PT Pertamina (Persero) mulai menindaklanjuti kerja sama di sektor energi dengan Bangladesh dan Pakistan yang diinisiasi pemerintah. Dalam hal ini, Pertamina akan memasok gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG) kepada dua negara itu. PT BESTPROFIT
Pertamina akan memasok LNG ke dua negara tersebut dengan total nilai US$ 10,4 miliar. Vice President Corporate Pertamina, Adiatma Sardjito, menyatakan di Bangladesh, Pertamina akan memasok LNG yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan pasokan LNG antara Pertamina dan Petrobangla di Bangladesh pada 28 Januari lalu.
Dalam kesepakatan yang dituangkan melalui Letter of Intent (LOI) binding tersebut, Pertamina akan memasok LNG sebesar 1 MTPA (million tons per annum/juta ton per tahun), selama 10 tahun.
Penandatanganan LOI binding dilakukan oleh VP LNG Pertamina, Wiko Migantoro dan Sekretaris Petrobangla, Syed Ashfaquzzaman, yang disaksikan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Republik Bangladesh Sheikh Hasina di Bangladesh.
"Kesepakatan komersial tersebut, dilakukan sebagai tindak lanjut semangat kerja sama di bidang energi antara kedua negara, dimana mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Nantinya Pertamina akan memasok LNG di Bangladesh, dengan volume 1 juta ton per tahun selama 10 tahun dengan nilai total US$ 4 miliar dan akan mulai disuplai pada kuartal ke-empat tahun 2018," jelas Adiatma dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Sementara itu, kerja sama pasokan LNG ke Pakistan ditandai dengan penandatanganan IGA (Inter Governmental Agreement) di bidang Energipada 27 Januari 2018. Dimana Pertamina dan Pakistan LNG Ltd, akan menindaklanjuti dengan pembahasan perjanjian jual beli LNG (Sales and Purchase Agreement/SPA LNG) yang diproyeksikan sebesar 1,5 MTPA selama 10 tahun dengan opsi perpanjangan 5 tahun. Bila transaksi ini terwujud, akan bernilai sekitar US$ 6.4 milyar.
Seperti diketahui, Kerja sama di bidang energi antara Indonesia dengan Bangladesh dan Pakistan ini telah diinisiasi pemerintah sejak September 2017. Kemudian mulai ditindaklanjuti tahun ini, bersamaan dengan lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke kedua negara tersebut Januari lalu. Pertamina mengambil peran melalui berbagai kesepakatan jual beli LNG dan kerja sama lainnya dengan beberapa perusahaan energi.
Pertamina akan memasok LNG ke dua negara tersebut dengan total nilai US$ 10,4 miliar. Vice President Corporate Pertamina, Adiatma Sardjito, menyatakan di Bangladesh, Pertamina akan memasok LNG yang ditandai dengan penandatanganan kesepakatan pasokan LNG antara Pertamina dan Petrobangla di Bangladesh pada 28 Januari lalu.
Dalam kesepakatan yang dituangkan melalui Letter of Intent (LOI) binding tersebut, Pertamina akan memasok LNG sebesar 1 MTPA (million tons per annum/juta ton per tahun), selama 10 tahun.
Penandatanganan LOI binding dilakukan oleh VP LNG Pertamina, Wiko Migantoro dan Sekretaris Petrobangla, Syed Ashfaquzzaman, yang disaksikan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Republik Bangladesh Sheikh Hasina di Bangladesh.
"Kesepakatan komersial tersebut, dilakukan sebagai tindak lanjut semangat kerja sama di bidang energi antara kedua negara, dimana mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Nantinya Pertamina akan memasok LNG di Bangladesh, dengan volume 1 juta ton per tahun selama 10 tahun dengan nilai total US$ 4 miliar dan akan mulai disuplai pada kuartal ke-empat tahun 2018," jelas Adiatma dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Kamis (1/2/2018).
Sementara itu, kerja sama pasokan LNG ke Pakistan ditandai dengan penandatanganan IGA (Inter Governmental Agreement) di bidang Energipada 27 Januari 2018. Dimana Pertamina dan Pakistan LNG Ltd, akan menindaklanjuti dengan pembahasan perjanjian jual beli LNG (Sales and Purchase Agreement/SPA LNG) yang diproyeksikan sebesar 1,5 MTPA selama 10 tahun dengan opsi perpanjangan 5 tahun. Bila transaksi ini terwujud, akan bernilai sekitar US$ 6.4 milyar.
Seperti diketahui, Kerja sama di bidang energi antara Indonesia dengan Bangladesh dan Pakistan ini telah diinisiasi pemerintah sejak September 2017. Kemudian mulai ditindaklanjuti tahun ini, bersamaan dengan lawatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke kedua negara tersebut Januari lalu. Pertamina mengambil peran melalui berbagai kesepakatan jual beli LNG dan kerja sama lainnya dengan beberapa perusahaan energi.