Rabu, 01 April 2020

Posisi Investasi RI Naik Sebelum Ekonomi 'Terinfeksi' Corona

Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar US$338,2 miliar atau sekitar 30,2 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir 2019 atau sebelum virus corona menghantui ekonomi RI. Best Profit

Posisi ini meningkat US$20,9 miliar atau 6,58 persen dari US$317,3 miliar yang setara 30,4 persen dari PDB pada 2018.  Bestprofit

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan kenaikan PII terjadi karena nilai Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) meningkat lebih tinggi dari Aset Finansial Luar Negeri (AFLN). KFLN tercatat sebesar US$711,6 miliar, sementara AFLN US$373,3 miliar pada akhir tahun lalu.  PT Bestprofit


KFLN tercatat meningkat US$47,6 miliar atau 7,2 persen dari 2018. KFLN meningkat karena kondisi ekonomi Tanah Air cukup baik sebelum tertekan penyebaran pandemi virus corona atau Covid-19. 

Hal ini tercermin dari peningkatan transaksi investasi portofolio berupa arus masuk modal asing berjangka panjang di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan obligasi global milik korporasi dan pemerintah. Selain itu, KFLN juga meningkat karena derasnya aliran investasi langsung, khususnya instrumen investasi yang berdenominasi rupiah. PT Bestprofit Futures

Peningkatan terjadi karena penguatan rupiah terhadap dolar AS beberapa waktu lalu. Peningkatan juga didorong kenaikan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir tahun. 

"Ini cerminan kepercayaan investor yang tinggi terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap baik dan imbal hasil aset keuangan domestik yang masih menarik," ucap Onny dalam keterangan resmi, Jumat (27/3). 

Sementara AFLN meningkat US$26,6 miliar atau tumbuh 7,7 persen dari 2018. Peningkatan AFLN terjadi oleh revaluasi positif akibat pelemahan dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia. 

Selain itu juga terpengaruh peningkatan rerata indeks saham di sebagian besar negara-negara penempatan investasi residen. Namun, kata Onny, di sisi lain kenaikan AFLN tidak begitu pesat karena tertahan penurunan transaksi investasi portofolio dan investasi lainnya.
"Terutama didorong transaksi aset dalam bentuk investasi langsung dan cadangan devisa," imbuhnya. 

Ke depan, BI melihat perkembangan PII Indonesia akan tetap baik. Pasalnya, investasi di Tanah Air masih didominasi instrumen jangka panjang, meski tengah terjadi tekanan ekonomi akibat pandemi corona. 

"Meski demikian, Bank Indonesia akan tetap mewaspadai risiko kewajiban neto PII terhadap perekonomian Indonesia," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar