Pendiri Gojek, Nadiem Makarim, terlihat merapat di Istana. Kemungkinan besar, ia akan ditunjuk sebagai menteri atau pejabat setingkatnya dalam kabinet baru presiden Joko Widodo.
Pantauan detikcom, Nadiem tiba di Istana pada Senin (21/10/2019) pukul 10.17 WIB. Dia memakai kemeja putih dan celana hitam. "Saya dipanggil ke presiden," kata Nadiem.
Belakangan memang santer dikabarkan bahwa Nadiem akan mengisi pos menteri Digital. Berbicara ranah digital sendiri, selama ini sektor tersebut di bawah kendali Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang merupakan bagian dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
"Bagus dong. Bagusnya begini, artinya kalau betul yang bersangkutan kan pengalamannya terbukti, sudah menjadikan Gojek jadi decacorn, itu satu. Kedua, kalau sudah sekelas begitu, sudah saatnya mengabdi kepada bangsa," tutur Menkominfo Rudiantara beberapa waktu lalu.
Menilik riwayatnya, Nadiem menamatkan kuliah di Harvard Business School dengan gelar MBA. Pada 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia sebagai Managing Director.
Setelah keluar dari Zalora, Nadiem kemudian menjabat Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Go-Jek yang telah ia rintis sejak 2011. Nah, dari mana pendiri dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim mendapatkan ide untuk mendirikannya?
Ternyata dari pengalaman sendiri yang sulit menemukan ojek saat jam sibuk di Jakarta. Hal itu memunculkan ide membuat solusi sewa ojek yang lebih mudah dengan teknologi.
"Awal mulanya idenya datang dari kekesalan saya sewaktu naik ojek untuk kemana-mana di Jakarta," kata Nadiem dalam wawancaranya dengan CNBC.
Gojek pun berkembang luar biasa dengan sokongan dana dari perusahaan-perusahaan besar. Sebagai decacorn, valuasinya dikabarkan sudah menyentuh lebih dari USD 10 miliar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar