Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) melihat nilai tukar rupiah di tahun ini akan bergerak lebih stabil ketimbang tahun 2018. Bahkan nilai tukar rupiah bisa bergerak lebih kuat dari Rp 13.900/US$.
Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah dalam Program Closing Bell CNBC Indonesia TV bersama Pangeran Punce, Jumat (22/3/2019).
"Kemungkinan sangat bisa sekali [kembali ke Rp 13.900/US$] karena faktor global dan The Fed di 2018 itu sudah beberapa kali menaikkan dan sekarang suku bunganya ada ketegasan tidak akan dinaikkan," ungkap Nanang.
Dijelaskan Nanang, probabilitas rupiah untuk menguat cukup besar tahun ini. Nanang melihat nilai rupiah masih undervalued atau kemurahan.
"BI akan terus memberikan ruang untuk penguatan rupiah," jelas Nanang.
Selain faktor global seperti The Fed, Nanang menjelaskan faktor domestik juga berperan besar untuk penguatan rupiah.
"Fitch Ratings mengafirmasi peringkat utang RI kemarin, kemudian inflasi terjaga di 3% dan PDB juga lebih stabil. Ini memberikan full factor aliran modal bisa tetap masuk ke Indonesia dan memberikan ruang lagi untuk rupiah bisa menguat," papar Nanang.
Pada Jumat (22/3/2019) pukul 15:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.150. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar