang melihat Farid keluar dari kamar mandi disusul oleh Rohani. Farid pun langsung kabur meninggalkan rumah Yonang.
"Saya tarik istri saya, kepalanya saya benturkan ke tembok. Akhirnya dia mengaku habis berhubungan intim di kamar mandi. Istri saya juga mengaku sudah beberapa kali melakukannya," tuturnya.

Saat ditanya pelaku, istri tak bisa mengelak telah berbuat mesum dengan Farid, teman dekat Yonang. Perbuatan zina ini diakuinya setelah suami menemukan bukti celana dalam penuh sperma di dalam ember.

Yonang mengaku kalap mendengar pengakuan istrinya itu. Dia pun mengambil golok dan membacoknya ke bagian kepala hingga berkali kali. Korban pun dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis.

Sementara, Kasubag Humas Polres Brebes, Iptu Umi Antum Farich mengatakan, pelaku pembacokan dijerat pasal 44 ayat 2 UU No 23 tahun 2004 tentang KDRT dengan ancaman 10 tahun penjara. 

Rabu, 20 Maret 2019

Aturan Ojek Online Akhirnya Terbit


Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiadi mengatakan aturan ojek online alias ojol sudah keluar. Namun aturan tersebut masih akan disosialisasikan dulu ke para pengemudi ojol.

Aturan tersebut sudah diundangkan di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) dengan nomor Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 Tahun 2019 tentang perlindungan keselamatan pengguna sepeda motor yang digunakan untuk kepentingan masyarakat.


"Kalau untuk peraturan menteri masalah ojol sudah keluar," katanya ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (18/3/2019).


Aturan tersebut sudah dikeluarkan oleh Kemenkumham pekan lalu. Menindaklanjuti, Kemenhub akan melakukan sosialisasi aturan itu dalam beberapa waktu ke depan.

"Kita sosialisasi dulu dong," sebutnya.


Sebelumnya, Budi telah melakukan konsultasi ke Komisi V DPR RI. Dia menjelaskan, ada beberapa isu yang diakomodir lewat aturan ini, antara lain suspensi, tarif, hingga hubungan antara pengemudi sebagai mitra dan aplikator.


"Subtansinya ada beberapa isu yang kita buatkan normanya supaya bisa dijalankan dan kemudian tidak menjadi persoalan. Persoalan kenapa, kita mempertemukan kepentingan aplikator, pengemudi sebagai mitra dan masyarakat. Baik keberlangsungan proses kegiatan ini, pelindungan para pengemudi, juga masyarakat," jelasnya Senin (11/3/2019).

Selasa, 19 Maret 2019

Kemenhub Buka Peluang Setujui Usulan Driver Ojol Tarif Rp 3.000/Km


Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membuka kemungkinan untuk memenuhi aspirasi pengemudi atau driver ojek online (ojol) soal tarif. Para pengemudi masih mempertahankan usulan tarif ojol sebesar Rp 3.000/km. Jika itu tidak direstui pemerintah, maka mereka akan kembali menggelar aksi.

"Kalau Rp 3.000 gross mungkin ya, artinya (dipotong 20% untuk aplikator) bisa (dapat) Rp 2.000 sekian," kata Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiadi ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (18/3/2019).
Dengan tarif gross Rp 3.000/km yang dipotong sekitar 20%, menurut Budi nominal yang diterima pengemudi ojol masih tetap besar.

"Iya (Rp 3.000/km memungkinkan). Tapi kalau gross dipotong 20% ya masih tetap gede," sebutnya.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pihaknya akan lebih dulu melakukan pembicaraan dengan pengemudi ojol.

"Kita diskusi lah, kalau akhirnya Rp 3.000 itu lah hasilnya, tapi kita lagi berusaha persuasi," tambahnya.

Menurutnya harus dilihat apakah nantinya tarif tersebut membebani pengguna ojol. Sementara pihaknya menawarkan usulan tarif sebesar Rp 2.400 hingga Rp 2.800/km.


"Ya memang melihat bahwa kalau kenaikan itu hampir dua kali lipat itu pengguna itu akan berat. Oleh karenanya saya usulkan tidak memutuskan, mengusulkan ini win-win Rp 2.400, ini sebagai angka usulan," tambahnya.