Jumat, 16 Juni 2017

Bola panas keterlibatan jenderal polisi ada di tangan Novel Baswedan

Novel Baswedan buka suara. Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membeberkan, adanya keterlibatan seorang jenderal polisi dalam peristiwa penyiraman air keras yang menimpanya.

Hal itu ia ungkapkan setelah dua bulan lebih penyelidikan tak juga menemukan titik terang. Novel buka suara kepada awak media majalah TIME di Singapura.
BESTPROFIT
"Saya mendapat informasi bahwa ada seorang jenderal polisi--berpangkat tinggi--terlibat. Awalnya saya katakan informasi itu tidak benar. Tapi sekarang setelah berjalan dua bulan dan kasus ini belum juga terpecahkan, saya bilang (kepada orang yang menduga polisi terlibat) bahwa rasanya informasi itu benar," ujar Novel, seperti dilansir Time, Selasa (13/6).

Kini, bola panas berada di tangan Novel. Ia diminta membeberkan sosok si jenderal berpangkat tinggi yang terlibat dalam peristiwa merenggut penglihatan mata kirinya itu.

Desakan datang dari Parlemen. BEST PROFIT

"Kenapa enggak langsung aja sebut atau tunjuk hidung siapa jenderal itu selesai langsung proses hukum. Kalau saling nuding-nuding buruk bagi stabilitas nasional apalagi terkait jenderal," ujar Ketua komisi III DPR Bambang Soesatyo di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/6).

Oleh karena itu, Bambang menyarankan Novel untuk segera melaporkan dugaan keterlibatan petinggi Polri atas insiden yang menimpanya ke Irwasum atau Propam Mabes Polri.

"Saya menyarankan kalau memang Baswedan punya bukti-bukti dan informasi sampaikan ke pihak berwajib yaitu kepolisan. Kalau dia polisi bisa diadili oleh Irwasum atau Propam kan biasanya pelanggaran dari bawah sampai atas ada Propam dan Irwasum," tegasnya.

Senada dengan Bambang, Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Hanura Syarifudin Sudding pun meminta Novel langsung menyampaikan kepada penyidik Polri terkait temuannya itu.

"Kalau informasi yang disampaikan Novel itu akurat. Seharusnya itu disampaikan ke penyidik. Supaya pak jenderal yang dia maksud itu bisa terang benderang, siapa orangnya," ujar Sudding.

Sudding menyarankan, Novel tidak melempar pernyataan soal dugaan keterlibatan jenderal polisi di kasusnya itu ke publik. Sebab, hal itu akan menimbulkan tudingan bahwa penyidikan tidak akan berjalan maksimal karena campur tangan pejabat Polri. BESTPROFIT

"Seakan-akan kita nanti, masyarakat, katakanlah bahwa proses penyidikan kepolisian ini tidak berjalan secara maksimal karena ada keterlibatan katakanlah Jenderal yang dimaksud itu," tegasnya.

"Maksud saya supaya itu betul-betul katakanlah tidak menjadi bola liar Novel harus sampaikan apa namanya Jenderal yang dimaksud itu siapa. Lalu kemudian saya kira itu disampaikan ke pihak kepolisian, penyidik, itu pasti bisa ditindakalanjuti," sambungnya.

Sementara itu, Korps Bhayangkara sendiri mempertanyakan bukti atas tudingan Novel.

"Semua kan perlu kami lakukan pemeriksaan alibi seperti apa, kami lakukan semuanya. Ada beberapa yang dicurigai pelaku, kami lakukan pemeriksaan alibi yang ada disitu. Kita tunggu apakah ada bukti atau tidak. Yang terpenting kami lakukan penyelidikan ya, potensi-potensi mana yang mengarah ke sana," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar