Jumat, 24 November 2017

Mengenal perpustakaan Ngudi Kawruh, sempat mati suri kini bangkir lagi

PT BESTPROFIT - Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinaspersip) Jawa Tengah mendorong kantor- kantor desa agar menyediakan ruang khusus untuk dijadikan Perpustakaan Desa. Sebab, kehadiran perpustakaan bukan hanya menumbuhkan budaya literasi, tapi juga menjadi tempat pemberdayaan masyarakat sekitar. BESTPROFIT
Hal itu disampaikan perwakilan Dinaspersip Jateng, Titik Rahajoe, usai menyerahkan bantuan dua Rak Buku dan 1000 Judul Buku di acara deklarasi Desa Damai di Desa Nglinggi, Kecamatan Klaten Selatan, Kabupaten Klaten, Rabu (1/11). BEST PROFIT
"Perpustakaan Desa Nglinggi ini terhitung sudah berkembang. Selain ada yang mengelola, juga memiliki ruangan sendiri serta bermanfaat untuk community development. Kami berharap desa-desa lain juga mengikuti Desa Nglinggi," ujar Titik. BESTPROFIT FUTURES
Mengingat hal itu, pihaknya menyalurkan 1.000 judul buku dengan berbagai disiplin ilmu maupun genre fiksi. Selain itu, judul buku yang diberikan juga mencakup bacaan tentang ketrampilan, hobi, hingga menjalankan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Maka bantuan ini bukan hanya untuk meningkatkan daya baca. Tapi juga membuka pengetahuan. Barangkali usai rampung membaca, masyarakat tertarik untuk mengerjakan sesuatu yang bermanfaat secara ekonomi. Karena Perpustakaan Desa itu pondasi awal pendidikan sekaligus mengentaskan kemiskinan," papar Titik.
Hal senada juga disampaikan pengelola Perpustakaan Desa Nglinggi, Liza Yuvita Sikku. Ia menyebut, siapa saja boleh datang, membaca, dan meminjam buku-buku di perpustakaan bernama Ngudi Kawruh yang saat ini memiliki koleksi 1.700 judul buku.
"Sebenarnya sudah berdiri sejak 2014 dan mati suri. Buku- bukunya hanya ditaruh di aula kantor desa. Kemudian Juni tahun ini mulai menggeliat sehingga diberikan dua ruangan, termasuk ruang komputer," ujarnya. 
Dalam perjalanannya, Perpustakaan Ngudi Kawruh juga menjadi tempat community development untuk karang taruna maupun ibu- ibu PKK setempat. Sebab kantor Desa Nglinggi dilengkapi layanan fasilitas wifi gratis. Sehingga dimanfaatkan untuk melatih anak- anak SD hingga ibu- ibu rumah tangga belajar TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).
"Di Nglinggi juga ada komunitas Jepret (pecinta fotografi). Selain mengelola website desa, kami juga ingin bikin film pendek, video tutorial untuk ditayangkan di Youtube. Kemudian mulai tahun depan kita juga mau membuat parodi review novel. Otomatis anak- anak yang memainkan pasti harus merampungkan bacaannya. Sehingga aktivitas karang taruna bisa hidup dan menekan laju urbanisasi," papar perempuan yang pernah mengenyam kuliah broadcasting ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar