PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengumumkan hasil audit laporan keuangan pada semester 1 2018. Laba bersih konsolidasi perusahaan tercatat naik sebesar 135% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,1 triliun untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2018.
"Hal ini terutama disebabkan oleh keuntungan atas dekonsolidasi PT Mahkota Sentosa Utama, anak perusahaan tidak langsung dari LPKR, dengan keuntungan bersih sebesar Rp 1,3 triliun," ujar Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya dalam keterangan resmi, Rabu (24/10/2018).
Kenaikan laba ini didukung oleh pendapatan yang tercatat meningkat sebesar 13% yoy menjadi Rp 5,6 triliun.
Di antaranya pendapatan divisi bisnis Healthcare sebesar Rp 2,8 triliun, yang terutama didorong oleh pendapatan dari 8 rumah sakit mapan yang naik sebesar 7,7% yoy menjadi Rp 1,4 triliun dari Rp 1,3 triliun.
Pendapatan dari 11 rumah sakit berkembang naik sebesar 8,3% yoy menjadi Rp 909 miliar dari Rp 839 miliar. 10 rumah sakit yang baru dibuka di 2017 dan 2018 mencatat pendapatan sebesar Rp 134 miliar yang naik sebesar 481,5% yoy dari Rp 23 miliar. Selain itu, kunjungan pasien rawat jalan meningkat sebesar 13% yoy dan penerimaan pasien rawat inap meningkat sebesar 15% yoy.
Kemudian pendapatan divisi usaha Residential & Urban Development meningkat sebesar 17% yoy menjadi Rp 1,8 triliun dari Rp 1,6 triliun, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan Urban Development sebesar 49% yoy menjadi Rp 1,4 triliun.
Pendapatan divisi Komersial yang terdiri dari Mal Ritel & Hotel, sedikit meningkat sebesar 3% yoy menjadi Rp 376 miliar terutama karena penurunan pendapatan divisi Mal Ritel sebesar 8% yoy menjadi Rp 177 miliar. Sedangkan pendapatan Hotels meningkat sebesar 16% yoy menjadi Rp 199 miliar.
Pendapatan divisi Manajemen Aset meningkat sebesar 9% yoy menjadi Rp 522 miliar, terutama disebabkan oleh berkembangnya aset yang dikelola.
Pendapatan recurring LPKR tumbuh sebesar 12% yoy menjadi Rp 3,7 triliun dan memberikan kontribusi 67% dari total pendapatan perseroan pada semester 1 2018.
"Kinerja perseroan pada semester 1 2018 mencerminkan fokus kami pada efisiensi operasional di saat pasar properti sedang lesu. Kami tetap optimis terhadap fundamental pasar properti," tutup Ketut.