Seorang warga negara Amerika Serikat (AS) bernama Paul Whelan yang ditahan atas dugaan spionase di Rusia, merupakan seorang mantan Marinir AS. Pihak keluarga menyatakan Whelan tidak bersalah dan datang ke Rusia untuk menghadiri pesta pernikahan temannya.
Dinas Keamanan Domestik Rusia atau FSB menyatakan pihaknya menahan Whelan pada Jumat (28/12) lalu. FSB menyebut Whelan ditahan 'saat melakukan aksi spionase' di Moskow. Penahanan Whelan menandai rentetan kasus spionase terbaru antara Rusia dan negara-negara Barat. Ditegaskan juga oleh FSB bahwa Whelan tengah diselidiki atas pasal 276 Tindak Pidana Kriminal Rusia. Whelan terancam hukuman maksimum 20 tahun penjara jika dinyatakan bersalah.
Seperti dilansir AFP, Rabu (2/1/2019), Departemen Luar Negeri AS menyatakan pihaknya telah diberitahu secara resmi oleh Kementerian Luar Negeri Rusia soal penahanan satu warganya itu. Departemen Luar Negeri AS menyatakan pihaknya juga mencari akses untuk bisa menemui langsung warga AS yang ditahan itu.
"Kewajiban Rusia di bawah Konvensi Wina mengharuskan mereka untuk memberikan akses konsuler. Kami telah meminta akses ini dan mengharapkan otoritas Rusia untuk memberikannya," sebut Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya.
Dalam pernyataan terpisah, pihak keluarga meyakini Whelan tidak bersalah. "Kami telah membaca laporan penangkapan Paul Whelan, putra dan saudara kami, di Moskow. Paul merupakan seorang pensiunan Marinir dan sedang mengunjungi Moskow untuk menghadiri sebuah pernikahan," demikian pernyataan saudara laki-laki Whelan, David, via Twitter.
Dituturkan David bahwa Whelan berhenti berkomunikasi dengan keluarganya pada Jumat (28/12) lalu, yang tergolong tidak biasanya dilakukan Whelan. Keluarga Whelan baru mengetahui penahanannya di Rusia melalui media massa pada Senin (31/12) pagi waktu setempat. Pihak keluarga menyatakan telah berkomunikasi dengan para anggota parlemen AS juga Departemen Luar Negeri AS.
"Kami sangat mengkhawatirkan keselamatan dan kondisinya. Tidak diragukan dia tidak bersalah dan kami yakin hak-haknya akan dihormati," tegas pernyataan keluarga Whelan.
Whelan yang berusia 48 tahun dan lahir di Kanada ini pergi ke Moskow untuk menghadiri pernikahan temannya semasa masih bertugas di US Marine. Temannya yang tidak disebut namanya itu menikah dengan seorang wanita Rusia.
David menegaskan bahwa 'tidak mungkin' tuduhan Rusia soal spionase yang dijeratkan ke Whelan itu benar adanya. "Paul memiliki latar belakang penegakan hukum. Dia seorang Marinir. Dia telah bekerja di korporat keamanan dan dia menyadari baik aturan hukum dan risiko bepergian ke negara-negara yang berisiko untuk para pelancong," tegas David kepada CBC News.
"Tidak mungkin bahwa dia akan mengambil risiko itu saat bepergian ke Moskow, tidak mungkin juga dia melanggar hukum, terutama melanggar hukum soal aksi spionase," imbuhnya.
Beberapa waktu terakhir, Whelan bekerja di sebuah perusahaan penyuplai komponen otomotif, BorgWarner. Dia menjabat sebagai Direktur Keamanan Global di perusahaan itu. Tugasnya antara lain mengawai keamanan di fasilitas-fasilitas perusahaan itu di Auburn Hills, Michigan dan di beberapa negara lainnya.
Penahanan Whelan ini terjadi saat Rusia terlibat rentetan skandal mata-mata dengan negara-negara Barat. Mulai dari insiden diracunnya eks mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Inggris, lalu dugaan intervensi pilpres AS tahun 2016 hingga persidangan mata-mata Rusia, Maria Butina, yang bertindak sebagai agen intelijen asing secara ilegal di AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar