PDIP memberikan pembekalan bakal caleg dari kalangan artis. Pembekalan dilakukan untuk membangun watak kesadaran akan kebudayaan Indonesia. PT BESTPROFIT
"Bung Karno mengatakan Indonesia berkepribadian dalam kebudayaan, yakni kebudayaan kita. Bukan kebudayaan Amerika, bukan kebudayaan Eropa, bukan India, kebudayaan Arab, bukan kebudayaan China. Tapi Indonesia sebagai Taman Sarinya kebudayaan-kebudayaan besar dunia yang dibumikan dalam kepribadian bangsa Indonesia," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangannya, Senin (30/7/2018). BEST PROFIT
Pembekalan dilakukan hari ini di kantor DPP PDIP, Jl Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat. Sederet bacaleg artis yang mengikuti pembekalan antara lain Rano Karno, Agustina Hermanto (Tina Toon), Andre Hehanusa, Harvey Malaiholo, Jeffry Waworuntu, Angel Karamoy, Ian Kasela, Krisdayanti, Chica Koeswoyo, Sarry Koeswoyo, Lita Zen dan Kirana Larasati. BESTPROFIT
Kepada mereka, Hasto menyampaikan sejarah kaderisasi PDIP. Kaderisasi dilakukan PDIP pasca-reformasi 1998.
"Maka ketika Ibu Mega bergabung dengan PDI tahun 1986, dan 1987 ikut Pemilu lalu terpilih sebagai anggota DPR. Beliau ke daerah-daerah dan berjuang agar 'tenggorakan rakyat' yang selama ini tersumbat, bisa bersuara kembali," terang Hasto.
Tidak hanya membahas kaderisasi, acara ini juga disampaikan kekayaan cita rasa nusantara. Salah satu contoh dari kekayaan nusantara ini pernah disajikan melalui makanan-makanan saat Konferensi Asia Afrika tahun 1955.
"Ada soto, bajigur, ubi kayu. Itu menu utama kita. Sekarang kita meninggalkan itu. Jadi nanti kalau kampanye, buatlah apotek hidup. Kita minum jamu, tauco, tempe, tahu, buntil, oncom," kata Hasto.
Di balik diplomasi makanan, PDIP menjelaskan alasan Sukarno mempopulerkan bumbu nusantara tersebut. Seperti diketahui, salah satu masakan kesukaan Sukarno selama menjabat presiden adalah sayur lodeh.
"Bung Karno, itu kesukaannya sayur lodeh. Nah ini kita populerkan kembali," ujar Hasto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar