Jumat, 30 Agustus 2019

Jaga Situasi Kondusif, Peneliti LIPI Setuju Polri Larang Demo di Papua


Peniliti senior LIPI Adriana Elisabeth, mengaku setuju dengan pelarangan demonstrasi yang berpotensi chaos di Papua. Pelarangan tersebut bisa meredakan situasi di Papua.
"Tidak ada yang instan ya, yang paling penting dan urgen mencegah demo, kemudian segera dibebaskan mahasiswa yang ditangkap untuk sementara reda," kata Adriana saat dihubungi, Minggu (1/9/2019).
Larangan demo itu, Adriana mengatakan bisa menghindari bentrokan di Papua. Jika demo diizinkan bisa berpotensi kerusuhan kembali. BEST PROFIT

"Larangan itu sifatnya sementara, kalau dalam pemahaman saya seperti itu, pertama sekali lagi untuk menghindari bentrokan. Kalau ada diizinkan demo pasti berpotensi ya rusuh lagi atau pihak ikut-ikut jadi saya nggak tahu sementara seperti apa artinya sejauh pengamatan saya tujuannya untuk mencegah sebisa mungkin tidak terjadi bentrokan," ucap dia.

Menurut Adriana, hanya dua kejadian demo anarkis di Papua berjalan dengan damai. Demo yang lainnya di Papua berujung ricuh. 

"Mungkin hanya dua demo yang relatif aman ya di Wamena, cuma jalan dan berdoa, Sebelum kerusuhan di Jayapura itu kan juga ada demo aman, tapi segitu banyak hanya dua kali isu rasialisme tapi yang lain sudah campur-campur anarkis, tujuan bergeser ke politik. Nah itu menjadi otoritas polri untuk mencegah karena kalau sudah berhadapan susah menghindari," ucap dia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar