BESTPROFIT Sosoknya cukup mencuri perhatian saat perayaan HUT TNI ke-72 di Cilegon,
Banten, 5 Oktober lalu. Tampilan depannya mendongak ke atas dan gagah.
Makin sangar dengan kelir loreng hijau gelap khas kavaleri TNI AD.
Itulah sosok Tank Medium PT Pindad yang diberi nama Macan Hitam.
PT BESTPROFIT Tank
medium itu lahir dari kerjasama Indonesia yang diwakili PT Pindad
dengan industri pertahanan Turki FNSS. Sebagian komponen dibuat oleh PT
Pindad, turret meriam tank misalnya.
BEST PROFIT Si Macan Hitam ini
mengusung meriam kaliber 105 mm. Bobotnya 35 ton dan mampu melaju hingga
kecepatan maksimal 70 km/jam. Tank dioperasikan 3 kru yang terdiri dari
komandan, penembak meriam dan pengemudi.
PT BEST PROFIT Keunggulan tank ialah
memiliki pertahanan dari tembakan meriam hingga antiranjau. Medium tank
generasi terbaru juga dilengkapi kemampuan daya gempur luas mulai
perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran
antarkendaraan tempur.
Saat ini memang PT Pindad baru
menyelesaikan satu buah prototipe. Namun ke depan TNI AD akan memesan
sedikitnya 100 tank kelas medium ini ke PT Pindad.
"Rencana TNI
tahun depan sudah ada. Kurang lebih 100 unit, dari 300 yang dibutuhkan,"
kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose usai menerima sarasehan
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, di Kantor Pindad, bulan September
lalu.
Dia menambahkan, medium tank ini memang dibutuhkan untuk
memperkuat pertahanan Indonesia dengan medannya. Medium tank juga
menurutnya nanti akan memenuhi kebutuhan pertahanan di Indonesia kelas
medium yang mana saat ini sudah banyak termakan usia.
"Medium
tank ini kelas menengah. Berat kurang lebih 37 ton. Saya rasa medium
tank ini paling tepat di Indonesia untuk medannya. Apalagi di Sumatera
dan Jawa. Jadi kita harapkan tank-tank yang lama itu diganti lah. Kita
memerlukan 500-lah Tahap awal kan baru dibuat," terangnya.
Saat
ini Kavaleri TNI AD tak memiliki tank kelas medium. Tank yang baru
datang dari Jerman adalah tank kelas berat atau main battle tank Leopard
2A4 yang diupgrade menjadi Leopard 2A4 RI serta Tank Marder 1A3 sebagai
pengangkut pasukan infanteri. Totalnya ada 164 buah.
Tank yang dijuluki monster lapis baja ini memiliki bobot 62 ton dengan meriam 120 mm.
Walau
punya Tank Leopard, namun mayoritas batalyon kavaleri di Kodam-Kodam,
terutama di luar pulau Jawa masih mengandalkan Tank AMX-13 buatan
Prancis yang sudah diretrofit di PT Pindad. Tank itu telah memperkuat
TNI AD sejak tahun 1960an.
Bobot tank AMX-13 ini 'cuma' 13,9 ton
dengan meriam 75 mm yang kini diupgrade menjadi 105 mm. Diperkirakan TNI
AD masih memiliki sekitar 400 tank jenis ini.
Atau tank ringan
Alvis Scorpion buatan Inggris. Pertama kali memperkuat TNI AD tahun
1995. Bobotnya sekitar 8 ton dengan meriam yang diupgrade ke 105 mm.
Diperkirakan TNI AD memiliki 90 buat tank ringan ini.
Sementara itu, Malaysia kini mengandalkan 45 buah PT-91M yang dibeli
sekitar tahun 2007 dari Polandia. Tank yang diberi nama Pendekar itu
berbobot 45,5 ton. Senjatanya kanon 125 mm 2A46M, senapan mesin 12,7 mm
dan 7,62 mm. Malaysia membeli tank ini untuk menggantikan Tank Ringan
Scorpion buatan Inggris.
PT-91M Pendekar kini menjadi andalan
resimen kavaleri Malaysia. Lapisan pelindungnya ERAWA 3 Explosive
Reactive Armour, cukup kuat untuk menahan gempuran RPG, roket antitank
atau tembakan kanon meriam 100 mm. Tank ini mampu digeber dengan
kecepatan 70 km/jam.
Semoga kavaleri TNI AD makin bergigi dengan si Macan Hitam dan semoga tank produksi Indonesia bisa mendunia.