"Angka tersebut sudah termasuk dalam hitungan stok hingga akhir Desember 2020 yang mencapai 6,1 juta ton," ujar Syahrul dalam Rapat Koordinasi Akselerasi Pelaksanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2020, dilansir dari Sekretariat Kabinet, Jumat (12/6). Bestprofit
Syahrul turut mengapresiasi kerja keras petani karena sukses melakukan cocok tanam Musim Tanam (MT) 1 dengan peningkatan produksi yang luar biasa. Padahal, sendi-sendi perekonomian di Tanah Air melemah akibat pandemi virus corona.
Pada MT 1 luas tanam Oktober-Maret mencapai 6,07 juta hektare (ha) dengan luas panen dari Januari-Juni sekitar 5,83 juta ha. Dari luas tersebut, para petani mampu memproduksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 29,02 juta ton dan menghasilkan beras murni sebanyak 16,65 juta ton atau senilai Rp168 triliun. PT Bestprofit
"Apapun yang terjadi besok, yang tidak boleh bersoal adalah pangan masyarakat. Musim tanam 1 kita berhasil di situ dan hanya Kementan yang produktivitas ekspornya naik di atas 12,6 persen," klaim Syahrul. PT Bestprofit Futures
Syahrul mengingatkan musim tanam berikutnya akan mengalami banyak tantangan dan rintangan yang lebih berat. Oleh karena itu, ia meminta semua elemen mempersiapkan MT 2 dengan baik.
Sebagai informasi, Badan Pangan Dunia (FAO) memperingatkan bakal terjadinya kekeringan yang sangat tinggi, bersamaan dengan serangan hama siklus lima tahunan. Bahkan, tahun ini diprediksi terjadi krisis pangan dunia.
"Kalau kita semua turun tangan akan ada kebersamaan yang kuat dengan perencanaan yang apik. Koordinasi kelembagaan harus kuat. Kerja sama dengan Kemendes, Kemenko, Kementerian dan Lembaga lain, BUMN, Pemda, Swasta, dan Perguruan Tinggi harus saling bersinergi," pungkasnya.