Tabung elpiji 3 kilogram langka di beberapa wilayah Sulawesi Selatan.
Kelangkaan ini disebabkan penggunaan elpiji 3 kg yang bukan untuk
peruntukannya.
"Pemeriksaan kami di lapangan, ditemukan laundry
dan pengusaha rumah makan bukan UKM yang menggunakan elpiji 3 kg
subsidi. Penyalahgunaan semacam inilah yang mengakibatkan masyarakat
miskin malah sulit mendapatkan haknya atas elpiji 3 kg subsidi," kata
Humas Pertamina MOR VII Roby Hervindo kepada detikcom di Makassar,
Sulsel, Rabu (29/8/2019).
Roby menjelaskan, rata-rata stok elpiji di pangkalan Pertamina wilayah
Makassar sebanyak 35 tabung per hari per pangkalan. Jumlah iitu adalah
rata-rata, meski ada pangkalan yang lebih banyak stoknya tergantung dari
luasan wilayah pelayanannya. BESTPROFIT
"Penyaluran elpiji 3kg subsidi di Makassar hingga kini mencapai
9.871.600 tabung. Ini sudah melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah
sebanyak 9.725.600 tabung, atau melebihi 1,5% dari kuota," terang Roby. BEST PROFIT
Berdasarkan data BPS Makassar, data penduduk Makassar tahun 2016
berjumlah 1,4 juta jiwa. Sementara angka kemiskinan di Makassar adalah
34,36%, atau sekitar 504.955 jiwa atau 126.239 keluarga dengan asumsi
per keluarga terdiri dari 4 orang.
"Rerata penyaluran elpiji 3
kg subsidi di Makassar sebanyak 1.424.800 tabung per bulan. Dengan
jumlah penduduk keluarga miskin serta rerata penyaluran elpiji 3kg
subsidi, maka perhitungannya per keluarga miskin mendapatkan elpiji
sebesar 11 tabung per bulan," ujarnya.
"Ini jika elpiji 3 kg subsidi memang hanya dikonsumsi oleh penduduk miskin, sebagaimana peruntukannya," sambung Roby.
HET untuk Makassar di pangkalan Rp 15.500 per tabung. Namun, di sekitar
pangkalan resmi Pertamina terdapat pengecer-pengecer yang menjual dgn
harga kisaran Rp 19.000 20.000 per tabung.
"Salah satu solusinya
adalah dengan koordinasi dengan Disperindag dan Polres untuk memperketat
pengawasan penyaluran elpiji 3 kg," kata Roby.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar