Kamis, 27 Desember 2018

Cerita Warga Sukabumi Terombang-ambing Diterjang Tsunami Banten

Udeng Sudirman (45), warga Kecamatan Cibereum, Kota Sukabumi, Jawa Barat selamat setelah diterjang ombak tsunami setinggi lebih dari 5 meter di Tanjunglesung, Banten pada Sabtu (22/12/2018) lalu. Bagaimana kisahnya?
Udeng masih tergolek lemah di tempat tidur rumahnya. Sesekali dia mengurut kedua kakinya yang terluka setelah sempat terseret dahsyatnya ombak yang menyapu lokasi acara Gathering PLN.
Pria yang menjabat sebagai Asistem Manajer (Asmen) yang bertugas di Gandul Cinere, PLN Induk Depok UITJBB itu mengaku mengalami patah kaki dan luka lebam di tangan dan kepala.
"Waktu kejadian posisi saya ada di kiri panggung, kejadiannya sangat cepat. Awalnya saya mendengar teman berteriak, dia takbir saya langsung melihat air sudah ada di atas. Setelah itu saya pasrah, mungkin umur saya sampai di sini," kata Udeng kepada awak media, Rabu (26/12/2018).
Udeng mengaku tidak bisa memprediksi ketinggian air bah yang datang, namun dia memperkirakan ketinggian air yang datang lebih dari 5 meter karena melampaui ketinggian panggung acara gathering yang memang setinggi 5 meter.
Saat itu Udeng mengaku terseret luapan air bah tsunami, meskipun pasrah dia tetap berusaha mempertahankan hidupnya. Dia mulai merasakan tangan dan kakinya terkena material yang terbawa air laut.

"Tangan dan kaki terasa kena benda tumpul, sepanjang terombang-ambing itu saya terus bilang Ya Allah, Ya Rahman Ya Rahim terus aja begitu dalam hati saya. Saya pertahankan kesadaran," lanjutnya.

Keajaiban datang, setelah sekitar 20 menit terombang ambing tubuh Udeng tersangkut pohon besar. Kesadarannya pulih, dia melihat sekeliling lokasi kejadian.
"Saya tersangkut pohon, kondisinya sudah crowded di sekeliling saya mayat semua. Setelah itu saya bertemu dengan Gea, kru Seventeen lalu tidak lama datang mobil di dalamnya ada tiga korban lalu ikut naik," ujarnya.

"Saya bilang ke sopir, ikut ke rumah sakit di Panimbang. Beberapa orang di dalam termasuk sopir kondisinya luka semua, setelah itu saya minta diantar lagi ke Panembong untuk diurut karena patah tulang sesampainya disana baru menghubungi keluarga dan bilang saya jadi korban tsunami minta dijemput," kisahnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar