Banyak pasangan bersusah payah mempersiapkan pernikahan impiannya. Padahal, persiapan pernikahan bukan sekadar pre-wedding, tapi juga prekonsepsi. Best Profit
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mengamati para calon pengantin mempersiapkan dengan baik gelaran pernikahan mereka. Namun, kerap tidak mempersiapkan diri jadi calon orang tua dengan baik pula. Bestprofit
"Ini kritik saya. Prewedding, kan, mahal, bisa Rp20juta, Rp30juta, bahkan ratusan juta. Tapi prekonsepsi, yang menyiapkan telur dan sperma, tidak dikerjakan. Padahal, prekonsepsi itu murah. Paling Rp20ribu kalau di desa," ujar Hasto saat webinar bersama BKKKBN dan Astra, beberapa waktu lalu. PT Bestprofit
Prekonsepsi meliputi persiapan yang perlu dilakukan baik oleh calon istri maupun calon suami. PT Bestprofit Futures
Perempuan yang sudah memiliki rencana menikah, jelas Hasti, wajib mengecek kadar hemoglobin-nya. Pengecekan hemoglobin bisa dilakukan setidaknya tiga bulan sebelum bulan madu. Lowongan Kerja
Jika ditemukan kekurangan hemoglobin atau anemia, perempuan perlu mengonsumsi tablet tambah darah. Upaya ini dilakukan untuk mencegah anemia saat ada peluang hamil. Hasto berkata, anemia pada ibu hamil maka berisiko melahirkan bayi stunting.
"Ini-lah persiapan bagi ibu, murah sekali cek Hb, kalau pakai BPJS gratis. Untuk tablet tambah darah mungkin hanya Rp5ribu," imbuhnya.
Tak hanya perempuan, calon mempelai pria juga perlu menyiapkan kualitas spermanya.
Hasti mengatakan, sperma pria dibuat atau diproduksi selama 75 hari. Sperma yang keluar pada hari itu merupakan sperma yang sudah diproses selama 75 hari sebelumnya. Jika disiapkan dengan baik, maka pria akan memiliki sperma yang berkualitas baik hingga memperbesar peluang kehamilan.
Calon suami-istri setidaknya membutuhkan waktu tiga bulan persiapan prekonsepsi sebelum menikah. Calon istri membutuhkan waktu 90 hari, calon suami selama 75 hari.
"Sebelum menikah, tiga bulan sebelumnya mesti periksa-periksa," kata Hasto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar