Pergantian pengurus PP PBSI membuat kontrak individu pemain pelatnas
dispekulasikan. Sekretaris Jendral PBSI Achmad Budiharto memastikan
sistem tersebut dipertahankan.
Kontrak individu bagi pemain
pelatnas PBSI baru diterapkan pada era kepemimpinan Gita Wirjawan.
Sistem ini diyakini membuat pemain lebih bertanggung jawab dengan
prestasinya. Di sisi lain, pemain bisa mendapatkan nominal kontrak lebih
besar ketimbang sistem sebelumnya, dengan kolektif.
Ya sebelum
kabinet Gita, PBSI menganut sistem kontrak pemain kolektif dengan salah
satu apparel. Besaran kontrak untuk masing-masing ditentukan oleh PBSI
kemudian.
"Kami
tetap masih menggunakan sistem sponsor individu. Saya tahu memang ada
isu untuk sponsor atlet akan berubah ke kolektif, tapi saya kira tidak.
Kami akan tetap berjalan dengan sponsor individu," kata Budiharto kepada
detikSport pada Rabu (4/1/2017).
"Kemudian
sponsor-sponsor besar juga kelihatannya akan bergairah karena mereka
melihat prospek yang baik dari atlet-atlet kita. Dan saya kira
kepengurusan ini membawa aura positif untuk perubahan-perubahan yang
lebih besar," lanjut dia.
Sesuai jadwal, bidding kontrak pemain dibuka lagi pada Februari.
"Kalau
saya lihat dari angka itu 30 persen peningkatannya, over all ya.
Beberapa pemain bahkan peningkatannya lumayan. Tapi kan ada beberapa
yang sudah habis masa kontraknya juga, jadi kita lihat pasarnya seperti
apa," ungkap Budi.
Seperti Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, dan
ada beberapa pemain lain potensi, ada yang kontrak dengan sponsornya
sudah habis. Sehingga harus dilakukan bidding kembali.
"Pada Februari nanti (kita mungkin akan bidding kembali)," katanya. BESTPROFIT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar