Rabu, 23 Mei 2018

Ekspor RI April 2018 US$ 14,47 Miliar, Naik 9%


Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan hasil ekspor-impor dan neraca perdagangan April 2018. Bulan lalu, ekspor tercatat US$ 14,47 miliar, naik 9,01% dari posisi April 2017. PT BESTPROFIT

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan jika dibandingkan bulan Maret 2018 ada penurunan 7,19% nilai ekspor. BESTPROFIT

"Tapi kalau dibanding April 2017 ekspor masih naik 9,01%," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/5/2018). BEST PROFIT


Ia mengatakan, 92% ekspor kita adalah berasal dari ekspor non migas bisa dilihat penurunan nilai impor 7,19% terjadi karena ada penurunan ekspor baik migas maupun ekspor non migas.

Ekspor migas April 2018 mencapai US$ 1,19 miliar dan ekspor non-migas tercatat US$ 13,28 miliar.

"Untuk ekspor migas di sana bulan April 2018 nilainya US$ 1,19 miliar kalau dibanding dengan posisi ekspor migas Maret 2018 berarti terjadi penurunan 11,32%. Kalau dilacak di sana ekspor gasnya meningkat tapi nilai hasil minyak mentahnya alami penurunan," jelasnya.

Jadi menurut Suhariyanto, penurunan ekspor non migas disebabkan karena hasil penurunan minyak mentah. Sementara ekspor gasnya sebesar 4,36%.

"Ekspor non migas turun 6,8% terjadi untuk penurunan industri pengolahan dan pertambangan, ekspor hasil pertanian alami peningkatan," tambahnya.

Ia menambahkan, selama Maret-April ada fluktuatif komoditas, baik migas dan migas. Misalnya harga minyak Maret US$ 61,87 rata -rata, kemudian April 2018 naik US$ 67,43 per barel.



"Ada beberapa komoditas non migas yang naik, aluminium, nikel dan, cokelat, tapi ada juga komoditas non migas yang dari Maret ke April seperti batu bara turun ini rata -rata," ungkapnya.

Dengan situasi seperti itu, tambah Suhariyanto, harga komoditas ini akan memberi pengaruh ke nilai ekspor dan impor selama April 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar