PT Pertamina (Persero) menyatakan peluang bisnis petrokimia di Indonesia mencapai Rp40 triliun hingga Rp50 triliun per tahun. Selain itu, bisnis petrokimia juga bisnis petrokimia memberikan margin yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar minyak (BBM). Best Profit
"Pembangunan komplek industri petrokimia akan lebih menjamin keberlanjutan bisnis perseroan, karena sesuai dengan trend bisnis masa depan," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (22/12).
Saat ini, perseroan tengah bersiap untuk mengembangkan area kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Kabupatan Tuban, Jawa Timur menjadi pusat industri petrokimia terintegrasi dengan kilang nasional.
Menurut Nicke, pembangunan industri petrokimia akan lebih efisien karena diintegrasikan dengan kilang. Sebab, produk samping petrokimia dapat dimanfaatkan kembali oleh kilang baik untuk bahan bakar kilang itu sendiri maupun dapat menjadi produk BBM. Bestprofit
"Infrastruktur penunjang dan utilitas dapat juga dimanfaatkan secara bersama-sama dengan menurunkan biaya energi hingga 10 persen dan biaya personel turun 10 persen sehingga biaya operasional turun sampai 15 persen," jelasnya.
Langkah mengintegrasikan kilang TPPI untuk pengembangan industri petrokimia dilakukan perseroan dengan melakukan aksi korporasi pembelian saham seri B TubanPetro yang merupakan induk usaha TPPI, senilai Rp 3,1 triliun. Aksi tersebut membuat perseroan saat ini menguasai saham mayoritas 51 persen.
Nicke menjelaskan, restrukturisasi TubanPetro juga merupakan bagian dari kilang Pertamina yang mengutamakan aspek fleksibilitas (flexibility), di mana mode kilang bisa beralih baik mode petrokimia ataupun migas. Hal ini membuat produksi kilang dapat menyesuaikan dengan permintaan pada saat beroperasi.
Selain itu, dengan pasokan bahan baku yang terintegrasi antara satu kilang dengan kilang lainnya, diharapkan juga bisa meningkatkan efisiensi baik sisi pengeluaran operasional maupun pengeluaran modal, sehingga meraih keuntungan (profitability) yang maksimal. PT BestProfit
Ujung-ujungnya, proyek kilang perseroan menjadi bisnis yang berkelanjutan ke depannya.
Perseroan sendiri akan mengembangkan pembangunan pabrik baru serta melanjutkan pembangunan komplek olefin dan polyolefin di kawasan kilang TPPI di Tuban.
Dengan pembangunan tersebut, maka TPPI akan menjadi komplek petrokimia yang terintegrasi menghasilkan produk-produk aromatik dan olefin.
Pada saat yang sama, melalui proyek RDMP dan GRR, perseroan juga sedang membangun kilang Tuban dengan investasi US$16 miliar. Nantinya, perseroan memiliki fasilitas produksi petrokimia dengan produk polypropylene sebanyak 1.200 ktpa, paraxylene 1.300 ktpa dan polyethylene 750 ktpa.
"Pembangunan industri petrokimia nasional akan turut memperkuat neraca perdagangan, menghemat devisa dan mengurangi impor bahan baku dan produk petrokimia," pungkasnya. PT BestProfit Futures
Tidak ada komentar:
Posting Komentar