Selasa, 20 Agustus 2019

Bikin Tersinggung karena Kicauan, Deddy Corbuzier Minta Maaf


Deddy Corbuzier mendadak minta maaf kepada siapa pun yang tersinggung karena kicauannya di Twitter beberapa waktu lalu. Twit-nya soal salib di ambulance dinilai menyindir ke salah satu pemuka agama yang viral.


Deddy Corbuzier pun akhirnya mengungkap alasan menulis hal tersebut. Ia membuat itu lantaran untuk menutupi kesedihannya karena ramai ditanya tentang penyesalan pindah agama.
"Sy hrp dibaca smp habis. Pertama, Saya mohon maaf sedalam2nya pd siapapun yg tersinggung atas tweet saya kmrn dan dianggap menuju pada satu tokoh Agama. Saya Mohon Maaf... Tapi Justru tweet saya tujuan nya adlh untuk MENUTUP KESEDIHAN SAYA melihat komen NETIZEN2 di sosmed saya yang tiba tiba bertanya APAKAH SAYA MENYESAL MUALAF!? SAKIT MENDENGARNYA," tulisnya di Instagram.

"MRK blg : SUKUR skrg kalau LOE/ ibu LOE sakit ga bisa naik ambulance lagi gara gara lambang salib.. ga bisa pake HP lagi Krn yg buat kafir.. bla bla.. Ternyata cobaan seorang Mualaf sangat berat."

Lebih lanjut, Deddy Corbuzier juga menjelaskan tentang panggilan 'Bambang'. Menurutnya, itu ditujukan untuk semua orang.

"Krn kalau tujuan nya ke satu org, tipe saya sejak dulu langsung tulis nama org nya tanpa pake perumpamaan lagi.. Kalian tahu sifat saya.. itu dia juga MAKANYA yg saya bahas di tweet HANYA masalah Ambulance dan produk buatan NON Muslim.. Krn saya yakin betul tdk ada satupun Ustad yg melarang itu.. (Dan Ustad yg dimaksud banyak org jelas tidak bicara tentang hal itu) Dan saya juga ga bahas masalah yg heboh skrg ttg Jin Kafir dll," tuturnya.

Deddy Corbuzier juga membuktikan dirinya tak menyesal pindah agama. Ia mengatakan menjadi mualaf karena melihat sebuah keindahan dalam keyakinan yang dipilihnya saat ini.

"Kalian tahu bahkan sebelum saya mualaf, saya selalu membela saudara2 saya yg muslim tiap ada kejadian apapun.. Saya jelaskan Islam itu indah.. Lihat jawaban org org ke saya di slide ke dua.. Betapa sedih nya... Dan mengapa Bisa terjadi?" katanya.


Calon suami Sabrina Chairunnisa itu pun tak mau ikut campur terhadap masalah ustaz yang tengah ramai dibicarakan. Sebab, ia merasa ilmunya masih dangkal.

"Kalau masalah sikap saya ttg siapapun Ustad yg bicara ttg agama lain dan jadi viral jujur saya ga mau ikutan.. kan ilmu saya masih CETEK.. Saya saja pernah janjian dgn asst beliau tuk ktm dll. Krn kalau di bilang saya hrs belajar lagi.. 100% benar!! Kita selalu belajar mengambil Yang Baik nya," ujarnya.

Deddy Corbuzier juga bicara tentang guru. Menurutnya, gurunya melarang keras untuk memperolok agama lain.

"TAPI.. Kalau di bilang guru saya salah.. Saya rasa tidak! Justru Guru2 saya mengajarkan Nabi Muhammad SAW Dan Quran melarang keras umat nya memperolok agama agama lain dimanapun. Apalagi menghina pemuka Agama. Jg Ajarkan saya Minta maaf adalah hal yg baik Jika gaduh, bukan diam atau bela diri," tuturnya.


Di akhir tulisan, Deddy Corbuzier kembali minta maaf atas kegaduhan yang terjadi karena kicauannya. Ia menegaskan lagi menjadi mualaf karena Islam agama yang tidak menjelekkan.

"Oleh Krn itu saya Mohon Maaf sedalam dalam nya bila ada kata kata saya yang membuat sebagian org tidak nyaman.. Saya Mualaf krn saya yakin ini agama yg Indah, tidak menjelekkan dan mendukung perbedaan.. Untuk Indonesia untuk Pancasila. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," pungkasnya.

Senin, 19 Agustus 2019

Balita Peluk Jenazah Ayah Tiga Hari Dirawat Kerabat di Banyuwangi

Balita berinisial N usia 14 bulan yang menunggui jenazah ayahnya selama 3 hari sudah tiba di Banyuwangi. Saat ini N diasuh keluarga kandung ayahnya almarhum, Heri Purnomo dan Setiyati, warga Desa Kendalrejo, Kecamatan Bangorejo Banyuwangi. 
Di Banyuwangi, N tak sendiri lagi. Meski baru pertama kali datang ke Banyuwangi N langsung bisa bergaul dengan keluarga barunya. Seakan mengajak bercanda, N tak segan disuapi Setiyati, istri kakak kandung ayah N, Aan Junaidi alias Fauzi. 
"Tadi malam datang setelah saya jemput ke Jember. Sebelum ngambil di rumah tetangga, kita ke polsek dan langsung saya bawa pulang," ujar Heri Purnomo kepada detikcom sata ditemui di rumahnya, Jumat (16/8/2019).  BESTPROFIT
Heri mengaku, saat datang ke Banyuwangi, kondisi suhu tubuh N sempat panas. Namun setelah siang ini kondisinya kembali normal. Meski sudah kembali normal, dirinya berencana akan membawa N ke puskesmas terdekat. 

"Ya mungkin kecapean saat pulang ke sini (Banyuwangi). Tapi sudah tidak panas lagi. Tapi tetap akan saya bawa ke puskesmas hari ini," ujarnya. 

Kedatangan N di Banyuwangi menjadi hiburan tersendiri bagi Setiyati. Menurutnya N anak yang baik dan tidak terlalu rewel. 
"Anaknya tidak rewel. Sementara kita rawat. Nanti sepulang dari luar negeri nanti ya diserahkan. Tapi jika emang mau kita rawat ya nanti kita komunikasi. Wong kita ini bude-nya ya terserah ibunya," tambahnya. 

N sebelumnya diketahui di dalam kamar rumahnya, Perumahan Kaliwining Asri, Kecamatan Rambipuji dalam kondisi lemah tanpa makan dan minum. Saat ditemukan warga, dia bersama jenazah ayahnya yang diperkirakan meninggal tiga hari sebelumnya.

Jumat, 16 Agustus 2019

Istana Jawab Fahri Hamzah yang Kaitkan Baju Jokowi dan Kekalahan di NTB

Mengomentari busana adat Suku Sasak yang dikenakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di pidato kenegaraan, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengungkit kekalahan Jokowi di Bumi Sasak, Nusa Tenggara Barat (NTB), saat Pilpres 2019. Namun pihak Istana Kepresidenan menyatakan makna busana itu tak terbatas tentang politik pemilu itu saja.
"Fahri selalu melihat itu dalam konteks politik, dan yang terjadi sudah merupakan fakta bahwa Pak Jokowi tidak menang di NTB. Ini tidak diingkari," kata Deputi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Kantor Staf Presiden (KSP), Eko Sulistyo, dalam keterangannya, Jumat (16/8/2019).
Eko mempersilakan Fahri menafsirkan pilihan busana Jokowi secara politis. Meski demikian, pilihan Jokowi mengenakan busana adat bukan dimulai tahun ini saja. Dua tahun lalu, Jokowi bahkan mengundang presiden-presiden terdahulu untuk berbusana adat datang ke Istana Merdeka, Jakarta.
"Yang perlu diingat, Pak Jokowi menggunakan pakaian adat dalam peristiwa-peristiwa penting, konteksnya bahwa tujuan Presiden itu bukan untuk politik pasca-Pilpres itu saja," kata Eko.
Jokowi kali ini mengenakan busana dari daerah asal Fahri Hamzah karena ingin menunjukkan visi pembangunan yang Indonesia-sentris. Jokowi ingin menunjukkan kekayaan budaya Indonesia. 

"Ini juga diplomasi budaya, karena pidato ini juga disorot dunia. Presiden cukup jeli, Jadi kalau melihat rentetannya, ini memang bukan simbolisasi pasca-Pemilu saja," kata Eko.

Sebelumnya, Fahri Hamzah, yang mewakili daerah pemilihan NTB, berterima kasih karena Jokowi memilih busana tersebut untuk dipakai hari ini. Kemudian Fahri mengulas soal pakaian Jokowi saat menghadiri Kongres V PDIP di Bali pada pekan lalu. Jokowi kala itu sempat menggunakan baju adat Bali dan mengatakan sengaja memakainya karena menang telak di Bali dengan raihan suara 91,6 persen di Pilpres 2019. 

Fahri pun lantas menyinggung kekalahan Jokowi di NTB. Menurutnya, Jokowi telah berlaku seimbang karena mengenakan dua pakaian adat tersebut. "Karena waktu itu kan mengingatkan Pak Jokowi kan waktu itu di Bali dia bilang pakai (baju) adat bali karena menang di Bali," tuturnya.


"Saya berterima kasih," kata Fahri di gedung DPR, Senayan.

Kamis, 15 Agustus 2019

Jokowi: Kita Akan Meneruskan Pembangunan MRT

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan program pembangunan transportasi massal terus berlanjut. Salah satunya adalah pembangunan MRT atau singkatan dari Moda Raya Terpadu.
Rencana itu disampaikan Jokowi dalam pidato RAPBN dan Nota Keuangan 2020 di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019). Menurut Jokowi MRT dibangun untuk mennghubungkan sistem transportasi di kota-kota besar semakin efisien sekaligus menjalankan program transportasi ramah lingkungan.
"Kita juga akan meneruskan pembangunan Moda Raya Terpadu (MRT) dan transportasi massal lainnya, agar keseluruhan sistem transportasi di kota-kota besar semakin efisien, semakin bersih dari polusi, dan terkoneksi secara menyeluruh," ujar Jokowi. BEST PROFIT
Jokowi menambahkan pemerintah melanjutkan pembangunan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah, terutama di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Untuk infrastruktur di luar kawasan 3T, Pemerintah menekankan perbaikan manajemen, tata kelola, dan kerangka regulasi, agar makin mendukung transformasi ekonomi.

Infrastruktur terus dibangun ke seluruh pelosok dan difokuskan pada konektivitas di sepanjang rantai pasok, menghubungkan pasar dengan sentra-sentra produksi rakyat, mulai dari pertanian, perikanan,
perkebunan, dan industri, termasuk UMKM. 

Sementara itu di sektor pariwisata, pada tahun 2020 pemerintah memprioritaskan pembangunan empat destinasi wisata secara lintas sektor dan terintegrasi. Destinasi pariwisata tersebut meliputi Danau Toba, Candi Borobudur, Labuan Bajo, dan Mandalika.

Rabu, 14 Agustus 2019

Kata Khofifah Soal Rencana Jokowi Pindahkan Ibu Kota ke Kalimantan

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan pendapatnya tentang rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan. Khofifah membenarkan bahwa Presiden telah memberikan indikasi tentang pemindahan ibu kota.
"Presiden sendiri telah memberikan kode atau sinyal yang sangat kuat mengenai rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan," kata mantan Menteri Sosial itu kepada wartawan di Gedung DPRD Jatim, Jumat (16/8/2019). BEST PROFIT
Menurutnya, pemindahan ibukota harus dilakukan demi percepatan, pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan pindahnya ibukota ke Kalimantan, maka akan ada pergerakan ekonomi yang cukup signifikan di Pulau Borneo.  BESTPROFIT

"Indonesia ini besar. Pulau-pulaunya banyak untuk itu membangun sentra pertumbuhan baru. Salah satunya dengan memindahkan ibukota negara. Insya Allah akan menjadi bagian percepatan bagi peningkatan kualitas SDM," imbuh Khofifah.

Menurut Khofifah, dalam momentum HUT RI 2019 Presiden Jokowi menegaskan Indonesia membutuhkan kerja sama atau gotong royong. Kemudian perasan saling peduli antara seluruh elemen strategis bangsa.

Pidato Kenegaraan menyongsong Hari Kemerdekaan RI disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Paripurna DPD-DPR RI pukul 10.00 WIB. Pidato Kenegaraan tersebut mencakup banyak hal. Seperti perkembangan teknologi yang semakin cepat, generasi yang dibutuhkan bangsa, permasalahan stunting hingga pemindahan ibu kota ke Kalimantan.

Selasa, 13 Agustus 2019

Sita Ponsel Bos Salon 'Seks Gangbang', Polisi: Ada 10 Video Porno

Polisi menyita barang bukti berupa ponsel dari tersangka kasus video 'seks gangbang'. Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan dari ponsel milik bos salon, A alias Rayya, itu ditemukan sejumlah video porno yang disimpan dalam akun Google Drive.
"Kami temukan ada 10 video porno di ponsel tersangka," ujar Budi kepada wartawan di Mapores Garut, Jalan Sudirman, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (16/8/2019).
Budi mengungkapkan dari 10 video tersebut ditemukan 7 video 'seks gangbang'. Tiga lainnya bukan.
"Tiga tidak serupa. Sisanya serupa dengan yang viral," kata Budi.
Polisi masih menyelidiki terkait dugaan komersialisasi video porno yang dilakukan oleh tersangka Rayya. "Itu yang sedang kami dalami. Mohon waktu. Kami membagi tim yang sudah diturunkan, ada yang memburu tersangka lain, ada juga yang menyelidiki IT," tutur Budi. BESTPROFIT
Kasatreskrim Polres Garut AKP Maradona Armin Mappaseng mengatakan video 'seks gangbang' yang viral di media sosial itu dibuat pada Juni 2018. Video adegan seksual itu direkam di salah satu hotel, kawasan Cipanas, Garut.

Video tersebut dibuat saat tersangka VA (19), yang merupakan seorang biduan dangdut, masih berstatus sebagai istri dari Rayya. "Hasil penyelidikan kami dari keterangan saksi dan alat bukti yang ada, video tersebut dibuat saat kedua tersangka (VA dan Rayya) masih berstatus suami-istri," ujar Maradona.

Senin, 12 Agustus 2019

Polisi Ajak Panti Rehabilitasi Kolaborasi Berantas Narkoba di Jabar

Polisi mengajak seluruh elemen masyarakat membantu memberantas narkotika di Jawa Barat. Polisi juga meminta sejumlah panti rehabilitasi sama-sama membantu dengan memberikan informasi. 
"Kami meminta pihak panti rehablitasi bisa ikut membantu mengungkap jaringan," ucap Direktur Reserse Narkoba Polda Jabar Kombes Enggar Pareanom saat mengunjungi Yayasan Rehabilitasi Ultra di Jalan Sukamulya, Kota Bandung, Jumat (16/8/2019).  BEST PROFIT
Enggar menuturkan ada sejumlah panti-panti rehabilitasi narkoba yang tersebar di wilayah Jabar. Menurut dia, kerja sama yang bisa dilakukan antara Polri dan panti berupa tukar informasi. Sebab, kata dia, para pecandu narkoba yang direhabilitasi biasanya memberikan informasi terkait barang haram yang didapat. BESTPROFIT
"Informasi apa yang diperlukan untuk ungkap jaringan dibantu," kata Enggar didampingi Kasatres Narkoba Polrestabes Bandung AKBP Irfan Nurmansyah.

Enggar menuturkan, proses rehabilitasi memang diperlukan bagi mereka yang memang pengguna. Saat ini pun, ada 9 orang pecandu yang ditangkap jajarannya dimasukkan ke Yayasan Rehabilitasi Ultra. Mereka mendapatkan perawatan agar terbebas dari belenggu narkotik. 

"Mereka ini sakit, jadi perlu untuk disembuhkan," kata Enggar. 
Sementara itu, Kepala Cabang Yayasan Rehabilitasi Ultra Billy Mataram menyambut baik ajakan kerja sama tersebut. Menurut dia, pihaknya siap membantu pemberantasan narkoba. 

"Membantu generasi muda terbebas dari narkoba dan supaya bisa lebih berguna bagi nusa dan bangsa," kata Billy. 

Billy menuturkan panti rehabilitasi Ultra sendiri baru berusia satu tahun di Bandung. Selama ini, sudah ada kurang lebih 600 pengguna yang diobati di panti tersebut. Proses pengobatan, kata dia, dilakukan dengan cara pendekatan personal. 

"Dari jumlah tersebut 90 persen sudah bebas," ucapnya. 

Kedatangan para personel Direktorat Reserse Narkoba Polda Jabar dan Satres Narkoba Polrestabes Bandung ke panti tersebut bukan tanpa alasan. Para polisi tersebut melakukan bakti sosial baik ke panti rehabilitasi maupun ke Panti Asuhan Amanah Ummah di Kawasan Arcamanik, Kota Bandung. Bakti sosial dilakukan dalam rangka memperingati HUT RI ke-74.