Kamis, 24 November 2016

Megawati turun gunung jaga keutuhan NKRI

Penetapan Basuki T Purnama sebagai tersangka penistaan agama tak membuat gelombang unjuk rasa berhenti. Massa akan kembali turun ke jalan pada 2 Desember nanti. Namun aparat mencium adanya gerakan makar.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan akan menindak siapa pun pendemo melanggar hukum. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo juga menegaskan jika tujuan unjuk rasa untuk makar prajuritnya siap menindak tegas.

Kondisi ini dirasa cukup mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sejumlah tokoh terus melakukan pertemuan untuk membuat suasana tetap sejuk. Kemarin, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sowan ke Presiden Joko Widodo.

Pertemuan keduanya berlangsung sekitar satu jam sejak pukul 12.30 WIB hingga pukul 13.30 WIB. Menu makan siang di antaranya ada mi. Makanan itu ternyata dibawa Megawati untuk Jokowi.

Mega menilai ada sejumlah pihak sengaja menunggangi isu-isu tertentu untuk kepentingan politiknya. Hal itu terlihat dari aksi 4 November lalu di depan Istana Merdeka, berakhir rusuh.

"Pilkada itu sebetulnya berjalan setiap tahun, hanya sekarang ini ada sebuah hal yang menurut saya justru dibuat sedemikian rupa membesarkan satu Pilkada Jakarta. Yang seharusnya kita sendiri menjaga," kata Presiden kelima ini saat memberikan keterangan pers di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/11).

Megawati menegaskan, dirinya sudah berulang kali meminta berbagai pihak untuk menyejukkan suasana. Termasuk mengajak media untuk tidak membesar-besarkan polemik jelang Pilgub DKI.

Dari pengamatannya, Megawati merasa banyak di antara pengunjuk rasa 4 November 2016 tidak mengetahui substansi dari aksinya. Karena ketidaktahuan rakyat itu memberi peluang kepada pihak tertentu untuk memanfaatkan situasi.

"Kelihatan sekali banyak dari mereka (pengunjuk rasa) tidak tahu, tapi mereka ikut serta. Lalu dikatakan sejak awal sudah damai, tetapi akhirnya semua juga melihat bahwa ada mereka yang berupaya justru membuat tidak baik," tutur dia.

Mega juga menyarankan agar Jokowi menggelar pertemuan dengan pimpinan partai politik untuk menenangkan kekisruhan yang terjadi jelang Pilgub DKI 2017. Selain itu, putri proklamator Soekarno ini juga meminta izin kepada Jokowi sebelum dirinya melakukan pertemuan dengan pimpinan parpol yang pernah menjadi lawan dalam Pilpres 2014.

"Saya minta izin supaya bisa ketemu komunikasi karena kan KIH (Koalisi Indonesia Hebat) sudah tidak ada. Dari KMP sendiri sudah dua partai yang masuk dalam pemerintahan," ujar Megawati.

Lebih lanjut, Presiden RI kelima ini mengatakan dalam pertemuan antar pimpinan parpol nantinya, dia ingin meminta penjelasan terkait pecahnya dukungan di Pilgub DKI Jakarta.

"Nanti tentunya bagaimana dengan PAN, PPP, PKB yang dewasa ini kalau kita mengetahui mereka mengikuti pilkada dengan pencalonan yang berbeda, padahal saya sudah mengatakan bahwa kalau tadinya sudah bersatu di dalam sebuah penguatan di pemerintahan ya seharusnya di dalam pilkada-pilkada yang ada kita bisa bersama-sama," jelasnya.

Sebelumnya, Mega juga sudah bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto. Novanto bertandang ke kediaman Mega pada Minggu (20/11) kemarin. Adapun tema utama dalam pertemuan tersebut adalah untuk membahas dukungan terhadap Ahok- Djarot. Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath menyebut Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Rizieq Shihab menjamin demonstrasi Bela Islam Jilid III akan berlangsung secara damai.

"Tanggal 2 desember itu bukan lagi demo damai tapi super damai. Nah jadi kita menginginkan negara kita ini penuh dengan kedamaian," katanya dalam silaturahim tokoh lintas agama dengan Menko Polhukam di Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (21/11). BESTPROFIT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar