Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, harga seluruh beras baik
medium, premium dan rendah di tingkat penggilingan pada Januari 2018
mengalami kenaikan. PT BESTPROFIT
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, harga beras jenis medium Rp 10.177 per kg, jenis premium Rp 10.350 per kg, dan kualitas rendah Rp 9.793 per kg.
"Jadi untuk harga beras untuk medium, premium dan rendah masih alami kenaikan," kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2018).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, harga beras jenis medium Rp 10.177 per kg, jenis premium Rp 10.350 per kg, dan kualitas rendah Rp 9.793 per kg.
"Jadi untuk harga beras untuk medium, premium dan rendah masih alami kenaikan," kata Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Kamis (1/2/2018).
Beras kualitas premium yang harganya Rp 10.350 per kg mengalami
kenaikan 4,96%, kualitas medium yang harganya Rp 10.177 per kg naik
6,83%, dan kualitas rendah Rp 9.793 per kg naik 5,20%.
"Ini di tingkat penggilingan dan yang menyebabkan inflasi Januari sebesar 0,62%," jelas dia.
Untuk harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani per Januari mengalami kenaikan 8,42% menjadi Rp 5.415 per kg, sedangkan di tingkat penggilingan juga naik 8,41% jadi Rp 5.508 per kg.
Sedangkan untuk gabah kering giling (GKG) per Januari untuk di tingkat petani Rp 6.002 per kg atau naik 7,07%. Di tingkat penggilingan Rp 6.099 per kg atau naik 7,21%, sedangkan harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp 4.922 per kg naik 8,56%, di tingkat penggilingan Rp 5.011 per kg atau naik 8,57%.
"Jadi untuk GKP dan GKG baik di tingkat petani dan penggilingan masih mengalami kenaikan," ungkap dia.
Meski demikian, Nilai Tukar Petani yang dihitung dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), pada Januari tahun ini sebesar 102,92 atau turun 0,14% dibanding NTP Desember 2017.
Jika dilihat dari subsektor, Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) pada Januari 2018 baik sebesar 1,42%. Sedangkan untuk Nikai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) turun sebesar 0,57%.
"Kalau NTP tanaman perkebunan rakyat turun 1,55%, NTP Peternakan juga turun 0,57%," jelas dia.
Lanjut Suhariyanto menuturkan, Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) per Januari 2018 turun 0,24%. Untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) turun 0,01%, sedangkan untuk Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga turun 0,42%.
" Jadi dari 32 provinsi sebanyak 23 provinsi alami penurunan NTP dan 10 provinsi alami kenaikan," tutup dia.
"Ini di tingkat penggilingan dan yang menyebabkan inflasi Januari sebesar 0,62%," jelas dia.
Untuk harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani per Januari mengalami kenaikan 8,42% menjadi Rp 5.415 per kg, sedangkan di tingkat penggilingan juga naik 8,41% jadi Rp 5.508 per kg.
Sedangkan untuk gabah kering giling (GKG) per Januari untuk di tingkat petani Rp 6.002 per kg atau naik 7,07%. Di tingkat penggilingan Rp 6.099 per kg atau naik 7,21%, sedangkan harga gabah kualitas rendah di tingkat petani Rp 4.922 per kg naik 8,56%, di tingkat penggilingan Rp 5.011 per kg atau naik 8,57%.
"Jadi untuk GKP dan GKG baik di tingkat petani dan penggilingan masih mengalami kenaikan," ungkap dia.
Meski demikian, Nilai Tukar Petani yang dihitung dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), pada Januari tahun ini sebesar 102,92 atau turun 0,14% dibanding NTP Desember 2017.
Jika dilihat dari subsektor, Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) pada Januari 2018 baik sebesar 1,42%. Sedangkan untuk Nikai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) turun sebesar 0,57%.
"Kalau NTP tanaman perkebunan rakyat turun 1,55%, NTP Peternakan juga turun 0,57%," jelas dia.
Lanjut Suhariyanto menuturkan, Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) per Januari 2018 turun 0,24%. Untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) turun 0,01%, sedangkan untuk Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga turun 0,42%.
" Jadi dari 32 provinsi sebanyak 23 provinsi alami penurunan NTP dan 10 provinsi alami kenaikan," tutup dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar