Rabu, 02 Januari 2019

Polisi Koordinasi ke Jaksa Periksa Vigit di Kasus Mafia Bola


Polisi berkoodinasi dengan Kejaksaan Negeri Sidoarjo terkait pemeriksaan mantan manajer tim Deltras Sidoarjo, Vigit Waluyo terkait kasus dugaan pengaturan skor. Vigit sebelumnya menyerahkan diri ke kejaksaan terkait kasus dugaan korupsi dana pinjaman PDAM Delta Tirta Sidoarjo senilai Rp 3 miliar.

"Ya seperti itu (koordinasi dengan kejaksaan jika akan memeriksa Vigit)," kata Ketua Tim Media Satgas Anti Mafia Bola Kombes Argo Yuwono, saat dimintai konfirmasi, Rabu (2/1/2018).


Argo belum bisa memastikan jadwal pemeriksaan terhadap Vigit. Mantan manajer tim Deltras itu diketahui baru saja menyerahkan diri ke kejaksaan pada Jumat (28/12/2018) lalu.


"Sepertinya belum. Agenda belum ada. Kemarin kan menyerahkan diri ke kejaksaan," ujarnya.

Sebelum menyerahkan diri, Vigit sebelumnya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) terkait kasus dugaan korupsi dana pinjaman PDAN Delta Tirta. Kejari menerbitkan surat DPO sejak Juni 2018 lalu.



"Pada hari Jumat kemarin yang bersangkutan menyerahkan diri dan langsung kami lakukan penahanan di Lapas," kata Kepala Kejari Sidoarjo Budi Handaka kepada wartawan, Senin (31/12/2012).



Terkait kasus pengaturan skor, polisi menetapkan empat orang tersangka dan telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya. Merek anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Johar Lin Eng, eks anggota Komisi Wasit PSSI Priyanto, perempuan bernama Anik Yuni Artika Sari, dan yang terakhir Dwi Irianto alias Mbah Putih.



Para tersangka dijerat dengan dugaan tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan dan/atau tindak pidana suap dan/atau tindak pidana pencucian uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan/atau Pasal 372 KUHP dan/atau UU No 11 Tahun 1980 tentang Tindak Pidana Suap dan/atau Pasal 3, 4, 5, UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU.

Selasa, 01 Januari 2019

Menaker Pastikan Hak Pekerja Trans Papua Korban KKB akan Dipenuhi


Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengatakan bakal mengecek hak-hak para pekerja Trans Papua yang menjadi korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Dia memastikan para pekerja itu bakal mendapat hak yang memang seharusnya diterima.
"Ini kita cek dan kita periksa itu kalau misalnya angkanya yang pas saya belum dapat laporannya, tetapi yang pasti bahwa mereka berhak atas jumlah hak-hak tertentu yang memang seharusnya mereka dapatkan sebagai pekerja," kata Hanif di Lippo Mall Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (8/12/2018).
Hanif belum memastikan apa saja hak yang bakal diterima oleh para pekerja. Menurutnya, hak para pekerja tergantung pada kontrak kerja yang ada.
"Nah, itu meliputi apa saja dan berapa besarannya itu yang sedang diperiksa oleh Kementerian," ujarnya.


"Bahwa kemudian pemerintah memberikan santunan itu kan bukan hak. Kalau santunan kan dalam konteks mungkin pemerintah melindungi warganya. Tetapi kalau terkait hubungan kerja karena yang menentukan seseorang mendapatkan hak atau tidak itu kan hubungan kerjanya. Kalau hubungan kerja kan harus ada kontrak kerja, kalau kontrak kerja itu prosesnya berdokumen atau bahasanya legal itu," imbuhnya.

Sebelumnya, sejumlah pekerja yang mengerjakan proyek Trans Papua yang tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata ternyata tak terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Artinya mereka tak akan mendapat santunan kecelakaan kerja yang semestinya.

"PT Istaka Karya merupakan perusahaan peserta BPJS Ketenagakerjaan. Namun Proyek Jembatan di Papua yg menjadi pemberitaan ternyata belum didaftarkan di perlindungan jasa konstruksi BPJS Ketenagakerjaan, sehingga pekerjanya tidak mempunyai perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan," ujar Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja kepada detikFinance, Sabtu (8/12).

Utoh mengatakan jika terlindungi dengan program Jaminan sosial Ketenagakerjaan, maka pekerja yang meninggal karena kecelakaan kerja akan mendapatkan manfaat salah satunya santunan sebesar 48x dari upah yg dilaporkan. Namun sesuai dengan PP 44 2015, lanjut Utoh, jika pekerja tidak didaftarkan dalam program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, maka menjadi tanggung jawab perusahaan untuk memberikan jaminan dan santunan jika pekerjanya mengalami risiko pekerjaan termasuk kecelakaan kerja. 

Senin, 31 Desember 2018

Sempat 2 Pekan Dirawat di Jakarta, TKI Shinta Danuar Meninggal


Kabar duka menyelimuti pekerja migran Indonesia. Shinta DanuarTKI yang sempat bekerja di Taiwan itu meninggal dunia setelah dua pekan dirawat di Jakarta setelah dipulangkan. 
Shinta mengembuskan napas terakhir di RS Persahabatan, Jakarta, pada Senin (10/12/2018), pukul 00.20 WIB. Jenazah Shinta kemudian dimakamkan di Purwodadi, Jawa Tengah, pada hari yang sama. 
"Shinta Danuar selama empat tahun telah berjuang melawan penyakitnya, kami selaku pemerintah selama ini telah berusaha maksimal dan selama dirawat di RS Polri telah berusaha kuat mengupayakan kesembuhan Ibu Shinta secara maksimal. Shinta Danuar mengembuskan napas terakhir di RS Persahabatan, Jakarta, Senin dini hari, semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," kata Sekretaris Utama BNP2TKI, Tatang Budie Utama Razak, seperti dikutip dari situs BNP2TKI. BESTPROFIT


Shinta Danuar bekerja di Taiwan sejak Maret 2014 sebagai penjaga orang sakit. Pada Desember 2014, Shinta mulai dirawat di RS karena sakit yang diakibatkan oleh virus pada sistem saraf tulang belakang yang mengakibatkan kelumpuhan dari bagian leher ke bawah.

Pada akhir November 2018, Shinta Danuar dibawa dari Taiwan ke Jakarta. Dia sempat dirawat di RS Polri, kemudian dipindahkan ke RS Persahabatan karena kondisi kesehatannya menurun. 

"Saya sudah pasrah, mudah-mudahan amal ibadah Shinta diterima Allah SWT. Sudah lama Shinta menderita sakit. Kami keluarga ikhlas menerimanya, ini sudah pilihan yang terbaik," kata ayah Shinta Danuar, Ahmadi, masih dikutip dari situs BNP2TKI.


Ucapan duka cita atas meninggalnya Shinta Danuar juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya Titiek Soeharto lewat Instagram. Titiek mengunggah foto saat dia menjenguk Shinta.

"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun... Telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang..SHINTA DANUAR pd tgl 10 des'18 dini hari di RS Persahabatan. Mari kita doakan semoga Shinta dilapangkan jalannya.. diampuni dosa2nya.. diterima amal ibadahnya dan mendapat tempat yg indah disisi ALLAH...🙏🙏 Alfatihah..." tulis Titiek.

Di Instagram, Titiek Soeharto pernah mengunggah video saat menjenguk Shinta Danuar. Ada video pada 18 November 2018 saat Titiek menjenguk Shinta di Taiwan dan video tanggal 30 November 2018 ketika dia menjenguk Shinta di Jakarta. 

Jumat, 28 Desember 2018

PVMBG Tepis Ahli AS: Anak Krakatau Tak Masuk Fase Mematikan


Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menepis istilah yang digunakan ahli vulkanologi asal Amerika Serikat, Jess Phoenix, yang menyebut Gunung Anak Krakatau memasuki fase mematikan. Istilah mematikan dinilai tak tepat.
"Anak Krakatau tidak benar dalam fase yang apa... judulnya mematikan," kata Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jl Medan Merdeka Barat, Kamis (27/12/2018).

Jess menganalisis kondisi terbaru Anak Krakatau dari foto bulan Juli 2018 hingga Desember 2018. Dia juga menganalisis data erupsi Anak Krakatau. Jess Phoenix adalah ahli vulkanologi dari Amerika Serikat, salah satu penemu badan riset nirlaba, Blueprint Earth, dan seorang fellow di perkumpulan Royal Geographical.

Antonius mempertanyakan istilah mematikan yang digunakan. Menurut dia istilah itu hanya untuk menarik perhatian.
"Jadi judulnya mematikan, itu tidak seperti itu. Kalau orang naik ke puncak Krakatau ya mematikan. Judulnya tinggal konteksnya apa," ujarnya.
PVMBG menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari waspada (level II) menjadi siaga (level III), yang berlaku mulai 27 Desember 2018, pukul 06.00 WIB. PVMBG merekomendasikan masyarakat dan wisatawan tak melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah karena berbahaya terkena dampak erupsi berupa lontaran batu pijar, awan panas dan abu vulkanik pekat.

Gunung Anak Krakatau aktif kembali dan memasuki fase erupsi sejak Juli 2018. Erupsi berupa letusan-letusan strombolian, yaitu letusan yang disertai lontaran lava pijar dan aliran lava pijar yang dominan mengarah ke tenggara. Pada 22 Desember 2018, lereng barat-barat daya longsor (flank collapse) dan longsoran masuk ke laut. Ada kemungkinan inilah yang memicu terjadinya tsunami.

Kamis, 27 Desember 2018

Cerita Warga Sukabumi Terombang-ambing Diterjang Tsunami Banten

Udeng Sudirman (45), warga Kecamatan Cibereum, Kota Sukabumi, Jawa Barat selamat setelah diterjang ombak tsunami setinggi lebih dari 5 meter di Tanjunglesung, Banten pada Sabtu (22/12/2018) lalu. Bagaimana kisahnya?
Udeng masih tergolek lemah di tempat tidur rumahnya. Sesekali dia mengurut kedua kakinya yang terluka setelah sempat terseret dahsyatnya ombak yang menyapu lokasi acara Gathering PLN.
Pria yang menjabat sebagai Asistem Manajer (Asmen) yang bertugas di Gandul Cinere, PLN Induk Depok UITJBB itu mengaku mengalami patah kaki dan luka lebam di tangan dan kepala.
"Waktu kejadian posisi saya ada di kiri panggung, kejadiannya sangat cepat. Awalnya saya mendengar teman berteriak, dia takbir saya langsung melihat air sudah ada di atas. Setelah itu saya pasrah, mungkin umur saya sampai di sini," kata Udeng kepada awak media, Rabu (26/12/2018).
Udeng mengaku tidak bisa memprediksi ketinggian air bah yang datang, namun dia memperkirakan ketinggian air yang datang lebih dari 5 meter karena melampaui ketinggian panggung acara gathering yang memang setinggi 5 meter.
Saat itu Udeng mengaku terseret luapan air bah tsunami, meskipun pasrah dia tetap berusaha mempertahankan hidupnya. Dia mulai merasakan tangan dan kakinya terkena material yang terbawa air laut.

"Tangan dan kaki terasa kena benda tumpul, sepanjang terombang-ambing itu saya terus bilang Ya Allah, Ya Rahman Ya Rahim terus aja begitu dalam hati saya. Saya pertahankan kesadaran," lanjutnya.

Keajaiban datang, setelah sekitar 20 menit terombang ambing tubuh Udeng tersangkut pohon besar. Kesadarannya pulih, dia melihat sekeliling lokasi kejadian.
"Saya tersangkut pohon, kondisinya sudah crowded di sekeliling saya mayat semua. Setelah itu saya bertemu dengan Gea, kru Seventeen lalu tidak lama datang mobil di dalamnya ada tiga korban lalu ikut naik," ujarnya.

"Saya bilang ke sopir, ikut ke rumah sakit di Panimbang. Beberapa orang di dalam termasuk sopir kondisinya luka semua, setelah itu saya minta diantar lagi ke Panembong untuk diurut karena patah tulang sesampainya disana baru menghubungi keluarga dan bilang saya jadi korban tsunami minta dijemput," kisahnya. 

Rabu, 26 Desember 2018

Loyalis Amien Rais Balas Surat Terbuka Goenawan Mohamad dkk

Surat terbuka lima pendiri dan penggagas PAN yang meminta Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mundur dibalas oleh Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN Dradjad Wibowo. Dradjad, yang dikenal sebagai loyalis Amien Rais, mengkritik para pendiri PAN yang membuat surat terbuka.
Lima tokoh pendiri PAN, yakni Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohamad, Toeti Heraty, dan Zumrotin, meminta Amien Rais mundur dari jagat perpolitikan ataupun dari PAN. Amien selama ini dinilai telah melenceng dari prinsip pendirian partai berlambang matahari putih itu dan sebagai tokoh bangsa malah justru ikut mengeruhkan suasana dalam negeri. Selain itu, Amien disebut terkesan berat mengestafetkan tongkat kepemimpinan PAN. 
Dradjad tak setuju dengan pendapat para pendiri PAN itu. Bagi Dradjad, surat terbuka yang ditulis para pendiri terkait dengan dukungan Amien Rais dan PAN di Pilpres 2019.
"Surat beliau itu tidak obyektif karena tidak sesuai fakta," demikian penggalan surat terbuka yang ditulis Dradjad, Rabu (26/12/2018).
Berikut surat terbuka Dradjad selengkapnya:
Surat Terbuka kepada Lima Pendiri PAN
Karena banyak jurnalis yang bertanya, saya menjawabnya melalui Surat Terbuka saja. 

Pertama, saya sangat menghormati dan berterima kasih kepada para pendiri, termasuk pak Abdillah, mas GM, pak Albert, bu Toeti, dan mbak Zum. Namun sesuai prinsip-prinsip yang beliau sebutkan, sebagai yunior saya wajib bersuara. 

Surat beliau itu tidak obyektif karena tidak sesuai fakta. Contohnya, pak Amien dituduh sering melakukan manuver politik yang tidak sejalan dengan kelima prinsip tersebut. Mari kita lihat prinsip ke 4 dan 5 tentang keterbukaan, inklusif, persamaan hak dan kewajiban warga negara. 

Kita lihat kasus Bara Hasibuan, putra pak Albert Hasibuan. Dalam Pileg 2014 menurut rekap KPU Sulut jumlah suara Bara adalah 17.672 suara. Bara tidak lolos ke Senayan. Yang terpilih adalah Yasti Soepredjo Mokoagow dengan suara 112.758, yang lalu dikoreksi menjadi 103.801 suara. 

Karena Yasti mundur untuk menjadi Bupati Bolmong, Bara menggantikannya sebagai anggota DPR. Yasti beragama Islam, sebagian besar pemilihnya adalah saudara kita Muslim dari Kabupaten Bolmong. Bara bergama Kristen, tapi hanya belasan ribu saudara kita Kristiani Sulut yang memilih dia. 

Faktanya, pergantian Yasti ke Bara mulus-mulus saja di PAN. Tidak ada isu agama apapun. Padahal, kursi Bara itu berasal dari puluhan ribu bahkan mungkin lebih 100 ribu suara Muslim. Pak Amien dan bang Zulkifli Hasan sangat mendukung. 

Jika pak Amien dan PAN tidak inklusif, tidak terbuka, tidak menghormati persamaan hak warga negara dan hak anggota PAN, apa mungkin pergantian ini mulus? Kurang inklusif bagaimana pak Amien dan PAN?

Jika melihat 4 tuduhan pertama terhadap pak Amien, saya meyakini surat itu tidak lepas dari dukungan pak Amien dan PAN ke mas Prabowo, bukan ke pak Jokowi. Terus apa pak Amien tidak boleh mendukung Prabowo? Apakah salah jika Rakernas PAN 2018 mendukung Prabowo? Bukankan itu hak warganegara yang ada di PAN? Jika ada pengaruh kuat pak Amien dalam Rakernas, mengapa beliau berlima pengaruhnya tidak kuat juga di dalam PAN? Mengapa beliau berlima tidak menyuarakan aspirasi dalam Rakernas? 

Manuver pak Amien disebut destruktif bagi PAN. Bukti empirisnya apa? Faktanya, dalam Pileg 2014 kursi dan suara PAN naik. Itu tidak lepas dari kerja bang Hatta sebagai Ketum, semua kader dan tentu manuver politik pak Amien. 

Soal tuntutan mundur, posisi dan peran pak Amien itu selalu "jelas dan tuntas" dalam Kongres, forum tertinggi PAN. Apakah bapak/ibu berlima hendak mengajari yuniornya untuk tidak taat kepada keputusan Kongres? 

Sebagai penutup, mohon maaf sekali atas kekritisan saya. 

Salam hormat dari yunior
Dradjad

Selasa, 25 Desember 2018

Amien Rais Didesak Mundur, Pendiri PAN: Tak Ada Upaya Memecah Belah

PAN menduga upaya memecah belah menjadi motif di balik surat terbuka para pendiri PAN yang meminta Amien Rais angkat kaki dari kancah politik dan partai berlambang matahari putih itu. Salah satu pendiri tokoh yang namanya tertera dalam surat terbuka, Albert Hasibuan, menepis tudingan itu. 
"Saya harap tidak (pecah belah)," kata Albert saat ditemui di Jl Mirah Delima, Permata Hijau, Jakarta Selatan, Rabu (26/12/2018). BEST PROFIT
Albert menegaskan baik dari dirinya maupun keempat pendiri partai yang mendesak Amien Rais angkat kaki tidak pernah mengharapkan ada perpecahan di dalam partai yang digagasnya itu. Apalagi, lanjut dia, saat ini kontestasi pemilu sudah di depan mata. BESTPROFIT
"Memang kita minta dengan sangat PAN tak pecah, karena strategis menuju pemilu yang akan datang, tetap bersatu untuk meraih prestasinya pada pemilu yang akan datang," ujarnya.

Albert justru mendorong PAN bekerja lebih keras menghadapi Pemilu 2019. Sebab, berdasarkan survei yang ia ketahui, PAN tidak lolos ke parlemen.

"Dan secara tak terduga PAN ini juga tidak, berdasarkan survei, PAN ini tidak (lolos) parliamentary threshold. Jadi kita optimisme bagi kita untuk PAN tetap perjuangkan prestasinya," kata Albert.
Albert dan keempat rekannya, yakni Abdillah Toha, Goenawan Mohamad, Toeti Heraty, dan Zumrotin, sebelumnya menulis surat terbuka yang ditujukan kepada Amie Rais. Barisan tokoh pendiri PAN itu meminta Amien Rais mundur dari jagat perpolitikan ataupun dari PAN. Sebab, Amien selama ini dinilai telah melenceng dari prinsip pendirian partai berlambang matahari putih itu dan sebagai tokoh bangsa malah justru ikut mengeruhkan suasana dalam negeri. 

Menanggapi desakan itu, PAN curiga ada motif lain di balik desakan kepada Amien Rais untuk angkat kaki. Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay menduga desakan itu terkait dengan Pilpres 2019. Selain itu, menurut dia, kemungkinan adanya upaya memecah belah partainya juga 'tercium' dari surat terbuka bertanggal hari ini tersebut.