Jumat, 16 Maret 2018

Gina Haspel, direktur CIA baru yang gemar siksa tahanan terorisme

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunjuk Gina Haspel sebagai direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) yang baru. Direktur CIA sebelumnya, Mike Pompeo, berpindah jabatan menjadi Menteri Luar Negeri AS menggantikan Rex Tillerson yang dipecat kemarin. BESTPROFIT
Penunjukkan Haspel terbilang cukup mengejutkan. Pasalnya, dia adalah perempuan pertama yang menduduki jabatan tersebut. Namun meski perempuan, pengalaman Haspel di dunia intelijen sangat luas karena sudah 33 tahun dia bergabung dengan CIA.
Bicara soal Haspel, maka yang akan muncul adalah operasi hitam dalam upaya memberantas terorisme. Haspel dikenal sebagai sosok yang sangat brutal dalam menangani para tahanan teroris. Dia dikirim ke berbagai penjara dunia untuk menghidupkan kembali teknik penyiksaan selama proses interogasi.
Dilansir dari laman New York Times, Rabu (14/3), Haspel dikirim ke penjara rahasia Thailand pada 2002 setelah serangan 11 September. Menurut beberapa laporan, Haspel menginterogasi beberapa tokoh kunci Al Qaeda di sana dengan cara yang sangat kejam, seperti membenturkan kepala ke dinding atau waterboarding (mengikat tangan dan wajah lalu disiram air dengan kondisi kepala tertutup).
Haspel juga diyakini pernah menghancurkan video interogasi CIA pada 2005 untuk menghilangkan bukti. Namun, kabar tersebut tidak pernah terbukti sehingga Haspel pun dibebaskan tanpa tuntutan.
Meski banyak menerima kritik atas praktik interogasi yang dilakukannya, namun banyak yang menilai Haspel sebagai sosok yang tangguh dan profesional.
Dia terkadang membantu dinas intelijen asing dan juga FBI untuk memecahkan suatu kasus sulit. Dia berhasil berbaur dan menjadi agen terbaik dalam divisi yang didominasi oleh laki-laki.
Sejak bergabung dengan CIA pada 1985 lalu, Haspel pernah ditugaskan ke Eropa Tengah, Turki, dan Asia Tengah, sebelum kembali ke New York untuk menyelidiki kasus kematian Osama bin Laden.
Kemampuan Haspel yang mumpuni sebagai agen banyak digembar-gemborkan oleh anggota komunitas intelijen terkemuka, termasuk pejabat di masa pemerintahan Barack Obama, James Clapper, mantan Direktur Intelijen Nasional.
"Saya pikir dia sangat mampu, cerdas, dan banyak pengalaman. Dia dihormati oleh jajaran agen dan dia adalah org hebat," kata Clapper seperti dikutip dari laman the Guardian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar