Direktur Utama PT (Persero) Hexana Tri Sasongko menduga produk JS Saving Plan yang dijual melalui bank mitra () mirip dengan skema investasi ponzi. ini membayarkan klaim kepada nasabah dari pembayaran premi nasabah baru, bukan dari keuntungan. Best Profit"Bahaya ponzi tuh begini, uang peserta baru digunakan untuk bayar (klaim). Mungkin, tapi dari awal sebenarnya tidak mikir ponzi, tapi ujung-ujungnya ponzi," ujarnya, Jumat (27/12). Hexana menyatakan produk JS Saving Plan ditawarkan kemitraan bank dengan imbal hasil dijamin (guaranteed return) sebesar 9 persen-13 persen per tahun dan pencairan setiap tahun.Keuntungan yang ditawarkan kepada pemegang polis itu lebih tinggi ketimbang bunga deposito yang sebesar 5,2 persen-7 persen pada 2018 dan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang minus 2,3 persen tahun lalu.
Ujung-ujungnya, Hexana bilang produk itu membuat keuangan Jiwasraya mengalami masalah likuiditas. Sebab, perusahaan memiliki utang jatuh tempo kepada pemegang polis setiap tahun.
"Pada 2013 sampai September 2018 selalu dibayar klaim jatuh tempo, bunga dan pokok. Tapi perusahaan akhirnya tidak sanggup bayar pada Oktober 2018," kata Hexana. PT Bestprofit
Perusahaan resmi mengumumkan tak bisa membayar utang jatuh tempo sebesar Rp802 miliar dari produk saving plan pada Oktober 2018 lalu. Sejak saat itu, perusahaan juga menyetop penerbitan polis saving plan.
"Diberhentikannya produk saving plan ada dua, karena otoritas bilang setop dan karena tidak bisa bayar," jelas Hexana.
Diketahui, ekuitas Jiwasraya negatif sebesar Rp10,24 triliun pada 2018. Padahal, tahun sebelumnya masih tercatat surplus Rp5,6 triliun. Hal itu sejalan dengan keuangan yang defisit sepanjang 2018 sebesar Rp15,83 triliun. PT Bestprofit Futures
Rabu, 01 Januari 2020
Selasa, 31 Desember 2019
Said Didu Respons Jiwasraya Sponsori Manchester City
Eks Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu merespons tudingan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga yang menyebut dirinya 'tertipu' oleh manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) saat menjadi sponsor klub sepakbola asal Inggris, Manchester City. Masalahnya, saat itu, Jiwasraya menderita permasalahan keuangan. Best Profit
"Ini komentar terlucu, ini kan sama halnya dengan Garuda Indonesia pernah jadi sponsor Liverpool. Loh ini kan bagus saja, berarti sekelas Jiwasraya bisa jadi sponsor Manchester City, salahnya apa?" ujar Said kepada CNNIndonesia.com, Jumat (27/12).
Lebih lanjut, Said menilai dugaan Arya sejatinya tidak tepat lantaran jabatan Sekretaris Kementerian BUMN hanya diembannya pada periode 2005-2010. Artinya, Said memang sudah tidak mengabdi kepada negara ketika Jiwasraya menjalin kerja sama dengan Manchester City pada 2014.
"Sebenarnya hal yang seperti itu (kerja sama sponsor) sebenarnya tidak perlu mendapat persetujuan kementerian. Jadi Arya suruh belajar lagi deh. Saya pun sudah tidak di kementerian," katanya. Bestprofit
Lebih lanjut, Said menilai masalah keuangan terbesar asuransi negara itu sebenarnya terjadi pada kurun waktu 2016-2018. Sementara masalah sebelumnya seperti yang kerap diumbar kementerian, yakni bermasalah sejak 2006 justru sudah sempat terselesaikan.
Kala itu, menurutnya, Jiwasraya sudah cukup sehat sampai akhirnya bermasalah lagi. "Jangan pakai komentar lucu ini dari dulu sakit, tapi kan sudah disembuhkan, kasus yang sebenarnya terjadi di 2016-2018. Komentar Pak Moeldoko (KSP), Arya ini kok selalu ke 2006?" tuturnya.
Di sisi lain, menurut Said, ketimbang mengungkit masalah lalu, lebih baik pemerintah saat ini fokus menyembuhkan Jiwasraya. Apalagi, pemerintah sudah berhasil menemukan sumber-sumber masalah keuangan perusahaan, misalnya penempatan investasi di instrumen yang tidak tepat.
Dari sini, sambung Said, pemerintah bisa segera memberikan solusi dan kembali menyehatkan perusahaan asuransi negara itu. "Jangan justru keluarkan komentar lucu, segala soal sponsor Manchester City, apa mungkin dia tahu saya fans City dan merasa saya dibohongi?" ungkapnya. PT Bestprofit
Sebelumnya, Arya menilai langkah Jiwasraya menjalin kerja sama sebagai sponsor Manchester City tidak tepat di tengah buruknya kinerja keuangan pada 2014. Ia pun menilai Said kemungkinan besar tertipu dengan manajemen Jiwasraya.
Arya menyatakan keuangan Jiwasraya sebenarnya sudah buruk sejak 2006. Namun, perusahaan asuransi pelat merah ini masih bisa membayar klaim dengan menggunakan uang nasabah yang baru mendaftar.
"Harusnya bayar klaim menggunakan hasil investasi, bukan dari pelanggan baru. Kalau pakai uang nasabah yang baru daftar kan jadi gali lubang tutup lubang," jelasnya.
Jiwasraya mengalami masalah keuangan hingga tak bisa membayar klaim nasabah produk tabungan rencana (saving plan) sebesar Rp802 miliar yang jatuh tempo pada Oktober 2018 lalu. Pemerintah berupaya menyelamatkan perusahaan asuransi itu dengan membentuk induk usaha (holding) asuransi.
Kemudian, pemerintah juga akan mendorong Jiwasraya menjual portofolio yang bervaluasi rendah (undervalue) dan menjual saham anak usaha Jiwasraya, yakni Jiwasraya Putra.
Berdasarkan catatan Kementerian BUMN, total aset Jiwasraya saat ini sebesar Rp23,26 triliun dengan liabilitas mencapai Rp50,5 triliun. Aset perusahaan paling banyak ditempatkan di sejumlah saham yang tidak likuid dan tak laris di pasar, sedangkan mayoritas likuiditas berasal dari klaim produk asuransi saving plan. PT Bestprofit Futures
"Ini komentar terlucu, ini kan sama halnya dengan Garuda Indonesia pernah jadi sponsor Liverpool. Loh ini kan bagus saja, berarti sekelas Jiwasraya bisa jadi sponsor Manchester City, salahnya apa?" ujar Said kepada CNNIndonesia.com, Jumat (27/12).
Lebih lanjut, Said menilai dugaan Arya sejatinya tidak tepat lantaran jabatan Sekretaris Kementerian BUMN hanya diembannya pada periode 2005-2010. Artinya, Said memang sudah tidak mengabdi kepada negara ketika Jiwasraya menjalin kerja sama dengan Manchester City pada 2014.
"Sebenarnya hal yang seperti itu (kerja sama sponsor) sebenarnya tidak perlu mendapat persetujuan kementerian. Jadi Arya suruh belajar lagi deh. Saya pun sudah tidak di kementerian," katanya. Bestprofit
Lebih lanjut, Said menilai masalah keuangan terbesar asuransi negara itu sebenarnya terjadi pada kurun waktu 2016-2018. Sementara masalah sebelumnya seperti yang kerap diumbar kementerian, yakni bermasalah sejak 2006 justru sudah sempat terselesaikan.
Kala itu, menurutnya, Jiwasraya sudah cukup sehat sampai akhirnya bermasalah lagi. "Jangan pakai komentar lucu ini dari dulu sakit, tapi kan sudah disembuhkan, kasus yang sebenarnya terjadi di 2016-2018. Komentar Pak Moeldoko (KSP), Arya ini kok selalu ke 2006?" tuturnya.
Di sisi lain, menurut Said, ketimbang mengungkit masalah lalu, lebih baik pemerintah saat ini fokus menyembuhkan Jiwasraya. Apalagi, pemerintah sudah berhasil menemukan sumber-sumber masalah keuangan perusahaan, misalnya penempatan investasi di instrumen yang tidak tepat.
Dari sini, sambung Said, pemerintah bisa segera memberikan solusi dan kembali menyehatkan perusahaan asuransi negara itu. "Jangan justru keluarkan komentar lucu, segala soal sponsor Manchester City, apa mungkin dia tahu saya fans City dan merasa saya dibohongi?" ungkapnya. PT Bestprofit
Sebelumnya, Arya menilai langkah Jiwasraya menjalin kerja sama sebagai sponsor Manchester City tidak tepat di tengah buruknya kinerja keuangan pada 2014. Ia pun menilai Said kemungkinan besar tertipu dengan manajemen Jiwasraya.
Arya menyatakan keuangan Jiwasraya sebenarnya sudah buruk sejak 2006. Namun, perusahaan asuransi pelat merah ini masih bisa membayar klaim dengan menggunakan uang nasabah yang baru mendaftar.
"Harusnya bayar klaim menggunakan hasil investasi, bukan dari pelanggan baru. Kalau pakai uang nasabah yang baru daftar kan jadi gali lubang tutup lubang," jelasnya.
Jiwasraya mengalami masalah keuangan hingga tak bisa membayar klaim nasabah produk tabungan rencana (saving plan) sebesar Rp802 miliar yang jatuh tempo pada Oktober 2018 lalu. Pemerintah berupaya menyelamatkan perusahaan asuransi itu dengan membentuk induk usaha (holding) asuransi.
Kemudian, pemerintah juga akan mendorong Jiwasraya menjual portofolio yang bervaluasi rendah (undervalue) dan menjual saham anak usaha Jiwasraya, yakni Jiwasraya Putra.
Berdasarkan catatan Kementerian BUMN, total aset Jiwasraya saat ini sebesar Rp23,26 triliun dengan liabilitas mencapai Rp50,5 triliun. Aset perusahaan paling banyak ditempatkan di sejumlah saham yang tidak likuid dan tak laris di pasar, sedangkan mayoritas likuiditas berasal dari klaim produk asuransi saving plan. PT Bestprofit Futures
Label:
BEST PROFIT,
Best Profit Futures,
Bestpro,
BESTPROFIT,
Bestprofit Futures,
BPF,
PT Best Profit,
PT Best Profit Futures,
PT BESTPROFIT,
PT BestProfit Futures
Senin, 30 Desember 2019
Aksi 'Dandan' Manajer Investasi Diramal Angkat IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan menguat pada perdagangan akhir pekan ini. Analis PT Artha Sekuritas Indonesia Nugroho R. Fitriyanto mengatakan penguatan akan didorong oleh aksi window dressing jelang akhir tahun. Best Profit
Window dressing adalah strategi yang digunakan perusahaan atau manajer investasi untuk mempercantik tampilan portofolio atau performa laporan keuangannya.
Meskipun demikian, ia memperkirakan penguatan indeks akan terbatas. Bestprofit
"Ini disebabkan oleh kenaikan IHSG yang sudah cukup tinggi pada Desember ini," katanya dalam hasil riset yang dikutip CNNIndonesia.com, Jumat (27/12). PT Bestprofit
Atas sentimen tersebut, ia meramal IHSG akan bergerak di kisaran 6.293- 6.339. Berbeda dengan Nugroho, analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakangerakan IHSG tertahan pada perdagangan akhir pekan ini.
Ia bahkan memperkirakan IHSG cenderung melemah di kisaran 6.265-6.350. PT Bestprofit Futures
Window dressing adalah strategi yang digunakan perusahaan atau manajer investasi untuk mempercantik tampilan portofolio atau performa laporan keuangannya.
Meskipun demikian, ia memperkirakan penguatan indeks akan terbatas. Bestprofit
"Ini disebabkan oleh kenaikan IHSG yang sudah cukup tinggi pada Desember ini," katanya dalam hasil riset yang dikutip CNNIndonesia.com, Jumat (27/12). PT Bestprofit
Atas sentimen tersebut, ia meramal IHSG akan bergerak di kisaran 6.293- 6.339. Berbeda dengan Nugroho, analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakangerakan IHSG tertahan pada perdagangan akhir pekan ini.
Ia bahkan memperkirakan IHSG cenderung melemah di kisaran 6.265-6.350. PT Bestprofit Futures
Label:
BEST PROFIT,
Best Profit Futures,
Bestpro,
BESTPROFIT,
Bestprofit Futures,
BPF,
PT Best Profit,
PT Best Profit Futures,
PT BESTPROFIT,
PT BestProfit Futures
Jumat, 27 Desember 2019
BKPM Optimistis Bisa Kejar Investasi Rp790 T Pada 2019
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku optimis dapat mencapai target investasi Rp790 triliun pada akhir 2019 ini. Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan keyakinan didasarkan pada realisasi investasi sampai akhir Oktober 2019 yang sudah mencapai Rp 601 triliun. Best Profit
Angka tersebut hanya terpaut sekitar Rp189 triliun dari target investasi tahun ini.
"Pada Oktober ketika kami masuk, realisasi sudah Rp 601 triliun. Insya Allahrealisasi di 2019 akan melampaui target Rp 790 triliun," katanya di Jakarta, Rabu (25/12). Bestprofit
Pada tahun depan, Bahlil memperkirakan investasi dapat mencapai sebesar Rp885 triliun. Rencananya, aturan omnibus law dapat membantu pihaknya untuk dapat mencapai angka tersebut.
"Ya minimal bisa membantu. Omnibus law itu kan gabungan dari 74 UU. Yang tumpang tindih di situ diselesaikan," ujarnya.
Tak hanya Omnibus Law, Bahlil juga mengaku telah mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang selama ini kerap menghambat jalannya investasi. Menurut Bahlil identifikasi tersebut dapat menjadi solusi untuk mencapai target investasi tersebut. PT BestProfit
"Setelah kami identifikasi, kami akan menyelesaikan. Karena setiap investasi yang masuk, kasusnya beda-beda. Ada kasusnya di kementerian/lembaga, ada kasusnya di gubernur dan bupati, ada kasusnya di tanah. Ini memang berbagai macam," tuturnya tanpa menyebut masalah tersebut.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan target investasi tersebut bisa tercapai dalam kisaran waktu enam hingga tujuh bulan. Apabila semuanya lancar.
"Kalau ditanya optimis atau tidak, saya yakin optimis selesai. Kami minta waktu kepada bapak presiden kurang lebih enam sampai tujuh bulan kami selesaikan," pungkasnya. PT BestProfit Futures
Angka tersebut hanya terpaut sekitar Rp189 triliun dari target investasi tahun ini.
"Pada Oktober ketika kami masuk, realisasi sudah Rp 601 triliun. Insya Allahrealisasi di 2019 akan melampaui target Rp 790 triliun," katanya di Jakarta, Rabu (25/12). Bestprofit
Pada tahun depan, Bahlil memperkirakan investasi dapat mencapai sebesar Rp885 triliun. Rencananya, aturan omnibus law dapat membantu pihaknya untuk dapat mencapai angka tersebut.
"Ya minimal bisa membantu. Omnibus law itu kan gabungan dari 74 UU. Yang tumpang tindih di situ diselesaikan," ujarnya.
Tak hanya Omnibus Law, Bahlil juga mengaku telah mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang selama ini kerap menghambat jalannya investasi. Menurut Bahlil identifikasi tersebut dapat menjadi solusi untuk mencapai target investasi tersebut. PT BestProfit
"Setelah kami identifikasi, kami akan menyelesaikan. Karena setiap investasi yang masuk, kasusnya beda-beda. Ada kasusnya di kementerian/lembaga, ada kasusnya di gubernur dan bupati, ada kasusnya di tanah. Ini memang berbagai macam," tuturnya tanpa menyebut masalah tersebut.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan target investasi tersebut bisa tercapai dalam kisaran waktu enam hingga tujuh bulan. Apabila semuanya lancar.
"Kalau ditanya optimis atau tidak, saya yakin optimis selesai. Kami minta waktu kepada bapak presiden kurang lebih enam sampai tujuh bulan kami selesaikan," pungkasnya. PT BestProfit Futures
Label:
BEST PROFIT,
Best Profit Futures,
Bestpro,
BESTPROFIT,
Bestprofit Futures,
BPF,
PT Best Profit,
PT Best Profit Futures,
PT BESTPROFIT,
PT BestProfit Futures
Kamis, 26 Desember 2019
Bumiputera Akan Jual Aset Untuk Melunasi Klaim Nasabah
Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 akan menjual sejumlah aset demi melunasi sebagian tunggakan klaim nasabah mereka. Penjualan juga dilakukan untuk mengoptimalkan aset perusahaan. Best Profit
Mereka berharap bisa mendapatkan dana segar Rp2 triliun dari kebijakan tersebut. Direktur Utama AJB Bumiputera Dirman Pardosi mengatakan total klaim jatuh tempo atau outstanding sebesar Rp4,1 triliun. Utang klaim ini tepatnya untuk periode 2018 dan 2019.
"Penjualan aset adalah bagian dari optimalisasi aset, terlalu sempit jika hanya untuk membayar outstanding claim," ujar Dirman kepada CNNIndonesia.com, dikutip Kamis (26/12oke). Bestprofit
Ia menyatakan perusahaan memiliki sejumlah aset properti yang bisa dijual, seperti Hotel Bumi Wiyata, di Depok, Jawa Barat. Saat ini, penjualan aset tersebut sudah masuk tahap penawaran.
"Menjual aset properti ada yang sistem jual putus dan melakukan kerja sama operasi (KSO) untuk aset properti yang premium," kata Dirman.
Untuk Hotel Bumi Wiyata di Depok, Dirman belum bisa memastikan apakah akan dijual putus atau menggunakan skema KSO. Itu semua bergantung pada hasil penawaran dengan investor.
Hal yang pasti, skema KSO akan menjadi strategi jangka pendek dan panjang perusahaan dalam mengoptimalisasi asetnya. Dengan kerja sama itu, AJB Bumiputera tetap akan mendapatkan pendapatan dalam jangka waktu tertentu ketimbang jual putus. PT BestProfit
Diketahui, AJB Bumiputera memiliki masalah likuiditas sehingga harus menunda pembayaran klaim jatuh tempo kepada nasabahnya. Persoalan keuangan perusahaan awalnya terkuak pada 2010 lalu.
Saat itu, kemampuan AJB Bumiputera dalam memenuhi kewajibannya, baik utang jangka panjang maupun jangka pendek alias solvabilitas hanya 82 persen.
Ini artinya, AJB Bumiputera tidak bisa mematuhi amanat Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 504 Tahun 2004 tentang solvabilitas perusahaan asuransi yang mencapai 100 persen. Pada 2012 lalu, jumlah aset yang dimiliki hanya Rp12,1 triliun, tapi kewajiban perusahaan tembus Rp22,77 triliun. PT BestProfit Futures
Mereka berharap bisa mendapatkan dana segar Rp2 triliun dari kebijakan tersebut. Direktur Utama AJB Bumiputera Dirman Pardosi mengatakan total klaim jatuh tempo atau outstanding sebesar Rp4,1 triliun. Utang klaim ini tepatnya untuk periode 2018 dan 2019.
"Penjualan aset adalah bagian dari optimalisasi aset, terlalu sempit jika hanya untuk membayar outstanding claim," ujar Dirman kepada CNNIndonesia.com, dikutip Kamis (26/12oke). Bestprofit
Ia menyatakan perusahaan memiliki sejumlah aset properti yang bisa dijual, seperti Hotel Bumi Wiyata, di Depok, Jawa Barat. Saat ini, penjualan aset tersebut sudah masuk tahap penawaran.
"Menjual aset properti ada yang sistem jual putus dan melakukan kerja sama operasi (KSO) untuk aset properti yang premium," kata Dirman.
Untuk Hotel Bumi Wiyata di Depok, Dirman belum bisa memastikan apakah akan dijual putus atau menggunakan skema KSO. Itu semua bergantung pada hasil penawaran dengan investor.
Hal yang pasti, skema KSO akan menjadi strategi jangka pendek dan panjang perusahaan dalam mengoptimalisasi asetnya. Dengan kerja sama itu, AJB Bumiputera tetap akan mendapatkan pendapatan dalam jangka waktu tertentu ketimbang jual putus. PT BestProfit
Diketahui, AJB Bumiputera memiliki masalah likuiditas sehingga harus menunda pembayaran klaim jatuh tempo kepada nasabahnya. Persoalan keuangan perusahaan awalnya terkuak pada 2010 lalu.
Saat itu, kemampuan AJB Bumiputera dalam memenuhi kewajibannya, baik utang jangka panjang maupun jangka pendek alias solvabilitas hanya 82 persen.
Ini artinya, AJB Bumiputera tidak bisa mematuhi amanat Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 504 Tahun 2004 tentang solvabilitas perusahaan asuransi yang mencapai 100 persen. Pada 2012 lalu, jumlah aset yang dimiliki hanya Rp12,1 triliun, tapi kewajiban perusahaan tembus Rp22,77 triliun. PT BestProfit Futures
Label:
BEST PROFIT,
Best Profit Futures,
Bestpro,
BESTPROFIT,
Bestprofit Futures,
BPF,
PT Best Profit,
PT Best Profit Futures,
PT BESTPROFIT,
PT BestProfit Futures
Rabu, 25 Desember 2019
Pertamina Sebut Peluang Bisnis Petrokimia Capai Rp50 Triliun
PT Pertamina (Persero) menyatakan peluang bisnis petrokimia di Indonesia mencapai Rp40 triliun hingga Rp50 triliun per tahun. Selain itu, bisnis petrokimia juga bisnis petrokimia memberikan margin yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar minyak (BBM). Best Profit
"Pembangunan komplek industri petrokimia akan lebih menjamin keberlanjutan bisnis perseroan, karena sesuai dengan trend bisnis masa depan," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (22/12).
Saat ini, perseroan tengah bersiap untuk mengembangkan area kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupatan Tuban, Jawa Timur menjadi pusat industri petrokimia terintegrasi dengan kilang nasional.
Menurut Nicke, pembangunan industri petrokimia akan lebih efisien karena diintegrasikan dengan kilang. Sebab, produk samping petrokimia dapat dimanfaatkan kembali oleh kilang baik untuk bahan bakar kilang itu sendiri maupun dapat menjadi produk BBM. Bestprofit
"Infrastruktur penunjang dan utilitas dapat juga dimanfaatkan secara bersama-sama dengan menurunkan biaya energi hingga 10 persen dan biaya personel turun 10 persen sehingga biaya operasional turun sampai 15 persen," jelasnya.
Langkah mengintegrasikan kilang TPPI untuk pengembangan industri petrokimia dilakukan perseroan dengan melakukan aksi korporasi pembelian saham seri B TubanPetro yang merupakan induk usaha TPPI, senilai Rp 3,1 triliun. Aksi tersebut membuat perseroan saat ini menguasai saham mayoritas 51 persen.
Nicke menjelaskan, restrukturisasi TubanPetro juga merupakan bagian dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas (flexibility), di mana mode kilang bisa beralih baik mode petrokimia ataupun migas. Hal ini membuat produksi kilang dapat menyesuaikan dengan permintaan pada saat beroperasi.
Selain itu, dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, diharapkan juga bisa meningkatkan efisiensi baik sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal, sehingga meraih keuntungan (profitability) yang maksimal. PT BestProfit
Ujung-ujungnya, proyek kilang perseroan menjadi bisnis yang berkelanjutan ke depannya.
Perseroan sendiri akan mengembangkan pembangunan pabrik baru serta melanjutkan pembangunan komplek olefin dan polyolefin di kawasan kilang TPPI di Tuban.
Dengan pembangunan tersebut, maka TPPI akan menjadi komplek petrokimia yang terintegrasi menghasilkan produk-produk aromatik dan olefin.
Pada saat yang sama, melalui proyek RDMP dan GRR, perseroan juga sedang membangun kilang Tuban dengan investasi US$16 miliar. Nantinya, perseroan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.200 ktpa, paraxylene 1.300 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.
"Pembangunan industri petrokimia nasional akan turut memperkuat neraca perdagangan, menghemat devisa dan mengurangi impor bahan baku dan produk petrokimia," pungkasnya. PT BestProfit Futures
"Pembangunan komplek industri petrokimia akan lebih menjamin keberlanjutan bisnis perseroan, karena sesuai dengan trend bisnis masa depan," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (22/12).
Saat ini, perseroan tengah bersiap untuk mengembangkan area kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupatan Tuban, Jawa Timur menjadi pusat industri petrokimia terintegrasi dengan kilang nasional.
Menurut Nicke, pembangunan industri petrokimia akan lebih efisien karena diintegrasikan dengan kilang. Sebab, produk samping petrokimia dapat dimanfaatkan kembali oleh kilang baik untuk bahan bakar kilang itu sendiri maupun dapat menjadi produk BBM. Bestprofit
"Infrastruktur penunjang dan utilitas dapat juga dimanfaatkan secara bersama-sama dengan menurunkan biaya energi hingga 10 persen dan biaya personel turun 10 persen sehingga biaya operasional turun sampai 15 persen," jelasnya.
Langkah mengintegrasikan kilang TPPI untuk pengembangan industri petrokimia dilakukan perseroan dengan melakukan aksi korporasi pembelian saham seri B TubanPetro yang merupakan induk usaha TPPI, senilai Rp 3,1 triliun. Aksi tersebut membuat perseroan saat ini menguasai saham mayoritas 51 persen.
Nicke menjelaskan, restrukturisasi TubanPetro juga merupakan bagian dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas (flexibility), di mana mode kilang bisa beralih baik mode petrokimia ataupun migas. Hal ini membuat produksi kilang dapat menyesuaikan dengan permintaan pada saat beroperasi.
Selain itu, dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, diharapkan juga bisa meningkatkan efisiensi baik sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal, sehingga meraih keuntungan (profitability) yang maksimal. PT BestProfit
Ujung-ujungnya, proyek kilang perseroan menjadi bisnis yang berkelanjutan ke depannya.
Perseroan sendiri akan mengembangkan pembangunan pabrik baru serta melanjutkan pembangunan komplek olefin dan polyolefin di kawasan kilang TPPI di Tuban.
Dengan pembangunan tersebut, maka TPPI akan menjadi komplek petrokimia yang terintegrasi menghasilkan produk-produk aromatik dan olefin.
Pada saat yang sama, melalui proyek RDMP dan GRR, perseroan juga sedang membangun kilang Tuban dengan investasi US$16 miliar. Nantinya, perseroan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.200 ktpa, paraxylene 1.300 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.
"Pembangunan industri petrokimia nasional akan turut memperkuat neraca perdagangan, menghemat devisa dan mengurangi impor bahan baku dan produk petrokimia," pungkasnya. PT BestProfit Futures
Label:
BEST PROFIT,
Best Profit Futures,
Bestpro,
BESTPROFIT,
Bestprofit Futures,
BPF,
PT Best Profit,
PT Best Profit Futures,
PT BESTPROFIT,
PT BestProfit Futures
Selasa, 24 Desember 2019
AP II: Tiket Mahal Picu Penumpang Pesawat Anjlok 18 Persen
PT Angkasa Pura II atau AP II (Persero) memproyeksi jumlah penumpang pesawat melorot 18 persen tahun ini. Alhasil, total penumpang di seluruh bandara yang dikelola perusahaan pada 2019 diramalkan hanya 90,46 juta dari realisasi 2018 yang mencapai 112,6 juta. Best Profit
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan total bandara yang dikelola saat ini sebanyak 16 bandara. Ia memprediksi penurunan penumpang mayoritas terjadi di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Kalimantan Tengah dari 1,06 juta menjadi 593,24 ribu orang.
Selain itu, penumpang di Bandara Soekarno Hatta turun dari 65,66 juta menjadi 54,2 juta orang. Kemudian, jumlah penumpang di Bandara Kualanamu tahun ini diprediksi menjadi 7,94 juta dari posisi 2018 sebanyak 10,45 juta. Bestprofit
"Pergerakan penumpang berpotensi menurun 18 persen jadi 90 juta," kata Awaluddin, Minggu (22/12).
Proyeksi penurunan penumpang ini berpotensi mempengaruhi pendapatan bisnis aeronautika perusahaan pada 2019. Hanya saja, Awaluddin optimistis total pendapatan perusahaan masih akan meningkat meski hanya 1 persen.
"Total pendapatan perusahaan masih bisa naik 1 persen dari Rp9,48 triliun menjadi Rp9,53 triliun," kata Awaluddin.
Kenaikan pendapatan perusahaan secara keseluruhan, sambung Awaluddin, ditopang dari bisnis nonaeronautika yang diramalkan naik 10 persen. Dengan begitu, perusahaan berpotensi meraup pendapatan dari bisnis nonaeronautika sebesar Rp3,86 triliun pada akhir tahun dibandingkan posisi 2018 sebesar Rp3,47 triliun. PT BestProfit
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Teknik AP II Djoko Murjatmodjo mengatakan penurunan penumpang tahun ini salah satunya dipengaruhi oleh isu harga tiket pesawat yang mahal. Dengan demikian, sejumlah penumpang beralih ke moda transportasi lain.
"Yang jelas di seluruh dunia jumlah penumpang turun. Kami kena imbas itu karena ada isu yang sengaja dihembuskan, yakni harga tiket mahal, lalu bagasi berbayar," papar Djoko.
Menurutnya, persoalan daya beli masyarakat juga mempengaruhi jumlah penumpang sepanjang tahun ini. Selain itu, banyak penumpang yang biasanya menggunakan transportasi udara beralih ke darat seiring dengan selesainya sejumlah pembangunan infrastruktur jalan tol.
"Di Jawa, infrastruktur darat cukup membaik. Satu kondisi memang bergerak. Kondisi pasar berubah," ujar Djoko.
Sementara itu, manajemen memproyeksi jumlah penumpang tahun depan bisa kembali meningkat sekitar 4 persen hingga 5 persen. Awaluddin meyakini peningkatan industri pariwisata dan penambahan pengelolaan bandara akan menumbuhkan kembali jumlah penumpang.
"Yang dorong pariwisata, kemudian ditambah tigabandara penugasan pemerintah. Jadi di rencana bisnis penumpang tahun depan bisa naik 5 persen," kata Awaluddin.
Ia menambahkan tiga bandara tambahan yang akan dikelola AP II, antara lain Bandara Radin Inten II di Lampung, Bandara Fatmawati di Bengkulu, dan Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung. PT BestProfit Futures
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan total bandara yang dikelola saat ini sebanyak 16 bandara. Ia memprediksi penurunan penumpang mayoritas terjadi di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Kalimantan Tengah dari 1,06 juta menjadi 593,24 ribu orang.
Selain itu, penumpang di Bandara Soekarno Hatta turun dari 65,66 juta menjadi 54,2 juta orang. Kemudian, jumlah penumpang di Bandara Kualanamu tahun ini diprediksi menjadi 7,94 juta dari posisi 2018 sebanyak 10,45 juta. Bestprofit
"Pergerakan penumpang berpotensi menurun 18 persen jadi 90 juta," kata Awaluddin, Minggu (22/12).
Proyeksi penurunan penumpang ini berpotensi mempengaruhi pendapatan bisnis aeronautika perusahaan pada 2019. Hanya saja, Awaluddin optimistis total pendapatan perusahaan masih akan meningkat meski hanya 1 persen.
"Total pendapatan perusahaan masih bisa naik 1 persen dari Rp9,48 triliun menjadi Rp9,53 triliun," kata Awaluddin.
Kenaikan pendapatan perusahaan secara keseluruhan, sambung Awaluddin, ditopang dari bisnis nonaeronautika yang diramalkan naik 10 persen. Dengan begitu, perusahaan berpotensi meraup pendapatan dari bisnis nonaeronautika sebesar Rp3,86 triliun pada akhir tahun dibandingkan posisi 2018 sebesar Rp3,47 triliun. PT BestProfit
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Teknik AP II Djoko Murjatmodjo mengatakan penurunan penumpang tahun ini salah satunya dipengaruhi oleh isu harga tiket pesawat yang mahal. Dengan demikian, sejumlah penumpang beralih ke moda transportasi lain.
"Yang jelas di seluruh dunia jumlah penumpang turun. Kami kena imbas itu karena ada isu yang sengaja dihembuskan, yakni harga tiket mahal, lalu bagasi berbayar," papar Djoko.
Menurutnya, persoalan daya beli masyarakat juga mempengaruhi jumlah penumpang sepanjang tahun ini. Selain itu, banyak penumpang yang biasanya menggunakan transportasi udara beralih ke darat seiring dengan selesainya sejumlah pembangunan infrastruktur jalan tol.
"Di Jawa, infrastruktur darat cukup membaik. Satu kondisi memang bergerak. Kondisi pasar berubah," ujar Djoko.
Sementara itu, manajemen memproyeksi jumlah penumpang tahun depan bisa kembali meningkat sekitar 4 persen hingga 5 persen. Awaluddin meyakini peningkatan industri pariwisata dan penambahan pengelolaan bandara akan menumbuhkan kembali jumlah penumpang.
"Yang dorong pariwisata, kemudian ditambah tigabandara penugasan pemerintah. Jadi di rencana bisnis penumpang tahun depan bisa naik 5 persen," kata Awaluddin.
Ia menambahkan tiga bandara tambahan yang akan dikelola AP II, antara lain Bandara Radin Inten II di Lampung, Bandara Fatmawati di Bengkulu, dan Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung. PT BestProfit Futures
Label:
BEST PROFIT,
Best Profit Futures,
Bestpro,
BESTPROFIT,
Bestprofit Futures,
BPF,
PT Best Profit,
PT Best Profit Futures,
PT BESTPROFIT,
PT BestProfit Futures
Langganan:
Postingan (Atom)