Senin, 21 Oktober 2019

Pencetus Ojek Online Itu Merapat ke Istana

Pendiri Gojek, Nadiem Makarim, terlihat merapat di Istana. Kemungkinan besar, ia akan ditunjuk sebagai menteri atau pejabat setingkatnya dalam kabinet baru presiden Joko Widodo.
Pantauan detikcom, Nadiem tiba di Istana pada Senin (21/10/2019) pukul 10.17 WIB. Dia memakai kemeja putih dan celana hitam. "Saya dipanggil ke presiden," kata Nadiem.
Belakangan memang santer dikabarkan bahwa Nadiem akan mengisi pos menteri Digital. Berbicara ranah digital sendiri, selama ini sektor tersebut di bawah kendali Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang merupakan bagian dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
"Bagus dong. Bagusnya begini, artinya kalau betul yang bersangkutan kan pengalamannya terbukti, sudah menjadikan Gojek jadi decacorn, itu satu. Kedua, kalau sudah sekelas begitu, sudah saatnya mengabdi kepada bangsa," tutur Menkominfo Rudiantara beberapa waktu lalu.
Menilik riwayatnya, Nadiem menamatkan kuliah di Harvard Business School dengan gelar MBA. Pada 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia sebagai Managing Director.

Setelah keluar dari Zalora, Nadiem kemudian menjabat Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Go-Jek yang telah ia rintis sejak 2011. Nah, dari mana pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim mendapatkan ide untuk mendirikannya?

Ternyata dari pengalaman sendiri yang sulit menemukan ojek saat jam sibuk di Jakarta. Hal itu memunculkan ide membuat solusi sewa ojek yang lebih mudah dengan teknologi.

"Awal mulanya idenya datang dari kekesalan saya sewaktu naik ojek untuk kemana-mana di Jakarta," kata Nadiem dalam wawancaranya dengan CNBC.

Gojek pun berkembang luar biasa dengan sokongan dana dari perusahaan-perusahaan besar. Sebagai decacorn, valuasinya dikabarkan sudah menyentuh lebih dari USD 10 miliar.

Jumat, 18 Oktober 2019

Harapan Guru Besar FKM-UI pada Menteri Kesehatan yang Baru

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan susunan kabinetnya. Beberapa nama sudah menyambangi Istana Negara pagi ini, Senin (21/10). Salah satunya akan didaulat menjabat sebagai menteri kesehatan periode 2019-2024.
Permasalahan kesehatan termasuk permasalahan sangat penting yang harus segera ditangani. Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) Prof dr Meiwita Paulina Budiharsana, MPA, PhD mengatakan bahwa untuk lima tahun mendatang, memperkuat sumber daya manusia (SDM) perlu dilakukan.
"Salah satu requirement untuk bisa membangun SDM yang baik of course pemeliharaan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Jadi untuk itu lah BPJS rugi pun harus ditanggung. Karena cenderung kita prioritas membangun SDM jadi tidak ada pilihan," ujarnya beberapa waktu lalu. BESTPROFIT
Prof Meiwita menambahkan, kebijakan serta rencana yang diterapkan oleh pemerintah sudah cukup baik. Namun pada proses penerapannya disebutnya belum berjalan dengan lancar. Untuk melancarkan penerapannya, Prof Meiwita menyarankan untuk meningkatkan kemampuan para pemimpin daerah agar semua setara.

"Jadi mungkin sebetulnya meningkatkan kapabilitas pemuka-pemuka atau pemimpin-pemimpin daerah karena desentralisasi. Yang menjadi sebetulnya memperlambat kenyataan bahwa 34 provinsi dan 514 distrik atau kabupaten kota nggak sama, kapablitias pimpinan daerah nggak sama," imbuhnya.

Menurutnya, evaluasi dari masyarakat pun penting untuk meningkatkan program menteri kesehatan mendatang. Cakupan evaluasi harus meliputi kuantitatif dan kualitatif.

"Belum pernah membuka evaluasi transparan ke publik, artinya nggak mau mendengar suara publik. Komentar publik tentang sudah memuaskan belum," pungkas Prof Meiwita.

Kamis, 17 Oktober 2019

Jokowi Mau Penghasilan Orang RI Rp 27 Juta/Bulan, Ini Syaratnya

Dalam pidato usai pelantikan kemarin Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ia memiliki rencana Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap pada 2045.
Dia menyebutkan saat itu, Indonesia akan menjadi negara maju yang pendapatan masyarakatnya Rp 324 juta per tahun atau Rp 27 juta per bulan. Jokowi juga menjelaskan, produk domestik bruto (PDB) harus bisa mencapai US$ 7 triliun dan menjadi negara yang ekonominya masuk urutan 5 besar dengan angka kemiskinan 0%.
"Kita harus menuju kesana. Kita sudah kalkulasi target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk dicapai. Tapi semua tidak datang otomatis dengan mudah, tapi harus disertai kerja keras. Dan kita harus kerja cepat. Harus diserta kerja produktif bangsa kita," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut peneliti dari Pergerakan Kedaulatan Rakyat (PKR) Gede Sandra memandang rencana Jokowi untuk mencapai pendapatan perkapita Rp 324 juta/tahun di 2045 bisa terealisasi. Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.
"Tetapi dengan syarat mutlak, Presiden tidak bisa lagi menggunakan Tim Ekonomi Kabinet periode lalu yang telah terbukti hanya sanggup memberikan pertumbuhan ekonomi 5%," tutur Gede dalam keterangan tertulis, Senin (21/10/2019).
Gede bahkan sudah mensimulasikan mimpi tersebut. Misalnya dengan asumsi pertumbuhan penduduk sebesar 1,1% per tahun, maka untuk dapat mencapai pendapatan perkapita Rp 324 juta per tahun maka pertumbuhan ekonomi harus di kisaran 7,5-8% setiap tahunnya sejak 2019 hingga 2045 atau selama 26 tahun.

"Karena bila pertumbuhan ekonomi kita lagi-lagi hanya stabil di 5%, maka di tahun 2045 pendapatan perkapita kita hanya Rp 156 juta/tahun. Hanya separuh dari mimpi Pak Jokowi," kata Gede.

Demi mewujudkan cita-cita sesuai pidatonya tadi, Gede menyarankan Presiden Jokowi agar benar memilih ekonom yang sanggup dan berpengalaman untuk naikkan pertumbuhan ekonomi hingga 7,5%-8%. Jangan ada lagi tempat di Kabinet bagi ekonom yang sudah berpuas diri hanya dengan pertumbuhan 5%.

Rabu, 16 Oktober 2019

Cara TN Gunung Ciremai Lestarikan Edelwiss sang Bunga Abadi

Bunga Edelweiss, yang dijuluki bunga abadi, adalah salah satu ikon Gunung Ciremai, Jawa Barat. Balai Taman Nasional Gunung Ciremai pun punya cara melestarikannya.
Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) bekerjasama dengan Pemkab Majalengka menggelar Festival Edelweiss. Acara Festival Edelweiss ini digelar selama dua hari Sabtu dan Minggu (19-20/10/2019) di bumi perkemahaan Cidewata Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Tujuannya untuk menarik wisatawan dan membuat lembah Edelweiss di kawasan Cidewata. Penampilan musik, seni dan budaya meramaikan acara tersebut. Dan, rangkaian Festival Edelweiss ditutup penanaman Edelweiss di kawasan Cidewata yang berada di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl). BEST PROFIT
Kepala Balai TNGC Kuswandono mengatakan habitat Edelweiss yang berada di Gunung Ciremai sejatinya tumbuh pada ketinggian 2.000 hingga 3.000 Mdpl. Namun, Balai TNGC bersama Pemkab Majalengka berusaha membudidayakan Edelweiss di kawasan Cidewata.

"Ya memang di sini ketinggiannya sekitar 1.000 meter. April tahun lalu saya sudah melihat proses pembudidayaannya. Dan, bibitnya bisa dibuat di sini," kata Kuswandono usai penutupan Festival Edelweiss, Minggu (20/10/2019) kemarin.

Lebih lanjut, Kuswandono mengatakan kawasan Cidewata diharapkan bisa menjadi lembah Edelweiss.

"Semoga kedepan terus dilakukan. Edelweiss yang ditanam cepat tumbuh. Setelah ada kegiatan ini, Cidewata diharapkan bisa menjadi lembah Edelweiss," kata Kuswandono.
Lembah Edelweiss di Cidewata, lanjut dia, ke depannya bisa menarik wisatawan di Kabupaten Majalengka. Edelweiss saat ini hanya bisa dinikmati oleh pendaki tangguh yang bisa sampai ke puncak Gunung Ciremai.

"Kedepannya semua wisatawan, baik pendaki maupun bukan bisa menikmati Edelweiss hanya di ketinggian sekitar 1.000 meter. Tentu ada treatment khusus untuk bisa menumbuhkan Edelweiss di ketinggian 1.000 ini," kata Kuswandono.

Pelestarian Edelweiss perlu dilakukan, karena menurut Kuswandono, saat ini sebagian bunga abadi itu musnah akibat kejadian kebakaran hutan dan lahan pada Agustus silam. Kawasan puncak Gunung Ciremai terbakar.
"Budidaya Edelweiss ini juga dikelilingi lahan masyarakat. Kita menghindari kejadian kebakaran. Tahun ini, Agustus lalu api membakar dua per tiga Edelweiss yang di puncak Ciremai," katanya.

Selain itu, Kuswandono mengatakan pelestarian Edelweiss melalui festival salah satunya untuk menyadarkan masyarakat, khususnya pendaki tentang bunga abadi. Sebab, hingga saat ini tak sedikit pendaki yang tega memetik Edelweiss dari habitat aslinya.

"Jadi, Edelweiss itu bukan berarti bunga abadi yang dipetik sebagai kenang-kenangan dari puncak untuk pacar atau gebetan," katanya.

Kuswandono menyebutkan saat ini ada empat spesies Edelweiss yang tumbuh di kawasan TNGC, yakni Anaphalis javanica, Anaphalis viscida, Anaphalis longifolia, dan Anaphalis maxima.
Pantauan detikcom, acara Festival Edelweiss itu diramaikan sejumlah musisi, seniman dan aktivis lingkungan. Tak hanya, salah satu presenter kondang Medina Kamil juga turut meramaikan acara tersebut. Medina ikut menanam Edelweiss. Medina antusias saat mengetahui bahwa Edelweiss bisa dibudidayakan pada ketinggian 1.000 mpdl.

"Kita tadi baru menanam Edelweiss. Mudah-mudahan visi dan misi kita semua berhasil. Semuanya bisa tumbuh dan berbunga dengan cepat. Ke depan pendaki dan masyarakat bisa lihat Edelweiss di sini," kata Media usai menanam Edelweiss.

Terpisah, Wakil Bupati Majalengka Tarsono D Mardian mengatakan Festival Edelweiss merupakan salah satu bukti keseriusan pemerintah menjadikan Majalengka sebagai salah satu daerah eksotik yang mampu memikat wisatawan. Ia berharap gelaran festival itu terus dilakukan. Sehingga Edelweiss tak punah.

"Semoga tak hanya meriah di hari ini saja, tapi ke depannya terus meriah. Semoga ke depannya taman Edelweiss di Majalengka ini bisa dikembangkan," katanya saat memberikan sambutan pada pembukaan Festival Edelweiss.

Selasa, 15 Oktober 2019

Pembicaraan Lengkap Jokowi-Mahfud MD Soal Menteri

Mahfud MD dipanggil Presiden Jokowi pagi ini. Tujuan pemanggilan pun sudah jelas, meminang eks Ketua MK itu jadi menteri. Lantas apa saja yang dibicarakan keduanya?
"Intinya saya diminta beliau menjadi salah seorang menteri. Kalau tidak berubah akan dilatik besok luas hari Rabu pagi sudah berkumpul di sini," kata Mahfud MD usai memenuhi panggilan Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2019).
Mahfud diajak bicara panjang lebar dengan Presiden, namun ia tak diberi tahu posisi apa yang akan dijabatnya.
"Saya tidak diberitahu menteri apa tetapi beliau bercerita problem-problem Indonesia yang sifatnya makro. Ekonomi politik sosial. Kemudian yang agak dalam kami diskusi masalah pelanggaran ham, hukum yang kurang menggigit," ungkap Mahfud MD.
Presiden, masih menurut Mahfud MD, memperhatikan sungguh-sungguh bidang penegakan hukum yang setahun terakhir agak menurun. Mahfud pun diminta kerja keras menegakkan hukum.
"Kita diminta bekerja keras untuk benar-benar menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya dan penegakan hukum itu harus dimotori oleh lembaga eksekutif. Karena lembaga eksekutif mempunyai semua perangkat yang diperlukan untuk menegakkan hukum dan itu disediakan oleh negara," katanya.

Senin, 14 Oktober 2019

Jelang Pengumuman Kabinet, Nila F Moeloek Perpisahan dengan Wartawan Kesehatan

Menteri Kesehatan (Menkes) Kabinet Kerja, Nila F Moeloek, menggelar perpisahan dengan wartawan di kediamannya, Komplek Mikasa Jalan Patra Kuningan B3 Jaksel. Ada sekitar 34 wartawan dari media cetak dan siar yang hadir.
Di kediamannya, Nila Moeloek bersama sang suami yang juga mantan menteri kesehatan, Farid Anfasa Moeloek, menyambut wartawan dengan organ tunggal.
"Sebenarnya karena saya sudah enggak berhak lagi. Nanti kalau (acaranya -red) di kantor terus diusir gimana," canda Nila di rumahnya, Senin (21/10/2019). BESTPROFIT
Selain wartawan ada juga staf menteri kesehatan yang hadir. Salah satu di antaranya Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi.

Suasana perpisahan di kediaman Menkes Nila berlangsung santai. Bersama wartawan, Nila bernyanyi dan joget mengikuti irama lagu.

Jumat, 11 Oktober 2019

Jalur Pendakian Gunung Cikuray Garut Terbakar

Api membakar area hutan sekaligus jalur pendakian di Gunung Cikuray, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Petugas gabungan bergerak ke lokasi dan berusaha memadamkan api.
PT BESTPROFIT
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut Tubagus Agus Sofyan mengatakan kebakaran mulai melalap hutan Gunung Cikuray, Minggu (13/10/2019) sore.
BESTPROFIT
"Kebakaran di Gunung Cikuray masuk ke wilayah Kecamatan Bayongbong. Kebakaran mulai terjadi sejak pukul 17.10 WIB," ujar Tubagus saat dihubungi. BEST PROFIT
Menurut Tubagus, kawasan hutan yang terbakar terletak di Kampung Pamalayan. Lokasi tersebut merupakan jalur yang kerap digunakan untuk mendaki.

Lokasi tersebut, sambung Tubagus, berjarak 5 kilometer dari perkampungan masyarakat setempat.

"Kebakaran ini terus meluas karena di lokasi angin cukup kencang, sehingga api merembet," katanya.

Petugas gabungan BPBD dan pimpinan daerah setempat dibantu warga tengah berupaya memadamkan api dengan alat seadanya. Hingga pukul 19.10 WIB, api masih berkobar di lokasi.

"Proses pemadaman sedang dilakukan," kata Tubagus.