Jumat, 20 Januari 2017

Beruang kurus di Bonbin Bandung pernah mengidap cacingan

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mengatakan, beruang madu jantan yang menjadi sorotan lantaran badannya kurus, ternyata pernah teridentifikasi mengidap cacingan. Hal ini terungkap dari pemeriksaan yang dilakukan tim dokter hewan Taman Safari Indonesia (TSI) pada 11 - 16 Mei 2016 lalu.
Kepala BBKSDA Jawa Barat Sustyo Iriyono mengatakan, sejak kematian Gajah Yani pada Mei 2016, Balai Besar KSDA Jawa Barat telah menyampaikan surat ke Taman Safari Indonesia terkait dengan bantuan dokter hewan dan tenaga manajemen pengelolaan satwa untuk melakukan pengecekan seluruh koleksi satwa di Kebun Binatang Bandung.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Tim Dokter Hewan terkait kondisi dan kesehatan satwa koleksi di Kebun Binatang Bandung, dari semua jenis satwa yang diperiksa, khusus utuk jenis Beruang Madu (Helarctos malayanus) dari 11 (sebelas) ekor Beruang Madu (Helarctos malayanus), hanya 1 (satu) ekor Beruang Madu (Helarctos malayanus) berjenis kelamin jantan, dengan estimasi usia sekitar 20 tahun, memperlihatkan kondisi tubuh yang kurus yang menunjukan investasi parasit.
"Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel feses, menunjukan positif (+) larva cacing," ujar Sustyo, di kantornya, Jumat (20/1).
Menurut dia, Taman Safari Indonesia kembali menugaskan tim dokter pada 19-20 Mei 2016. Hasil pengecekan terhadap Beruang Madu yang kurus, disarankan dilakukan evaluasi pakan, penimbangan jumlah intake, jumlah feses, memisahkan satwa saat makan, dan terapi enzym serta suplemen.
Selanjutnya, pada 25-26 Mei 2016 tim dokter hewan Taman Safari Indonesia memeriksa satwa di Kebun Binatang Bandung khususnya terkait Beruang Madu (Helarctos malayanus) dinyatakan gejala kekurusan dan memakan feses sendiri. Saran treatmen dari tim dokter hewan untuk Kebun Binatang Bandung yakni evaluasi pakan dan perbaikan pakan, diisolasi di kandang dalam (kandang tidur) untuk observasi dan pemantauan nafsu makan, dikeluarkan di kandang pamer bergantian dengan 3 ekor lainnya, pemberian multivitamin selama 1 bulan dan pemberian nutriplus gel.
Sustyo menjelaskan, dari hasil pengecekan sementara yang dilakukan oleh Tim Pulbaket Balai Besar KSDA Jawa Barat terhadap Beruang Madu (Helarctos malayanus) pada tanggal 18 Januari 2017, diperoleh hasil bahwa kondisi 10 ekor Beruang Madu (2 ekor jantan, 8 ekor betina) dalam keadaan sehat dan beraktifitas normal. Kondisi satu ekor Beruang Madu kurus (Jantan), usia sudah 25 tahun, terlihat beraktifitas normal.
Adapun mengenai kondisi kesehatan terkini kata Susatyo, dapat dipastikan setelah pemeriksaan secara menyeluruh oleh Dokter Hewan yang berkompeten (PKBSI/TSI). Pihaknya pun masih menunggu laporan terbaru dari tim dokter hewan yang masih melakukan pemeriksaan.
"Kami menugaskan Tim Pulbaket Balai Besar KSDA Jawa Barat ke Kebun Binatang Bandung. Pengambilan langkah-langkah konkrit dan proporsional selanjutnya, didasarkan atas hasil laporan lengkap dari Tim Pulbaket Balai Besar KSDA Jawa Barat ," ungkapnya.
Susatyo menambahkan, pihaknya akan meminta Kebun Binatang Bandung untuk melakukan ekspose pengelolaan koleksi satwa di Kebun Binatang Bandung pada hari Senin, tanggal 23 Januari mendatang. Salah satu tujuannya dalam rangka klarifikasi mengenai Beruang Madu (Helarctos malayanus) yang kurus dan kelaparan. BEST PROFIT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar