Kamis, 11 Januari 2018

2017, realisasi investasi sektor perindustrian capai Rp 288,71 triliun

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mencatat realisasi investasi di sektor industri pada tahun 2017 mencapai USD 21,6 miliar atau Rp 288,71 triliun dengan jumlah proyek sebanyak 256 proyek. Realisasi ini diklaim sebagai penyumbang investasi tertinggi dibandingkan sektor lainnya. BESTPROFIT
Tercatat, sektor pariwisata menyumbang sebesar USD 17 miliar dengan 159 proyek, pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR) USD 1,2 miliar dengan 98 proyek. Sektor ESDM USD 1,18 miliar dengan 32 proyek, perdagangan USD 0,92 miliar dengan 427 proyek, dan pertanian USD 0,27 miliar dengan 22 proyek, serta sektor lainnya sebesar USD 0,43 miliar dengan 60 proyek.
"Pemerintah terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif serta memberikan kemudahan berbisnis di dalam negeri agar para investor meningkatkan penanaman modalnya di Indonesia dalam membangun perekonomian nasional yang lebih inklusif dan berkualitas," kata Airlangga melalui keterangan resminya, Jumat (12/1).
Dia menambahkan, komitmen investasi baru yang masuk ke Indonesia di tahun 2017 mencapai USD 42,6 miliar atau Rp 569,45 triliun dengan jumlah proyek sebanyak 1.054 proyek. Untuk itu, pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait terus bersinergi untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik investasi di sektor industri.
Seperti penciptaan iklim usaha yang kondusif dan kepastian hukum, penggunaan teknologi terkini untuk mendorong peningkatan mutu, efisiensi dan produktivitas, serta pemberian fasilitas berupa insentif fiskal. Juga didukung dengan ketersediaan bahan baku, harga energi yang kompetitif, sumber daya manusia (SDM) kompeten, serta kemudahan akses pasar dan pembiayaan.
Pada tahun 2018, ditargetkan nilai investasi yang bisa ditarik dari 13 kawasan industri akan mencapai Rp 250,7 triliun. Sementara itu, proyeksi investasi di industri secara keseluruhan sektor manufaktur pada tahun ini sebanyak Rp352 triliun.
"Dengan adanya investasi di sektor industri, tercipta lapangan kerja baru dan multiplier effect seperti peningkatan nilai tambah dan penerimaan devisa dari ekspor. Oleh karenanya, industri menjadi penunjang utama dari target pertumbuhan ekonomi," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar