Selasa, 03 Januari 2017

Prancis akan Gelar Konferensi Timur Tengah, Netanyahu Khawatir

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berharap bisa menangkal setiap tindakan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) terhadap kebijakan pemerintahannya. Hal ini diungkapkan Netanyahu menjelang digelarnya konferensi di Paris, Prancis untuk membahas perdamaian Timur Tengah, akhir bulan ini.

Pada 23 Desember 2016, Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi yang menyerukan Israel untuk menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Dalam voting DK PBB, resolusi itu disetujui 14 negara anggota DK PBB sedangkan Amerika Serikat memilih untuk abstain.

Keputusan AS yang merupakan sekutu Israel, untuk abstain dalam voting DK PBB tersebut, membuat Netanyahu merasa dikhianati. Dia bahkan menuding Presiden AS Barack Obama sengaja berkonspirasi untuk meloloskan resolusi PBB itu, dengan tidak menggunakan hak veto saat voting. Usai diadopsinya resolusi DK PBB tersebut, Netanyahu menyatakan Israel akan mengkaji ulang hubungannya dengan PBB.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (4/1/2017), otoritas Prancis akan menjadi tuan rumah bagi 70 negara pada 15 Januari mendatang, dalam pertemuan yang bertujuan membahas proses perdamaian Israel-Palestina. Konferensi itu ditolak oleh Netanyahu sejak awal dan disebutnya sebagai 'sia-sia'.

"Ada pertanda bahwa mereka akan berusaha mengarahkan keputusan yang dihasilkan di sana menjadi keputusan berikutnya dalam Dewan Keamanan (PBB)," sebut Netanyahu dalam pertemuan dengan para duta besar Israel di Yerusalem.

"Oleh karena itu, upaya utama kami untuk saat ini adalah mencegah keputusan PBB lainnya, keputusan lain oleh Dewan Keamanan. Dan juga mencegah keputusan oleh kelompok Kuartet," imbuhnya merujuk pada sebutan untuk Amerika Serikat, Rusia, PBB dan Uni Eropa.

"Kita menginvestasikan upaya diplomatik yang besar pada hal ini," ucap Netanyahu, tanpa menjelaskan lebih lanjut. BESTPROFIT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar