Selasa, 22 Agustus 2017

DPR minta pemerintah audit biro jasa umrah dan haji

PT BESTPROFIT DPR meminta pemerintah melakukan audit terhadap biro jasa umrah atau haji usai adanya penipuan terhadap masyarakat. Ini menjadi perhatian lantaran miliaran dana umat terkatung entah di mana oleh biro jasa First Travel. BESTPROFIT

Anggota Komisi VIII dari PDI Perjuangan Diah Pitaloka mengatakan, kasus First Travel harus menjadi pelajaran bagi pemerintah. Untuk itu, dia meminta dilakukan audit terhadap semua biro jasa umrah ataupun haji yang ada di Indonesia. BEST PROFIT

"Kasus First Travel harus bisa menjadi pelajaran bersama. Makanya pemerintah sebaiknya melakukan audit terhadap semua biro jasa yang ada. Bukan cuman keuangan saja, tetapi juga standar yang diterapkan oleh mereka bagi calon jemaah umrah ataupun haji kita," katanya di Jakarta, Selasa (22/8). PT BESTPROFIT FUTURES

Menurutnya, standar pelayanan dan fasilitas penting untuk menjadi perhatian. Jangan sampai masyarakat yang sudah bersusah payah ingin ke tanah suci akhirnya tak mendapatkan fasilitas memadai.

"Mulai dari keberangkatan, penginapan, makan hingga transportasi di sana (Mekkah) harus diperhatikan juga. Jangan lupa asuransi harus setiap jemaah dapat. Kita pergi naik bus sebentar aja ada asuransinya," tegasnya.

Diah berharap, regulasi mengenai tarif umrah dan haji dapat segera diselesaikan. Mengingat ini merupakan celah bagi sejumlah pihak untuk melakukan penipuan kepada masyarakat.

"Harus kita bahas segera standar minimalnya berapa. Biar masyarakat gak silap saat ditawari harga murah. Mereka punya panduan harga dari pemerintah," tutupnya.

Senin, 21 Agustus 2017

Sejumlah warga Bekasi stres jadi korban First Travel

PT BESTPROFIT Sejumlah warga Kota Bekasi, Jawa Barat, mengalami depresi karena tertipu dengan First Travel. Pasalnya, korban telah menyetorkan uang biaya ibadah umrah sebesar Rp 18 juta. Namun, belakangan, pihak travel tersangkut kasus. BESTPROFIT

"Orangtua saya menjadi korban First Travel, sudah menyetor uang Rp 18 juta," kata Suhendi, warga Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede kepada merdeka.com, Minggu (20/8). BEST PROFIT

Suhendi mengatakan, selain orangtuanya yang sudah sepuh, masih ada enam lagi saudaranya juga menjadi korban First Travel. Menurut dia, mayoritas telah menyetorkan uang Rp 18 juta. PT BESTPROFIT FUTURES

"Biayanya Rp 16 juta, kemudian katanya ada keterlambatan sehingga harus carter pesawat, kemudian diminta lagi Rp 2 juta," jelasnya.

Menurut dia, keluarganya dijanjikan akan berangkat ibadah umrah pada bulan Agustus. Bahkan, mereka sudah menggelar syukuran di rumah masing-masing. Namun, mereka terkejut mendapatkan kabar dari media bahwa First Travel tersangkut kasus.

"Orangtua saya kalau tidak saya nasehatin bisa stres, bahkan ada yang guling-guling di jalan ketika tahu kena tipu," ujarnya.

Karena itu, pihaknya berharap pihak perusahaan mengembalikan uang yang disetor dengan nominal utuh. Pihaknya juga meminta polisi menghukum pihak yang bertanggung jawab atas kasus tersebut.

"Kami juga meminta Kemenag memberangkatkan umrah," ujarnya.

Jumat, 18 Agustus 2017

BJ Habibie, Megawati dan SBY dialog kebangsaan di LIPI

BEST PROFIT Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyelenggarakan Dialog Kebangsaan dalam rangka menyambut hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 72 Tahun. Acara ini juga sekaligus memperingati hari Ulang Tahun LIPI ke 50 Tahun, yang bertepatan jatuh pada tanggal 23 Agustus. PT BESTPROFIT

Dalam acara ini, LIPI mengundang Presiden ke-3 BJ Habibie, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tema dialog yang diambil adalah 'Mengelola Keberagaman, Meneguhkan Keindonesiaan' digelar di Auditorium LIPI, lantai 2, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (15/8). BEST PROFIT

Menjadi pembicara pertama adalah Megawati. Sekitar Pukul 09.10 WIB, Megawati sudah tampak di dalam ruang acara. Setelah Megawati, giliran BJ Habibie nantinya. Terakhir, SBY yang akan menjadi pembicaranya. BESTPROFIT FUTURES

BJ Habibie belum tampak hadir. Begitu juga SBY yang belum terlihat di ruang acara. Dalam acara ini tampak hadir Menteri Riset dan Teknologi M Nasir. Nasir mengaku senang, tiga mantan presiden RI bisa memenuhi undangan dialog kebangsaan ini.

"Dalam dialog mengelola keberagaman meneguhkan ke-Indonesia-an, tiga Presiden ini bisa hadir, itu luar biasa," kata Nasir.

Kamis, 17 Agustus 2017

Resep Hidup Damai dari Tanah Dayak: Tembawang

PT BESTPROFIT Siang hari di tengah keramaian pesta Dayak, empat perempuan berkerudung sedang jalan-jalan. Langkah mereka terhenti di salah satu sudut jalan. BESTPROFIT

Liswarni (41) dan empat perempuan rekannya yang lebih muda sedang berada di Gawai Dayak Sintang, di kompleks Stadion Baning, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Di hari Jumat (14/7/2017) siang, cahaya matahari cukup membuat orang memicingkan mata. BEST PROFIT

Mumpung sedang ada Gawai Dayak, apalagi sudah lima tahun tak digelar di Sintang, Liswarni menyempatkan diri mengunjungi gelaran ini. Dia berhenti di sebuah stan kerajinan khas Dayak. Sejumlah gelang manik-manik dan anyaman dia jajal, teman-temannya juga begitu. Sebagai orang Melayu Kalimantan Barat, Liswarni tak ragu-ragu mengunjungi Gawai Dayak, malah antusias. PT BESTPROFIT FUTURES

"Saya menganggap Dayak sebagai saudara," kata Liswarni.
Rasa persaudaraan ini dipercayainya mampu menjaga keamanan di Sintang, Kabupaten yang punya wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia ini. Isu-isu bernuansa kebencian antarkelompok tak mempan untuk memengaruhi orang-orang.

Malam harinya, ada penampilan musik dari Forum Masyarakat Batak Kabupaten Sintang di panggung Gawai Dayak. Semua kelompok masyarakat dipersilakan untuk menikmati suasana pesta syukuran ini, bahkan juga masyarakat Dayak dari negara tetangga, Malaysia. Nilai toleransi memang ditonjolkan di acara ini.

"Gawai Dayak ini mengangkat tema toleransi dan keberagaman. Ini menunjukkan bahwa kita masyarakat Dayak ingin menyatakan toleransi kita kepada seluruh masyarakat yang beragam," kata Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Sintang, Jeffray Edward, kepada detikcom di lokasi acara.
effray mengajak seluruh masyarakat agar semua warga bisa menjaga keberagaman dan tak mudah terprovokasi upaya-upaya memperkeruh suasana. Sejauh ini, toleransi di sini dinyatakannya telah berjalan baik.

Kabupaten tetangga Sintang, yakni Kabupaten Sanggau yang juga menjadi tapal batas Indonesia-Malaysia, juga punya masyarakat majemuk. Yang dominan memang masyarakat Dayak dan Melayu. Persaudaraan antardua suku besar ini tergambar lewat legenda Daranante, putri Melayu yang menikah dengan pria Dayak bernama Babai Cinga. Anak turun Daranante dan Babai Cinga menjadi penguasa Kerajaan Sanggau.

"Sebenarnya kita satu asal. Dulu zaman kerajaan ada perkawinan campuran Etnis Dayak dan Etnis Melayu," kata Bupati Sanggau, Paolus Hadi, di Rumah Dinas, Kelurahan Ilir Kota, Kecamatan Kapuas, Sanggau, Kamis (13/7/2017).

Selain itu, ada pula masyarakat Tionghoa dan Jawa. Agama penduduk Sanggau juga beragam, ada Katolik, Muslim, Protestan, Budha, hingga Konghucu. Namun ribut-ribut soal agama tak pernah terjadi di sini meski sempat terasa ada isu-isu provokatif.
Penggolongan suku dan agama juga tak selalu simetris. Tak semua orang Muslim adalah Melayu, karena banyak juga orang Dayak yang Muslim. Orang Dayak di Kalimantan Barat menyebut saudaranya yang menjadi Muslim dengan istilah 'senganan'.

Meski berbeda keimanan, baik Dayak yang Nasrani maupun Dayak yang Muslim tetap mengakui satu asal-usul kekerabatan yang sama. Kekerabatan itu terwujud dalam konsep Tembawang. Tembawang ini adalah konsep wanatani (agroforestri) khas Dayak yang memuat kearifan tentang asal-usul kekerabatan.

"Tembawang itu salah satu pemersatu," kata Paolus mengucapkan soal 'resep perdamaian' ini.
Setiap kerabat mempunyai Tembawang yang dulu secara bersama-sama pernah ditanami berbagai macam buah-buahan, mulai dari durian, entawak, rambutan, tengkawang, karet, dan sebagainya. Tembawang itu tetap dikenang sebagai milik anak-cucu kerabat pemiliknya meski sudah ditinggal pergi berpencar. Suatu saat bila pepohonan di Tembawang berbuah, maka kerabat bisa mendapat bagian atau berkumpul kembali untuk mengambil hasil. "Bisa ratusan dan ribuan orang yang mempunyai satu Tembawang. Tembawang itu pengikat," kata Paolus.

Tembawang menjadi simbol kerukunan. Kebersamaan warga Sanggau tak mudah terusik. "Mungkin karena sudah merasa enak hidup bersama tinggal di daerah ini. Kalau generasi-generasi sebelumnya, hidup dari kecil itu sudah bersama. Yang kita waspadai itu penyusup saja. Kalau orang sini asli, tidak akan memprovokasi. Dan ini sudah komitmen kita bersama," tuturnya.

Rabu, 16 Agustus 2017

Tentara Indonesia dan Malaysia Sama-sama Bergerak, Ini Yang Terjadi Danu Damarjati - detikNews

PT BESTPROFIT Mudah sekali menemukan caci-maki warganet Indonesia dan Malaysia di kolom-kolom dunia maya, seolah-olah dua negara ini gemar berseteru tentang batas negara, kawasan yang dijaga oleh serdadu masing-masing pihak. Namun bagaimana jadinya bila serdadu dua negara benar-benar bergerak bersama di tapal batas? BESTPROFIT

Pada Senin (17/8/2017) pagi, detikcom melihat pria-pria berseragam loreng di Pos Komando Taktis di Entikong, Sanggau, Kalimantan Barat, tak jauh dari batas negara Indonesia-Malaysia. Mereka tengah bersiap-siap untuk patroli ke patok perbatasan. BEST PROFIT

Namun di antara mereka, ada beberapa personel yang seragam lorengnya agak berbeda. Warna seragamnya agak lebih cerah. Ternyata mereka adalah tentara Malaysia. Benar, 10 personel Batalyon Ranger Tentara Diraja Malaysia ini memang ada di markas tentara Indonesia. PT BESTPROFIT FUTURES

Tuan rumah, yakni Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI dari Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti terlihat santai saja dengan kehadiran para Ranger Malaysia itu. Memang ini merupakan hal yang lumrah, karena pos ini merupakan Pos Gabungan Bersama kedua negara. Kini mereka sama-sama mempersiapkan peralatan untuk melakukan patroli patok bersama.

Peralatan yang dibawa Satgas Pamtas RI-Malaysia adalah peta, pelacak GPS, radio handy talkie, sangkur, helm, dan rompi antipeluru. Tentu saja mereka membawa senjata, yakni Senapan Serbu 1 buatan Pindad Indonesia. Bila TNI menggendong SS1, Ranger Malaysia membawa senapan M4A1 carbine, senjata asal Amerika Serikat yang juga diproduksi SME Ordnance Sdn Bhd Malaysia.

Apel pagi digelar di depan Bendera Indonesia dan Bendera Malaysia yang dikerek sama tinggi. Komandan Satgas Pamtas, Letkol Inf Denny, memimpin apel, 33 orang personel di depannya, termasuk enam orang dari Ranger Malaysia. Denny berpesan agar semua personel menjaga senjatanya agar tetap dalam keadaan terkunci. Ini adalah wilayah aman, tak perlu membuka kunci senjata dan membawa serentengan amunisi di bahu.

"Dicek betul, jangan sampai tangan kita gatal, kunci terbuka, dan nembak teman sendiri," kata Denny kepada para personel gabungan ini.

Saling menjaga antarpersonel adalah hal yang penting, tak terkecuali saling menjaga antarpersonel TNI dan Tentara Diraja Malaysia. Apel selesai.

Satu persatu mereka naik ke truk militer yang akan mengantarkan mereka ke perbatasan. Tangan tentara Indonesia membantu tentara Malaysia yang akan naik ke bak truk, begitu juga sebaliknya. Akrab sekali. Maka berangkatlah semua personel ke batas negara Indonesia-Malaysia, dipimpin oleh Perwira Topografi Satgas Pamtas Yonif 131/Brs, Kapten Sumaryono.

"Ini first time nih. Saya baru satu bulan di sini," kata personel Ranger Malaysia, Prebet Rajali, dengan logat yang khas.
Perjalanan tak lama, sampai juga di titik yang dituju, tak jauh dari PLBN Entikong. Para serdadu ini berjalan menanjak menaiki bukit tanah berumput. Dari sini terlihat jelas PLBN Entikong.

Jalanan pertama berupa kerikil bercampur tanah yang menanjak. Ini adalah bagian Jalan Inspeksi Perbatasan (JIPP) yang mengarah ke Dusun Balai Karangan yang belum selesai dikerjakan. Namun semakin jauh berjalan, suasana berganti, pepohonan dan akar banyak melintang, menambah sulit perjalanan naik-turun bukit.

Bendera Indonesia dan Bendera Malaysia berkibar di balik masing-masing punggung dua personel. Bila tanjakan terlalu sulit, mereka bakal saling mengulurkan tangan untuk mempermudah naik ke atas.

Matahari makin meninggi. Keringat bercucuran. Setelah cukup bersusah payah melangkahi celah pepohonan, akhirnya sampai juga di patok perbatasan pertama, namanya adalah G 128. Bentuknya sederhana saja, yakni balok beton setinggi tengah betis.

Patok ini terletak di dekat pagar kawat sebagai batas teritorial Indonesia-Malaysia. Di seberang patok apalagi seberang pagar itu adalah teritorial Malaysia. Alat pelacak GPS dihidupkan memeriksa koordinat patok ini. Tak ada masalah yang berarti, patok dipastikan tak bergeser. Pasukan gabungan melanjutkan perjalanan, menuruni tebing tanah yang agaknya juga tak terlalu stabil untuk diinjak.

"Ini rawan longsor sebenarnya," kata Kapten Sumaryono kepada saya.

Patok selanjutnya, berjarak sekitar 600 meter, yakni G 129. Letaknya ada di antara pepohonan di atas bukit. Butuh kehati-hatian untk mencapainya. Patok ini dinaungi prisma besi yang menjulang empat meter. Personel TNI dan Tentara Diraja Malaysia berkumpul, memastikan bersama bahwa patok tidak bergeser. Aman!

Usai memeriksa keadaan patok G 131, para personel gabungan ini naik kembali ke truk. Mereka hendak menuju ke kawasan perbatasan lain. Truk terasa terhuyung-huyung, menengok ke luar, ternyata truk melintasi turunan. Para prajurit turun. "Prok! Prok! Prok!" sepatu mereka beradu dengan permukaan tanah berbatu.

Di depan adalah aliran sungai yang melintasi Dusun Serangkang. Usai berpatroli menyusuri sebagian titik dekat sungai, dipastikan kondisi masih tergolong aman-aman saja. Matahari semakin menyengat, cukup melelahkan bagi orang biasa.

Namun para serdadu ini nampak masih bisa tersenyum, bahkan bercengkrama satu dengan yang lainnya. Mereka terlihat lebih santai. Nampaknya tak ada rasa perasaan berseteru antara tentara Indonesia dan Malaysia.

Sambil duduk di atas pohon tumbang, terlihat salah seorang personel mengeluarkan ponsel dari kantong, fitur kamera diaktifkan. Di atas sungai ini, mereka melakukan swafoto alias selfie bersama, tanpa ragu-ragu, sambil tersenyum.

Karena keakraban mulai mencair seperti aliran sungai di Serangkang ini, personel yang lain juga tak mau ketinggalan berfoto. Mereka ramai-ramai duduk di atas batu tengah sungai, sepatu basah terendam air. Bendera Indonesia dan Malaysia dibentangkan. "Cekrek! Cekrek! Cekrek!" berkali-kali potret diambil.

12 Personel, termasuk lima di antaranya dari Malaysia, kemudian berkumpul membentuk lingkaran. Mereka mendengarkan Kapten Sumaryono menutup patroli hari ini. Sumaryono memastikan bahwa sema tidak ada yang cidera, mengecek kelengkapan peralatan, dan menyampaikan terimakasih kepada semua personel.

"Kita sudah laksanakan patroli patok. Semua berjalan dengan lancar dan aman," kata Sumaryono. Mereka kemudian merapat dan meneriakkan yel-yel, "Braja! Sakti!"

Yang terjadi bila tentara Indonesia dan Malaysia bergerak maju ke patok perbatasan negara, dalam waktu yang bersamaan, tentu saja adalah keakraban. Menjaga patok bersama berarti menjaga keamanan dengan cara damai. Rasa saling pengertian satu sama lain bakal terbentuk.

Prebet Rajali mengakui dirinya kadang-kadang "sukar paham" dengan Bahasa Indonesia dalam kosakata-kosakata tertentu. Namun karena dia ditempatkan di sini, dia mencoba untuk mengerti . "Terpaksa belajar, sedikit-sedikit lah," ujarnya sambil tersenyum.

Staf Resimen Ranger Diraja Malaysia, Sersan Winson, menyatakan 10 personel Negeri Jiran sudah berada di sini sejak dua pekan terakhir. Selain patroli, mereka juga sering melakukan kegiatan lain bersama personel Satgas Pamtas TNI di barak.

"Kita main voli bareng, biliar bareng," kata Sersan Winson.

Tiap sore di halaman markas, para personel memang sering berolahraga voli. Ada pula meja biliar di salah satu sudut bagian dalam Pos Komando Taktis ini. Di bagian lainnya, ada barak khusus untuk 10 personel Malaysia. Di seberang perbatasan sana, di markas penjaga perbatasan milik Malaysia, ada pula 10 personel TNI yang ditempatkan di Pos Gabungan Bersama di teritorial Malaysia sana. Kesan yang baik akan menciptakan suasana yang baik juga.

"Bersahabat," ucap Sersan Winson saat ditanyai kesannya tentang para personel TNI.

Selasa, 15 Agustus 2017

ICW: Alasan Gedung DPR Miring Mengada-ada

PT BESTPROFIT DPR mengusulkan kenaikan anggaran hingga Rp 5,7 triliun dalam RAPBN 2018. Anggaran tersebut akan digunakan untuk pembangunan gedung dengan alasan sudah ada kemiringan.

Peneliti ICW Donal Fariz mengatakan alasan yang diberikan DPR mengada-ada. Ia justru meminta DPR untuk membenahi struktur pimpinan DPR. BESTPROFIT

"Tidak perlu pembaruan gedung, justru yang perlu itu pembaruan pimpinan DPR lebih urgent," ujar Donal saat dihubungi detikcom, Senin (14/8/2017) malam. BEST PROFIT

Donal menyebut, alasan adanya bangunan yang miring juga pernah disampaikan Ketua DPR sebelumnya, Marzuki Alie. Menurutnya, tidak ada kemiringan gedung tersebut. PT BESTPROFIT FUTURES

"Alasan ini mengada-ada ada, sebab dahulu pernah disampaikan zaman Marzuki Alie menjadi ketua DPR dan faktanya tidak ada kemiringan gedung tersebut," kata Donal.

Ia mengkritik seharusnya DPR membereskan lembaganya terlebih dahulu. Juga menunjukan kinerja yang baik agar masyarakat menerima rencana pembangunan gedung.

"Harusnya DPR membereskan persoalan internal lembaga mereka terlebih dahulu, menunjukkan kinerja yang lebih baik agar wacana pembangunan gedung tersebut dapat diterima oleh publik," ucap Donal.

Sebelumnya diberitakan DPR, mengusulkan anggaran 2018 Rp. 5,7 triliun. Anggaran tersebut digunakan untuk memperbaiki gedung DPR yang telah miring, yaitu gedung Nusantara I.

Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Anton Sihombing mengatakan dari Rp 5,7 triliun, sudah ada Rp 500 miliar untuk anggaran penataan kawasan parlemen.

"Anggaran itu kan bertahap, yang sudah didapat Rp 5,7 T kemarin itu udah. Udah ada Rp 500 miliar untuk anggaran. Tapi nanti kita tambah lagi untuk pembangunan alun-alun, perpustakaan, terus museum," ujar Anton, Senin (14/8).

Senin, 14 Agustus 2017

Jika Ridwan Kamil maju lewat independen, NasDem tetap dukung

BESTPROFIT Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago mengatakan partainya tak masalah apabila Wali Kota Bandung Ridwan Kamil memutuskan maju lewat jalur independen dalam Pilgub Jawa Barat. Bagi NasDem, yang terpenting, Ridwan Kamil bisa maju sebagai calon gubernur dan NasDem tetap akan memberikan dukungan. PT BESTPROFIT

"Ya enggak ada masalah. Mau maju lewat independen pun kita masih tetap dukung. Jadi kita punya komitmen jelas," kata Irma saat dihubungi, Jumat (11/8). BEST PROFIT

Menurut Irma, partainya telah melakukan antisipasi apabila benar nantinya Ridwan Kamil maju melalui jalur independen. Antisipasi itu siap membantu mengumpulkan KTP sebagai syarat pendaftaran. PT BEST PROFIT

"Semua pasti dilakukan kalau ada orang yang berniat maju, pasti sudah dilakukan antisipasi-antisipasi seperti apa," ujarnya.

Namun, anggota Komisi IX DPR ini mengatakan Ridwan Kamil berpikir realistis dalam Pilgub Jawa Barat. Apabila memang tak mampu meraup elektabilitas yang cukup, maka dia akan mengurungkan niatnya menjadi calon gubernur.

"Saya juga melihat Ridwan Kamil enggak ngoyo-ngoyo amat. Dia juga berhitung. Dia orang yang berkaca diri. Kalau memang angkanya rendah dia juga enggak akan maju dong," ujarnya.

Sampai saat ini, baru NasDem yang telah menyatakan akan mendukung Ridwan Kamil. Namun, partai besutan Surya Paloh itu tak bisa mengusung sendiri karena tak punya cukup suara sebagai syarat. NasDem hanya memiliki lima kursi di DPRD. Sementara, persyaratan minimal mengharuskan 20 kursi.