Keputusan AC Milan menunjuk Marco Giampaolo patut dipertanyakan. Pasalnya, track record Giampaolo sebagai pelatih begitu mengkhawatirkan. Seperti apa?
Setelah ditinggal Gennaro Gattuso, Milan bergerak cepat mencari penggantinya. Dikaitkan dengan beberapa nama, Milan akhirnya memilih Giampaolo yang musim lalu melatih Sampdoria.
Giampaolo sudah memutus kontraknya bersama Sampdoria untuk kemudian memilih Milan sebagai pelabuhan berikutnya. Bagi Giampolo, ini bisa dikatakan puncak kariernya sebagai pelatih mengingat selama ini dia hanya berada di klub-klub kecil.
Sebelum melatih Sampdoria pada 2016, Giampaolo menangani klub-klub seperti Cagliari, Siena, Catania, Cesena, Brescia, Cremonese, dan Ascoli. Bahkan saat menjadi asisten pelatih tahun 2000, Giampaolo cuma berada di klub seperti Pescara, Giulianova, dan Treviso.
Maka wajar jika pengangkatan Giampaolo ini dipertanyakan oleh fans Milan mengingat klub sebenarnya butuh pelatih top yang bisa melajukan klub lagi ke persaingan papan atas Serie A, atau minimal rutin finis empat besar. Milan sudah enam tahun lebih absen dari Liga Champions.
Apalagi statistik Giampaolo sebagai pelatih tidak bagus-bagus amat. Sedari menjadi pelatih kepala pada 2004, Giampaolo sudah turun di 325 pertandingan dengan 107 kemenangan, 84 imbang, dan 134 kekalahan. Dari statistik itu saja, sudah bisa diukur sejauh mana kemampuan Giampaolo.
Jika mau dipersempit saat menangani Sampdoria sedari 2016, Giampaolo punya rekor menang-kalah yang tipis, yakni 49 kemenangan berbanding 48 kekalahan dari 123 pertandingan dengan rataan 1,41 poin. Ada 183 gol dicetak dan kebobolan 177 gol.
Bagaimana fans Milan melihat statistik? Coba kita bandingkan dengan Gattuso yang punya 40 kemenangan, 23 imbang, dan 20 kekalahan selama menangani Milan sejak Desember 2017.
Tapi, Giampaolo juga tidak buruk-buruk amat sebenarnya dari segi permainan. Tengok saja Sampdoria musim lalu yang dibawanya bermain aktraktif dengan formasi 4-3-1-2 favoritnya. Formasi ini pernah tenar di Milan saat Carlo Ancelotti melatih dengan Rui Costa sebagai trequartista alias penyerang lubang menopang Andriy Shevchenko dan Filippo Inzaghi.
Nah, dengan materi skuat Milan saat ini, Giampaolo bisa menerapkan strategi favoritnya itu dengan memainkan Krzysztof Piatek dengan penyerang Milan lain seperti Patrick Cutrone atau Andre Silva yang balik dari Sevilla. Belum lagi, Milan juga disebut akan memboyong Andrej Kramaric dari Hoffenheim.
Musim lalu, Sampdoria memang cuma finis posisi kesembilan tapi produktivitas tim tersebut melebih Inter Milan (57), Torino (52), Lazio (56), atau bahkan Milan (55), yang berada di atasnya. Il Samp membuat 60 dengan 26 gol di antaranya dibuat penyerang gaek Fabio Quagliarella.
Sementara tandem Quagliarella, GoeGregoire Defrel, mencatatkan 11 gol. Jadi, meski punya statistik buruk, ada sedikit harapan Giampaolo bisa membuat lini serang Milan lebih meledak lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar