Ikatan Dokter Indonesia menyatakan sebagian penyintas Covid-19 berpotensi alami long Covid. Fenomena long Covid merupakan kondisi saat seseorang masih mengalami gejala setelah berbulan-bulan terinfeksi Covid-19 dan dinyatakan sembuh dan negatif dari virus. Best Profit
"Setelah sembuh dari Covid-19 ada long covid. Datanya saat ini 21 persen penyintas Covid-19 berpotensi mengalami bekas Covid dan mengalami gejala long Covid," kata Ketua Dewan Pakar IDI Profesor Menaldi Rasmin, dalam jumpa pers 1 tahun pandemi di Indonesia, Senin (1/3). Bestprofit
Menaldi menjelaskan kondisi long Covid itu ditandai dengan struktur di paru-paru yang rentan terhadap infeksi berulang. Paru-paru juga mengalami gangguan fungsi dalam menghirup oksigen karena munculnya jaringan parut. Jaringan parut membuat paru-paru menjadi kaku dan sulit mendapatkan oksigen.
"Jadi oksigennya enggak cukup, ini bisa berdampak ke jantung, organ lain terpengaruh, seperti saraf dan sebagainya," ungkap Menaldi. PT Bestprofit Futures
Pendapat yang sama juga diutarakan dokter spesialis penyakit dalam Eka Ginanjar. Menurut Eka, hingga saat ini gejala long Covid sangat bervariasi pada setiap orang.
"Kebanyakan sesak karena ada jaringan parut, tidak bisa beraktivitas normal, satu dua ada yang rambut rontok, ini masih diselidiki," kata Eka.
Eka menyarankan agar setiap orang yang terinfeksi Covid-19 dan sudah menunjukkan gejala pertama untuk segera memeriksakan ke dokter dan mendapatkan perawatan.
"Ketika ada gejala yang timbul atau kontak erat, langsung diobati. Maka kesembuhan mendekati 100 persen, kalau terlambat menimbulkan masalah di kemudian hari yang lebih berat," tutur Eka.
Untuk mencegah Covid-19 dan long Covid, setiap orang tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan melakukan 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar