Novel Baswedan buka suara. Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membeberkan, adanya keterlibatan seorang jenderal polisi dalam peristiwa penyiraman air keras yang menimpanya.
Hal
itu ia ungkapkan setelah dua bulan lebih penyelidikan tak juga
menemukan titik terang. Novel buka suara kepada awak media majalah TIME
di Singapura.
BESTPROFIT
"Saya mendapat informasi bahwa ada seorang jenderal
polisi--berpangkat tinggi--terlibat. Awalnya saya katakan informasi itu
tidak benar. Tapi sekarang setelah berjalan dua bulan dan kasus ini
belum juga terpecahkan, saya bilang (kepada orang yang menduga polisi
terlibat) bahwa rasanya informasi itu benar," ujar Novel, seperti
dilansir Time, Selasa (13/6).
Kini, bola panas berada di tangan
Novel. Ia diminta membeberkan sosok si jenderal berpangkat tinggi yang
terlibat dalam peristiwa merenggut penglihatan mata kirinya itu.
Desakan datang dari Parlemen. BEST PROFIT
"Kenapa
enggak langsung aja sebut atau tunjuk hidung siapa jenderal itu selesai
langsung proses hukum. Kalau saling nuding-nuding buruk bagi stabilitas
nasional apalagi terkait jenderal," ujar Ketua komisi III DPR Bambang
Soesatyo di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/6).
Oleh
karena itu, Bambang menyarankan Novel untuk segera melaporkan dugaan
keterlibatan petinggi Polri atas insiden yang menimpanya ke Irwasum atau
Propam Mabes Polri.
"Saya menyarankan kalau memang Baswedan
punya bukti-bukti dan informasi sampaikan ke pihak berwajib yaitu
kepolisan. Kalau dia polisi bisa diadili oleh Irwasum atau Propam kan
biasanya pelanggaran dari bawah sampai atas ada Propam dan Irwasum,"
tegasnya.
Senada dengan Bambang, Anggota Komisi III dari Fraksi
Partai Hanura Syarifudin Sudding pun meminta Novel langsung menyampaikan
kepada penyidik Polri terkait temuannya itu.
"Kalau informasi
yang disampaikan Novel itu akurat. Seharusnya itu disampaikan ke
penyidik. Supaya pak jenderal yang dia maksud itu bisa terang benderang,
siapa orangnya," ujar Sudding.
Sudding menyarankan, Novel tidak
melempar pernyataan soal dugaan keterlibatan jenderal polisi di kasusnya
itu ke publik. Sebab, hal itu akan menimbulkan tudingan bahwa
penyidikan tidak akan berjalan maksimal karena campur tangan pejabat
Polri. BESTPROFIT
"Seakan-akan kita nanti, masyarakat, katakanlah bahwa
proses penyidikan kepolisian ini tidak berjalan secara maksimal karena
ada keterlibatan katakanlah Jenderal yang dimaksud itu," tegasnya.
"Maksud
saya supaya itu betul-betul katakanlah tidak menjadi bola liar Novel
harus sampaikan apa namanya Jenderal yang dimaksud itu siapa. Lalu
kemudian saya kira itu disampaikan ke pihak kepolisian, penyidik, itu
pasti bisa ditindakalanjuti," sambungnya.
Sementara itu, Korps Bhayangkara sendiri mempertanyakan bukti atas tudingan Novel.
"Semua
kan perlu kami lakukan pemeriksaan alibi seperti apa, kami lakukan
semuanya. Ada beberapa yang dicurigai pelaku, kami lakukan pemeriksaan
alibi yang ada disitu. Kita tunggu apakah ada bukti atau tidak. Yang
terpenting kami lakukan penyelidikan ya, potensi-potensi mana yang
mengarah ke sana," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden
Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar