Gubernur Jawa Barat menanggapi aksi masyarakat yang melakukan pembelian barang kesehatan dan sembako secara berlebihan () pasca munculnya (covid-19) di Indonesia. Best ProfitIa menilai mayoritas masyarakat yang memborong barang kesehatan dan sembako berasal dari kalangan menengah atas. Bestprofit"Kebanyakan yang saya monitor yang beli-beli itu menengah atas, dan paniknya itu di supermarket mahal," kata Ridwan di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (4/3).
Ridwan menyayangkan perilaku tersebut. Ia merasa sepatutnya golongan menengah atas dapat lebih berempati kepada pihak yang lebih membutuhkan barang tersebut, dan tidak melakukan panic buying.
"Justru orang kaya ini menurut saya harus lebih empati," ungkapnya. PT BestprofitLebih lanjut, ia mengimbau masyarakat untuk tidak panik atas kasus corona yang mencuat dengan membeli bahan pokok pangan secara berlebihan. Ia menegaskan bahwa pasokan pangan masih aman dan mencukupi lantaran belum ada kebijakan isolasi di daerah-daerah tertentu."Jangan panic buying sembako, karena supply dan demand masih aman. Jika ibu kota sudah diisolasi, maka isu supply dan demand sembako itu baru jadi masalah," jelasnya.Sebelumnya, masyarakat Indonesia dilanda kepanikan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan dua warga Depok positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Sejak pengumuman tersebut, masyarakat banyak menyerbu toko ritel dan apotek. PT Bestprofit Futures
Di apotek, mereka panik dan membeli barang-barang kebutuhan kesehatan khususnya obat-obatan, antiseptik, dan masker dalam jumlah banyak. Di toko ritel, mereka memborong barang kebutuhan pokok atau sembako, seperti makanan instan, minuman kemasan, hingga popok bayi, secara berlebihan dalam sehari.Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebut terjadi lonjakan pengunjung toko ritel sekitar 10 persen sampai dengan 15 persen setelah Jokowi mengeluarkan pengumuman tersebut. Konsekuensinya, apotek dan toko ritel di sejumlah wilayah pun kehabisan stok barang-barang tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar