Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Maret 2018 jumlah orang miskin di Indonesia mengalami penurunan sebesar 633.000 menjadi 25,95 juta dari kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jumlah orang miskin di Indonesia per Maret 2018 sudah berada di posisi single digit. Sebab, telah terjadi penurunan 0,30% dibanding September 2017.
"Bisa dilihat bahwa persentase kemiskinan pada Maret 2018 itu 9,82% menuju satu digit dari yang sebelumnya 10,12%, jumlah penduduknya juga turun dari 26,58 juta menjadi 25,95 juta, atau turun 630 ribu orang," kata Suhariyanto di kantor BPS pusat, Jakarta, Senin (16/7/2018).
Meski secara nasional angka kemiskinan mengalami penurunan, Suhariyanto mengungkapkan pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang besar dalam menurunkan angka kemiskinan.
Pasalnya, angka kemiskinan antara kota dan desa sangat tinggi sekali. Angka kemiskinan di desa 13,20% atau hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kota yang sebesar 7,02%.
"Penurunan kemiskinan bukan berarti tidak ada PR, tapi maish banyak PR, karena ada disparitas kemiskinan kota dan desa," tambah dia.
Menurut Suhariyanto, penurunan angka kemiskinan per Maret 2018 dikarenakan beberapa fakto, seperti inflasi umum periode September 2017-Maret 2018 sebesar 1,92%, rata-rata pengeluaran perkapita/bulan untuk rumah tangga yang berada di 40% lapisan terbawah selama periode itu tumbuh 3,06%.
Selanjutnya, bansos dari pemerintah tumbuh 87,6% di kuartal I-2018, selanjutnya adalah program beras rastra dan bantuan pangan non tunai yang tersalurkan sesuai jadwal.
"Yang perlu dijaga terjadi di Maret kemarin kenaikan harga besar 8,57% yang bisa pengaruhi kemiskinan, walaupun bisa dikonversi oleh penyaluran rastra. Itu beberapa faktor yang berpengaruh ke kemiskinan," tutup dia.