Kamis, 12 Oktober 2017

Membandingkan Tank Macan Hitam Pindad Vs Tank Satria Tentara Malaysia

BESTPROFIT Sosoknya cukup mencuri perhatian saat perayaan HUT TNI ke-72 di Cilegon, Banten, 5 Oktober lalu. Tampilan depannya mendongak ke atas dan gagah. Makin sangar dengan kelir loreng hijau gelap khas kavaleri TNI AD. Itulah sosok Tank Medium PT Pindad yang diberi nama Macan Hitam. PT BESTPROFIT

Tank medium itu lahir dari kerjasama Indonesia yang diwakili PT Pindad dengan industri pertahanan Turki FNSS. Sebagian komponen dibuat oleh PT Pindad, turret meriam tank misalnya. BEST PROFIT

Si Macan Hitam ini mengusung meriam kaliber 105 mm. Bobotnya 35 ton dan mampu melaju hingga kecepatan maksimal 70 km/jam. Tank dioperasikan 3 kru yang terdiri dari komandan, penembak meriam dan pengemudi. PT BEST PROFIT

Keunggulan tank ialah memiliki pertahanan dari tembakan meriam hingga antiranjau. Medium tank generasi terbaru juga dilengkapi kemampuan daya gempur luas mulai perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antarkendaraan tempur.

Saat ini memang PT Pindad baru menyelesaikan satu buah prototipe. Namun ke depan TNI AD akan memesan sedikitnya 100 tank kelas medium ini ke PT Pindad.

"Rencana TNI tahun depan sudah ada. Kurang lebih 100 unit, dari 300 yang dibutuhkan," kata ‎Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose usai menerima sarasehan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, di Kantor Pindad, bulan September lalu.

Dia menambahkan, ‎medium tank ini memang dibutuhkan untuk memperkuat pertahanan Indonesia dengan medannya. Medium tank juga menurutnya nanti akan memenuhi kebutuhan pertahanan di Indonesia kelas medium yang mana saat ini sudah banyak termakan usia.

"Medium tank ini kelas menengah. Berat kurang lebih 37 ton. Saya rasa medium tank ini paling tepat di Indonesia untuk medannya. Apalagi di Sumatera dan Jawa. Jadi kita harapkan tank-tank yang lama itu diganti lah. Kita memerlukan 500-lah Tahap awal kan baru dibuat," ‎terangnya.

Saat ini Kavaleri TNI AD tak memiliki tank kelas medium. Tank yang baru datang dari Jerman adalah tank kelas berat atau main battle tank Leopard 2A4 yang diupgrade menjadi Leopard 2A4 RI serta Tank Marder 1A3 sebagai pengangkut pasukan infanteri. Totalnya ada 164 buah.

Tank yang dijuluki monster lapis baja ini memiliki bobot 62 ton dengan meriam 120 mm.

Walau punya Tank Leopard, namun mayoritas batalyon kavaleri di Kodam-Kodam, terutama di luar pulau Jawa masih mengandalkan Tank AMX-13 buatan Prancis yang sudah diretrofit di PT Pindad. Tank itu telah memperkuat TNI AD sejak tahun 1960an.

Bobot tank AMX-13 ini 'cuma' 13,9 ton dengan meriam 75 mm yang kini diupgrade menjadi 105 mm. Diperkirakan TNI AD masih memiliki sekitar 400 tank jenis ini.

Atau tank ringan Alvis Scorpion buatan Inggris. Pertama kali memperkuat TNI AD tahun 1995. Bobotnya sekitar 8 ton dengan meriam yang diupgrade ke 105 mm. Diperkirakan TNI AD memiliki 90 buat tank ringan ini.
Sementara itu, Malaysia kini mengandalkan 45 buah PT-91M yang dibeli sekitar tahun 2007 dari Polandia. Tank yang diberi nama Pendekar itu berbobot 45,5 ton. Senjatanya kanon 125 mm 2A46M, senapan mesin 12,7 mm dan 7,62 mm. Malaysia membeli tank ini untuk menggantikan Tank Ringan Scorpion buatan Inggris.

PT-91M Pendekar kini menjadi andalan resimen kavaleri Malaysia. Lapisan pelindungnya ERAWA 3 Explosive Reactive Armour, cukup kuat untuk menahan gempuran RPG, roket antitank atau tembakan kanon meriam 100 mm. Tank ini mampu digeber dengan kecepatan 70 km/jam.

Semoga kavaleri TNI AD makin bergigi dengan si Macan Hitam dan semoga tank produksi Indonesia bisa mendunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar