Rabu, 28 Februari 2018

Mempertemukan eks napi teroris dengan korban dalam silaturahmi kebangsaan

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) membuat terobosan untuk memajukan program penanggulangan terorisme di masa mendatang. Lembaga ini pun menggagas pertemuan para mantan napi terorisme dengan korban terorisme (penyintas). PT BESTPROFIT
Pertemuan bertajuk 'Silaturahmi Kebangsaan Satukan NKRI' digelar 26-28 Februari di Hotel Borobudur Jakarta Pusat. Langkah ini merupakan upaya BNPT agar mantan napiter dan penyintas dapat difasilitasi sesuai nawacita Presiden Joko Widodo yaitu menghadirkan negara kepada setiap elemen bangsa. BESTPROFIT
"Masukan dari peserta pastinya cukup beragam sehingga membutuhkan kerjasama lintas sektoral terutama di bidang pendidikan, pemberdayaan ekonomi dan kesehatan. Karena itu kami akan menghadirkan beberapa menteri terkait di akhir acara ini," ujar Sestama BNPT, Mayjen R. Gautama Wiranegara dalam keterangannya, Senin (27/2). BEST PROFIT
Khusus untuk penyintas, lanjut Gautama, pihaknya sangat paham bantuan medis, rehabilitasi psikologi, psikososial, kompensasi serta dukungan bagi keluarga yang meninggal dunia sangat dibutuhkan. Karena itu, BNPT akan terus berupaya agar revisi UU Terorisme tidak hanya mengakomodasi unsur penindakan dan pencegahan, namun juga mengakomodasi perspektif para penyintas.
Gautama juga mengucapkan banyak terima kasih kepada organisasi non-pemerintah yang sudah membantu perjuangan para penyintas. Karena organisasi ini berperan penting dalam memastikan kebutuhan penyintas telah benar-benar dipahami dan dikomunikasikan.
"Organisasi seperti ini harus didukung dalam mengadvokasi kebutuhan korban. Saya memperhatikan terdapat berbagai organisasi yang sangat peduli terhadap kebutuhan para korban. Mereka ada karena keprihatinan terhadap berbagai aksi terorisme pasca-bom Bali, bom Kuningan, bom Marriott, serangan Thamrin, Solo maupun serangan-serangan lainnya," tuturnya.
Mantan Direktur Kontra Separatis BIN ini menjelaskan, tak hanya mantan napiter dan penyintas saja yang dihadirkan dalam acara 'Satukan NKRI' ini. Pada puncak acara, BNPT menghadirkan beberapa menteri terkait dan para pemimpin redaksi dari berbagai media nasional untuk memberikan masukan dan saran terkait upaya penanggulangan terorisme.
"Maka dari itu melalui silaturahmi inilah, tiga pilar utama kegiatan ini yakni mantan napiter, penyintas, dan media diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan saran-saran kepada pemerintah," tutur jebolan Akademi Militer 1983 ini.
Lebih lanjut Sestama mengatakan, selama ini BNPT telah menghasilkan berbagai kemajuan, yang salah satunya terkait bidang koordinasi dengan 36 kementerian/lembaga (K/L). Dan acara 'Satukan NKRI' ini adalah upaya koordinasi tersebut. Koordinasi yang dilakukan mencakup bidang anggaran, pendidikan, jaminan sosial dan lain sebagainya.
"Pada bidang anggaran, diharapkan bahwa masing-masing K/L terkait dapat menyediakan anggaran khusus untuk pembinaan mantan napiter dan penyintas," tuturnya.
Lalu pada bidang pendidikan, BNPT telah menggandeng Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi untuk merumuskan format pemberian dukungan beasiswa dan pendidikan keagamaan dan wawasan kebangsaan sebagai bagian dari pembinaan masyarakat.
"Di bidang pemenuhan kebutuhan sosial, BNPT bekerja sama dengan Kementerian Sosial, Kementerian Usaha Kecil dan Menengah dalam penguatan perekonomian, jaminan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Ini semua merupakan tanda bahwa negara menjamin hak asasi manusia seluruh elemen masyarakat terutama mantan napiter dan penyintas," jelasnya.
Acara 'Satukan NKRI' ini dihadiri sebanyak 124 mantan napiter dan 51 penyintas. Pada acara hari ini para peserta ini akan dibekali materi motivasi dengan menghadirkan motivator dan psikolog, Nanang Kosim. Selain itu acara ini juga diisi dengan Dialog Kebangsaan dengan menghadirkan beberapa narasumber Nasarudin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal), Ahmad Syafii Mufid (direktur INSEP) dan Yudi Latif (Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pembinaan Ideologi Pancasila).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar