Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ahmad Heryawan mengaku mendapatkan telepon yang diduga dari KPK. Tapi Aher tak merespons karena sedang banyak pikiran.
"Kemarin ada call center telepon saya, memang dalam posisi saya juga rada-rada banyak pikiran," kata Aher saat dihubungi detikcom, Selasa (8/1/2018).
Selain karena banyak pikiran, Aher mengaku juga sibuk mendampingi istrinya Netty Prasetiyani sosialisasi pencalegan di Cirebon.
"Memikirkan di media ramai, saya nggak respons. Ada masuk dari KPK masuk sekali pukul 13.30 (WIB). Saya sedang di Cirebon, bingung krang-kring telepon. Termasuk dari wartawan juga," kata Aher.
Aher mengaku sengaja tak merespons seluruh telepon yang masuk ke ponselnya.
"Kalau belum jelas urusannya mending saya tahan teleponnnya, takut salah ngomong," tutur Aher.
Pihak KPK sebelumnya mengatakan sudah berupaya menghubungi nomor telepon genggam Aher. Namun Aher tak merespons.
"KPK juga telah menghubungi nomor telepon genggam saksi, namun tidak direspons. Sejak minggu lalu, kami juga sudah sampaikan rencana pemanggilan sebagai saksi," kata juru bicara KPK Febry Diansyah.
Aher sebelumnya dipanggil KPK sebagai saksi untuk tersangka Bupati Bekasi nonaktif Neneng Hasanah Yasin pada 20 Desember 2018. Namun Aher tak hadir karena, menurutnya, surat panggilan salah alamat.
KPK pun mengirim kembali surat panggilan untuk Aher dengan jadwal pemeriksaan 7 Januari 2019. Aher juga tak menghadiri panggilan ini dengan alasan yang sama.
Nama Aher sendiri muncul dalam dakwaan terdakwa kasus dugaan suap Meikarta, Billy Sindoro, dan kawan-kawan. Aher disebut mengeluarkan keputusan nomor 648/Kep.1069- DPMPTSP/2017 tentang Delegasi Pelayanan dan Penandatanganan Rekomendasi Pembangunan Komersial Area Proyek Meikarta di Kabupaten Bekasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar