Rabu, 27 Maret 2019

1 Anak TKI Peserta Bidikmisi Lolos SNMPTN 2019


Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) memfasilitasi anak para tenaga kerja Indonesia (TKI) untuk mengikuti SNMPTN 2019. Menristekdikti M Nasir menyebut sebanyak 31 anak TKI dinyatakan lulus.
"Kami memfasilitasi anak-anak kita di luar negeri, yaitu anak-anak TKI. Dari anak-anak TKI ini, pendaftarnya 80. Yang diterima 31 orang," kata Nasir di Gedung D Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2019).


Nasir sedikit menceritakan saat dia berkunjung ke kantor Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Arab Saudi beberapa waktu lalu. Dia mengumpulkan seluruh anak TKI yang berada di sana.
"Kami kan sosialisasikan jangan sampai anak TKI, karena dia tidak bisa kuliah, jadi TKI lagi. Saya dorong untuk bisa menikmati pendidikan yang lebih baik. Saya pernah tanya ke anak TKI, kenapa tidak sekolah lagi? Katanya karena tidak bisa mendaftar. Ke Indonesia biayanya mahal," cerita Nasir.
Tak hanya ke anak TKI di Arab Saudi. Nasir mengaku juga melakukan hal serupa ke anak-anak TKI di Malaysia, Hongkong dan Singapura.


Nasir menerangkan anak-anak TKI tersebut telah diterima di Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Brawijaya, Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung dan Universiras Mataram di NTB.

"(Anak-anak TKI) paling banyak di Arab Saudi, Malaysia, Hongkong," ucap dia.

Sebelumnya, Nasir mengumumkan sebanyak 92.331 dari 478.608 peserta SNMPTN 2019 dinyatakan lolos seleksi. File pengumuman bisa langsung dicek dengan mengeklik 

Selasa, 26 Maret 2019

Perang Dagang AS-China Masih Jadi Ancaman Ekonomi RI


Pemerintah masih memantau kelanjutan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China, meski tensinya sedang turun. Menurut Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Darmin Nasution, perang dagang AS-China mempengaruhi laju ekspor Indonesia ke dua negara raksasa ekonomi itu.
"Ya perang dagang mereka mau diapain, kan awalnya direncanakan awal Maret, tapi kemudian tidak ada posisi yang jelas, tidak maju tidak mundur, ya kita lihat saja," kata Darmin di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (22/3/2019).

Menurut Darmin perang dagang mendorong laju penurunan pertumbuhan China akan semakin dalam, di satu sisi kondisi ekonomi negeri Paman Sam pun tidak cukup baik. Meski begitu pemerintah tetap melihat perang dagang AS-China bisa menjadi ancaman bagi ekonomi Indonesia.
"Nah yang sekarang masalahnya selalu dengan perang dagang, sekali mulai menghentikannya juga tidak mudah sehingga mari kita lihat, jadi kalau ditanya maka perang dagang paling besar," tegas Darmin. BESTPROFIT

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Februari 2019 nilai ekspor Indonesia sebesar US$ 12,53 miliar. Dari total itu, 13,52% atau setara US$ 3,26 miliar ke China dan 11,54% atau setara US$ 2,79 miliar ke AS.

"Jadi kalau mereka mengalai kerugian berikutnya kita ikut rugi. Artinya kita terpengaruh, ekspor komoditas kita paling banyak ke China dan Amerika. Oleh karena itu, buat kita kalau perang dagang itu bisa diredam apalagi diselesaikan itu akan baik sekali," tutur Darmin.

Senin, 25 Maret 2019

Wah, BI Sebut Rupiah Bisa Kembali ke Rp 13.900/US$


Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melihat nilai tukar rupiah di tahun ini akan bergerak lebih stabil ketimbang tahun 2018. Bahkan nilai tukar rupiah bisa bergerak lebih kuat dari Rp 13.900/US$.
Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah dalam Program Closing Bell CNBC Indonesia TV bersama Pangeran Punce, Jumat (22/3/2019).
"Kemungkinan sangat bisa sekali [kembali ke Rp 13.900/US$] karena faktor global dan The Fed di 2018 itu sudah beberapa kali menaikkan dan sekarang suku bunganya ada ketegasan tidak akan dinaikkan," ungkap Nanang.


Dijelaskan Nanang, probabilitas rupiah untuk menguat cukup besar tahun ini. Nanang melihat nilai rupiah masih undervalued atau kemurahan.

"BI akan terus memberikan ruang untuk penguatan rupiah," jelas Nanang. 

Selain faktor global seperti The Fed, Nanang menjelaskan faktor domestik juga berperan besar untuk penguatan rupiah.

"Fitch Ratings mengafirmasi peringkat utang RI kemarin, kemudian inflasi terjaga di 3% dan PDB juga lebih stabil. Ini memberikan full factor aliran modal bisa tetap masuk ke Indonesia dan memberikan ruang lagi untuk rupiah bisa menguat," papar Nanang.

Pada Jumat (22/3/2019) pukul 15:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.150. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya

Jumat, 22 Maret 2019

Ini Hasil Survei yang Bikin Elite Golkar dan PSI Saling Serang


Elite Golkar dan PSI saling serang soal hasil survei tentang resistensi parpol dan kaitannya dengan elektabilitas Joko Widodo (Jokowi). Sebenarnya, seperti apa hasil surveinya?
Survei yang dimaksud adalah survei Litbang Kompas tentang elektabilitas partai politik. Tak hanya elektabilitas, resistensi terhadap partai politik juga diukur. Litbang Kompas menyebut pertanyaan soal resistensi itu bukan semata-mata karena responden sudah memiliki pilihan lain tetapi sekaligus untuk menguji persepsi responden terhadap parpol.
Litbang Kompas menyatakan resistensi terbesar di kelompok partai baru dialami oleh PSI. Elektabilitas PSI hanya 0,9% namun resistensinya berada di angka 5,6%.


Berikut hasil lengkap survei terkait resistensi terhadap parpol:
PKB: 1,5%
Gerindra: 5,9%
PDIP: 13%
Golkar: 2%
NasDem: 1,2%
Garuda: 0,9%
Berkarya: 1,3%
PKS: 3,2%
Perindo: 1,9%
PPP: 0,5%
PSI: 5,6%
PAN: 1%
Hanura: 0,8%
PBB: 0,4%
PKPI: 1,9%

Survei digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.

Nah, hasil ini yang kemudian disoroti oleh elite Golkar, Andi Sinulingga. Menurutnya, angka resistensi yang besar terhadap PSI berimbas ke menurunnya elektabilitas Jokowi.

"Blunder PSI memberikan sumbangan pada turunnya elektabilitas Jokowi. Resistensi rakyat terhadap PSI tinggi sekali dan itu berpengaruh negarif pada Jokowi," kata Andi. 


Ketua DPP PSI, Tsamara Amany, lalu membalasnya. "Blunder PSI memberikan sumbangan pada turunnya elektabilitas Jokowi. Resistensi rakyat terhadap PSI tinggi sekali dan itu berpengaruh negarif pada Jokowi," kata Tsamara. 

Andi lalu kembali merespons. Menurutnya, politikus PSI masih seperti anak kecil sehingga tidak bisa membaca data survei itu. 

"PSI itu sudah terasosiasi dengan Jokowi meski 'berkah' elektoralnya juga tidak ke mereka. Sementara buruknya persepsi publik atas PSI itu berpengaruh pada citra Jokowi. Itu yang mereka nggak paham-paham dan nggak bisa diberi pemahaman," ungkap Andi.

Soal Kesetaraan Gender, Sri Mulyani: Ibu Saya Profesor, Anaknya 10


Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memiliki sosok idola yang tidak lain adalah ibunya, Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menceritakan sosok sang ibu dalam acara Accenture International Women's Day (IWD) 2019.
Sri Mulyani bercerita bagaimana sang ibu membesarkan 10 anaknya, termasuk dia di dalamnya yang merupakan anak ke 7.
"Ibu saya punya 10 anak, saya anak nomor 7. Tapi ibu saya bukan ibu rumah tangga biasa, dia profesor doktor di bidang pendidikan," katanya di MidPlaza Hotel, Jakarta, Jumat (22/3/2019). BESTPROFIT

Sebagai wanita, Sri Mulyani melihat sang ibu sebagai sosok yang luar biasa. Bagaimana tidak? ketika harus membesarkan 10 anaknya, ibunya tetap mengejar karirnya di pendidikan.

"Waktu dia pursue (mengejar) karir, anaknya 10, dia mau ambil PhD, saya sudah SMA beliau disertasi, saya lulus sarjana dia selesai doktor," ungkapnya.

Sri Mulyani pun menyampaikan bahwa wanita memiliki peranan yang setara dengan laki-laki.

"Perempuan dan cowok itu kayak sepatu hak kiri dan kanan. Just look at your shoes, kamu nggak mau kan lihat haknya beda. Society kita akan dapat support bagus, kalau sepatunya haknya sama. Jangan kiri sepatu lari, satunya high heels. Jadi itu adalah message yang paling sederhana tapi akan mengena," tambahnya.

Hotman Bongkar Isu Jet Pribadi Syahrini Dibayar 'Pak Haji' Pengusaha Batubara


Hotman Paris mencoba untuk naik jet pribadi yang biasa digunakan oleh Syahrini. Penasaran tentang jet itu, Hotman bertanya soal siapa yang membayar sewa jet pribadi untuk Syahrini. 
Lewat video 'GREBEK JET PRIBADI SEJENIS YANG DIPAKAI SYAHRINI', Hotman bertemu langsung dengan Direktur SAM Air, Etty yang merupakan operator pesawat jet pribadi yang biasa digunakan Syahrini. Hotman bertanya tentang tipe pesawat dan harga sewa.
"Aku direkomendasi memakai jet dari perusahaan ibu. Aku mau ke Singapura. Aku mau nanya berapa sih kalau dari sini ke Singapura?" tanya Hotman. 

"Yang biasa dipakai (jet pribadi) Syahrini? yang biasa dipakai Syahrini enam penumpang. Kurang lebih kalau pulang pergi, nginep, sekitar 12.500 (USD). Sekitar Rp 190 juta," ucap Etty  BEST PROFIT

Hotman lalu tergelitik untuk berbicara soal siapa sosok yang membayar jika Syahrini menyewa jet itu. Bahkan pengacara kondang itu juga bertanya apakah Syahrini membawa pria ke dalam jet. 

"Yang bayar siapa? Apakah pernah Syahrini itu kalau naik jet pribadi dibayarin pengusaha? Katanya Haji (nama disensor) pengusaha batubara?" tanya Hotman.

"Nggak pernah. Kenal juga nggak sama Pak Haji (nama disensor). Yang bayar manajemennya. Kalau aku nagih ke situ," jawab Etty.

Soal 'Pak Haji' itu juga yang membuat Syahrini melaporkan pedangdut Lia Ladysta ke polisi. Syahrini keberatan dengan adanya dugaan hubungan dirinya dengan seorang pria yang disebut 'Pak Haji'.

Isu tentang 'Pak Haji' itu pula yang bikin Hotman penasaran dan berusaha untuk membongkarnya. 

OVO & GoPay, 2 Fintech Kesayangan Orang Indonesia

Layanan financial technology (fintech) sistem pembayaran kini juga sedang berkembang di Indonesia. Ada dua pemain raksasa seperti GoPay dan OVO yang kini menguasai pasar di Indonesia. Dua layanan ini digemari oleh masyarakat yang menginginkan kemudahan dalam bertransaksi pembayaran.
Partner, McKinsey Indonesia, Guillaume de Gantes menjelaskan saat ini masyarakat Indonesia sudah mulai beralih ke layanan digital sebagai solusi keuangan mereka.
Di Indonesia sendiri peredaran uang tunai juga sangat tinggi, namun kini penduduk Indonesia juga sudah mulai menggunakan uang elektronik berbasis server untuk pengganti uang tunai. Namun kartu debit dan kredit juga masih terlihat ada pertumbuhan.
"Ada dua solusi pembayaran yang muncul seperti OVO dan GoPay. Jika mereka terus memimpin (pasar uang elektronik) maka akan mempermudah penyebaran layanan di wilayah lain," ujar Gantes di kantor McKinsey, Senin (11/2/2019).
Pasalnya, saat ini OVO dan GoPay masih gencar digunakan di Pulau Jawa. Dia menyebutkan memang pertumbuhan smartphone di Indonesia saat ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan jumlah rekening bank. Sehingga membuat pertumbuhan uang elektronik berbasis server bisa sangat cepat.

Gantes menjelaskan saat ini layanan keuangan digital non bank memang masih sekitar 5% jauh dibandingkan dengan China yang sudah menggunakan hingga 60%. Penggunaan layanan digital akan terus berkembang karena Indonesia masih berpotensi besar menjadi arena kolaborasi antara bank dan layanan fintech.

Dari riset McKinsey disebutkan saat ini layanan perbankan sedang bergeser ke digital. Bahkan nasabah juga sudah mulai memindahkan saldo mereka hingga 50% ke layanan digital.

Hal ini menunjukkan persaingan antara bank tradisional dengan layanan digital semakin ketat. Karena itu bank juga harus bersiap-siap dan menggunakan strategi baru untuk mempertahankan dan menggaet minat nasabah baru untuk tetap menggunakan layanan bank tradisional.