Cadangan devisa
(cadev) Indonesia per Agustus 2018 tercatat sebesar US$ 117,9 miliar.
Angkanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan US$ 118,3 miliar pada
akhir Juli 2018.
Direktur Eksekutif Bank Indonesia
(BI) Agusman mengatakan posisi cadangan devisa tersebut setara dengan
pembiayaan 6,8 bulan impor atau 6,6 bulan impor dan pembayaran utang
luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan
internasional sekitar 3 bulan impor.
"Bank Indonesia menilai
cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal
serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," katanya
dalam siaran pers, seperti ditulis Senin (10/9/2018). PT BESTPROFIT
Penurunan cadev disebabkan karena pembayaran utang luar negeri (ULN)
pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat (AS).
Angka cadev tersebut turun sekitar US$ 400 juta dibandingkan Juli 2018 sebesar US$ 118,3 miliar.
Pada
Januari 2018, cadev tercatat US$ 131,98 miliar atau lebih tinggi
dibandingkan posisi akhir Desember 2017 US$ 130,20 miliar. Peningkatan
cadev dikarenakan penerimaan devisa yang berasal dari pajak dan hasil
ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri
pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI)
valas.
Posisi cadev di Januari 2018 cukup untuk membiayai 8,5
bulan impor atau 8,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri
pemerintah.
Bergeser ke Februari 2018, cadev tercatat US$ 128,06 miliar. Angka ini
turun US$ 3,92 miliar. Posisi cadev juga turun untuk membiayai 8,1 bulan
impor atau 7,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Pada
Maret 2018, cadev kembali turun ke level US$ 126 miliar. Posisi cadev
setara dengan pembiayaan 7,9 bulan impor atau 7,7 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Jumlah cadev juga
kembali turun di April 2018 menjadi US$ 124,9 miliar. Kecukupan cadev
untuk membiayai impor juga ikut turun menjadi 7,7 bulan impor atau 7,4
bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Penurunan cadev kembali terjadi di bulan berikutnya. Pada Mei 2018,
cadev tercatat sebesar US$ 122,9 miliar. Pembiayaan impor menggunakan
cadev juga turun ke 7,4 bulan impor atau 7,2 bulan impor dan pembayaran
utang luar negeri pemerintah.
Posisi cadev pada Juni juga kembali
merosot ke level US$ 119,8 miliar. Posisi cadev tersebut setara dengan
pembiayaan 7,2 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang
luar negeri pemerintah.
Di akhir Juli 2018, posisi cadev turun
lagi ke level US$ 118,3 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara
dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran
utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan
internasional sekitar 3 bulan impor.